Perjanjian

Pria Dingin Itu Suamiku Bagian 15

Oleh Sept

Semula Tiwi merasa kasihan dan respect, bagaimana pun juga Dito sekarang adalah suaminya. Melihat pria itu tidak baik-baik saja, ia pun prihatin. Namun, betapa menjengkelkannya pria tersebut. Kepedulian Tiwi malah disambut dengan sikap dingin dan arrogant pria itu, jelas Tiwi sakit hati.

'Tau begitu nggak aku tegor!' rutuk Tiwi dalam hati. Ia yang kesal kemudian memutuskan melanjutkan tidur. Biar suaminya itu mual-mual di kamar mandi lagi, ia tidak mau peduli lagi.

***

Pagi hari.

Tiwi bangun dengan badan yang segar, entah mengapa ia merasa sangat fit. Janin dalam perutnya juga pintar sekali, tidak menandakan adanya keluhan seperti mual atau muntah.

Tiwi lalu tersadar, ia melihat sofa. Kosong tidak ada penghuninya.

"Di mana dia?" batin Tiwi kemudian melihat sekeliling.

Huek huekk

Bibirnya menggembang mengulas senyum tatkala mendengar suara orang mual di dalam kamar mandi. Sukurin, biar tahu rasa. Entah mengapa ia merasa senang sekali, sambil mengusap perutnya, Tiwi kemudian keluar kamar. "Anak pinter."

'Terima kasih sudah mewakili,' batin Tiwi tersenyum sumringah.

***

Tiwi sempat cuci muka di kamar mandi belakang di dekat dapur, kemudian mendekati bibi yang sedang masak.

"Aduh, harum banget. Masak apa, Bi?" tanya Tiwi sambil menelan ludah. Tiba-tiba ia menjadi lapar sekali.

"Udang sauce honey, Non." Bibi kemudian melanjutkan masak, sambil menjawab wawancara dari nona mudanya itu.

"Bibi paling tahu aku suka itu," ucap Tiwi dengan tatapan ingin. Seperti tidak sabar ingin memakan habis semuanya.

"Ini buat nyonya besar, kan Non Tiwi allergy udang?" dahi bibi langsung mengkerut.

"Kata siapa? Aku suka kok," kata Tiwi yakin. Padahal Tiwi memang allergy pada hewan tersebut. Tapi sekarang kok ingin sekali makan itu.

"Aku ambil nasi ya, Bi. Itu sepertinya dah mateng, laper nih."

Tiwi bergegas mengambil wadah piring, sudah siap untuk eksekusi udang madu yang terlihat sangat enak itu.

"Iya ... iya, Non." Bibi kemudian melirik nona mudanya yang kelihatan aneh. Seperti gak makan berhari-hari.

Bibi yang merasa aneh pun kemudi mengambil makanan untuk nona mudanya itu. Ia memberikan pada Tiwi langsung.

"Ini, Non."

"Wah, pasti lezat. Aku sarapan dulu, Bi."

Tiwi makan duluan, padahal semua orang belum makan pagi itu.

KLEK

Suara pintu terbuka, nyonya Haidar keluar. Dia mau melihat ke belakang, kok sepertinya ada suara orang bicara.

Dilihatnya Tiwi sedang lahap makannya. Pandangan nyonya Haidar kemudian beralih ke rambut Tiwi.

"Kok kering ya? Apa Tiwi gak keramas?" gumam nyonya Haidar. Sang mama memperhatikan anak gadisnya yang kini sudah resmi menikah.

"Sayang," sapa wanita paruh baya tersebut.

Tiwi menoleh sebentar lalu lanjut makan lagi, sekarang selera makanya lagi bagus-bagusnya.

"Mana suamimu?" tanya nyona Haidar pada sang anak.

Tiwi ngelag sebentar ketika mendengar pertanyaan sang mama. Kata suamimu cukup membuatnya geli.

"Oh, ada, Ma. Di kamar," jawab Tiwi cuek. Tiwi kemudian melanjutkan aktivitasnya lagi.

"Kok makan sendiri? Ajak dong suamimu makan bareng." Nyonya Haidar menatap aneh pada putrinya, kok malah makan sendiri. Biasanya pengantin baru mesra-mesraan. Makan sepiring berdua, suap-suapan. Ini kok macam apa? Mana rambut pagi-pagi tidak basah.

"Oh, iya," jawab Tiwi singkat.

Nyonya Haidar pun hanya geleng-geleng kepala.

Selang beberapa menit, Tiwi pergi ke kamarnya. Sekalian ngajak Dito sarapan.

***

"Maaaaa!" teriak Tiwi kencang.

Tap tap tap

Semua orang langsung lari ke kamar pengantin baru tersebut. Kamar pengantin yang terasa dingin, tidak ada hangat-hangatnya.

"Ada apa, Wi?" tanya nyonya Haidar yang datang lebih dulu ke kamar tersebut. Kemudian disusul oleh pak Burhan.

"Ada apa ini?"

Semua menatap ke depan pintu kamar mandi, Dito tergeletak pingsan. Sepertinya pria itu mabok parah gara-gara ngidam. Atau kena karma, karena semalam jutek sama mama si janin.

Dengan bantuan penjaga rumah, Dito diangkat ke ranjang. Tiwi sendiri mencoba menelpon dokter pribadinya. Sambil menunggu dokter datang, nyonya Haidar meminta bibi bikin sesuatu yang hangat.

Setengah jam kemudian, dokter datang. Seperti apa yang dikatakan dokter Richard dulu, Dito ini kena couvade syndrome. Mendengar penuturan dokter, nyonya Haidar malah tersentuh. Ia merasa Tiwi gak salah menikahi Dito. Sedangkan Tiwi, ia tidak banyak komentar. Lagian dia masih sakit hati karena sikap Dito semalam.

***

Semua orang telah pergi, kini hanya Dito dan Tiwi dalam kamar.

"Nih, makan. Minum obatnya," kata Tiwi kemudian duduk di sofa. Tiwi jadi dingin, ia membalas perlakuan pria tersebut.

Dito melirik masam.

"Aku mau balik ke apartment!" cetus Dito kemudian menyingkirkan semua obatnya.

"Balik saja, siapa yang larang," jawab Tiwi enteng.

"Kau harus ikut bersamaku."

Tiwi melirik pedas.

"Kalau aku gak mau bagaimana?"

Dito langsung turun dari ranjang. Pria itu kemudian mencari tas miliknya, setelah ketemu, ia mengeluarkan sebuah kertas.

"Baca ini baik-baik, dan kalau setuju tanda tangan di sini!" ucap Dito.

Mulanya Tiwi cuek, tapi pas membaca barisan kata tersebut. Matanya membulat sempurna. BERSAMBUNG

KLIK profile Sept atau ketik Sept di kolom pencarian.

Ada 24 judul yang tersedia. Dari komedi, psikopat, romansa, anak muda - youth, fantasi, rumah tangga, sewa rahim, conglomerate, semua ada. Cuss ya jangan sampai ketinggalan. Btw jangan lupa juga untuk meninggalkan jejak, komen yang banyak dan like serta vote. Makasih banyak atas supportnya bestiii. Tengkyu yaaa ..

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

ikut saja apa mau nya Dito...anak mu kau yang ambil

2024-04-26

0

ulfah maria

ulfah maria

kemudian

2024-03-29

0

Fadilah Herbalis Nasa

Fadilah Herbalis Nasa

ngapain juga kramas mama Haidar, kan lgi nggak eha eha😁

2023-03-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!