Aku masih mencoba untuk paham kata per kata yang tercantum di dalam isi surat ini.
"Apa maksudnya? Bagaimana ia bisa tahu? Siapa sosok misterius ini?" Batinku yang masih kaget akan isi surat ini.
"Apa pria ini adalah Gilang? Apa gue harus coba telepon ke nomor dia yang biasa?" Perasaan kacau dan bingung yang sangat mengganggu waktu liburku.
Aku coba berpikir selama 2 menit dan akhirnya ku putuskan untuk menghubungi Gilang menggunakan nomor yang biasa ia pakai untuk komunikasi kantor.
"Ya By? Ini weekend kamu gak kerja kok hahaha." Sambutan telepon yang luar biasa darinya membuatku yakin ia bukanlah pria yang mengirim surat ini kepadaku.
"Bang, lo ada nomor selain ini?" Tanyaku dengan intonasi yang jelas menunjukkan keraguan.
"Gak ada cuma ini doang. Kenapa? Lo mau privacy banget sama gue?" Ia melontarkan pertanyaan yang menjengkelkan.
"Serius Bang?" Tanyaku memastikan atas jawabannya.
"Ya iya serius. Kenapa emangnya By?"
"Gue barusan di telepon dengan orang asing yang suaranya mirip banget sama lo. Gue kira lo iseng kan, makanya gue konfirmasi ke lo langsung." Jelasku yang berharap ia mengerti apa maksudnya.
"Emang orangnya bilang apa sampai lo panik gini kelihatannya."
Darimana pula ia bisa lihat aku sedang panik sementara percakapan ini hanya melalui sambungan telepon yang tentunya ia tak bisa melihat wajahku dan begitu pun sebaliknya.
"Dia cuma minta gue bukain pintu aja sih. Tapi dia ada nitipin surat ke Pak Asep, asisten rumah tanggaku." Jawabku kepadanya.
"Emang isi suratnya apa By?"
"Ais kepo banget lo Bang. Udah ya, makasih infonya, Bang." Ucapku yang langsung mengakhiri sambungan telepon.
Aku kembali ke dalam kamar, di tengah langkah kaki menuju tangga, mama seolah punya firasat.
"Ketemu gak?" Tanya Mama.
Aku hanya menggelengkan kepala sebagai tanda bahwa aku tidak menemukan pria yang ku curigai sebagai Gilang tadi.
"Kamu masih gak tahu siapa?"
"Gak tahu Ma. Aku naik dulu ya Ma." Ucapku yang menyela topik pembicaraan mama dan perlahan melangkahkan kaki menaiki satu per satu anak tangga.
Sesampainya di kamar, kembali aku buka lagi surat yang sempat ku baca tadi. Namun kali ini aku ingin membaca secara pelan agar bisa memahami maksud isi dari surat ini.
[Gaby, aku tahu kamu masih belum bisa move on dari mantanmu, dan kini aku bisa paham juga kamu di tengah keraguan untuk menerima atau menolak Azka. Satu hal yang perlu kamu tahu bahwa Azka tidak sebaik yang kamu pikir. Ia ada pria brengsek yang sudah menghancurkan hidup 1 orang wanita. Jika kamu mau tahu info lengkapnya, temuin aku ya].
Dengan isi surat yang begitu singkat dan kompleks, siapa yang akan langsung paham maksud dari kalimat itu? Nama pengirimnya gak ada, langsung menilai buruk Azka, dan bahkan sampai di titik fitnah tentang wanita yang hidupnya hancur karena Azka.
Meski mulutku sering terucap untuk selalu menolak Azka, namun karena desakan keluarga ini aku punya kajian lebih dalam terkait sosok Azka. Bukan untuk membandingkannya dengan yang lain, namun pernikahan adalah hal yang sangat sakral yang akan terjadi dalam hidupku. Sehingga, aku tak ingin salah langkah dalam memutuskannya.
Lalu statement sulit melupakan mantan pacar. Aku sedikit kurang setuju dengan kalimat tersebut, sebab bukannya aku susah move on, tetapi aku tidak bisa menemukan sosok seperti dia lagi dalam hidupku. Pria yang membuatku jatuh terlalu dalam, namun karena restu orang tua kami terhalang oleh tembok tinggi itu.
"Kring... kring... kring..."
Dentingan nyaring telepon memecahkan lamunanku yang masih menggenggam erat seutas surat yang berada di tangan kananku.
Aku langsung merogoh kantong untuk mencari sumber suara denting ponsel ini.
"Nomor pribadi lagi." Ucapku.
Tanpa berlama-lama langsung saja ku sentuh ponsel ini agar dapat segera terhubung dengan si penelepon.
"Gimana? Udah baca suratnya By?" Tanya pria asing yang ku kira sebagai Gilang tadi.
"Udah, ini maksudnya apa dan kenapa?" Tanyaku yang langsung masuk ke inti pertanyaan.
"Lo harus cari tahu dulu deh skandal Azka sebelum lo memutuskan untuk lanjut atau tidak pernikahan lo." Ucap pria yang entah dimana keberadaannya. Namun, aku masih yakin ia tidak jauh dari kediamanku.
"Lo siapa sih sebenarnya?"
"Lo bisa sebut gue sebagai Secret. Gue gak akan kasih tau lo identitas gue, tapi gue punya niat baik agar lo gak merasakan sakit 2 kali By." Jelas si pria yang mau disebut sebagai Secret ini.
"Duh, gue gak mau ribet ya. Kalo tujuan lo cuma untuk pembuktian Azka, gue gak punya banyak waktu tentang itu." Responku yang sedikit ketus.
"Tapi ini akan mempengaruhi semua keputusan lo untuk meninggalkan pria itu, By." Balasnya lagi.
"Apa hal yang bisa gue tahu dari informasi yang udah lo ciptakan?" Tanyaku.
"Dia pernah hamilin perempuan yang terpaut jauh usianya." Tukasnya yang membuatku kaget ketika mendengarkan suaranya.
"Ha? Maksud lo gimana? Jangan buat gue penasaran akan informasi yang lo punya." Ucapku ketus dan sedikit membentak.
"Kalo lo mau tahu banget kelengkapan isi ceritanya, besok temuin gue di cafe kantor." Ujarnya.
"Boleh, mau jam berapa?"
"After working hour aja di jam istirahat aja?"
"Boleh awas aja lo beda bercanda doang." Balasku yang langsung pada topik utama di weekend ini.
"Awas aja lo ya bohongin gue."
"Enggak By, intinya gue akan bawa dokumem yang memang lo butuhkan banget. Bahkan kalo jika perlu gue punya video Azka yang pasti bakal buat lo gak akan mau sama dia." Terangnya yang begitu yakin atas kepahitanku.
Setelah selesai berkomunikasi dengan pria asing ini, aku kembali ke tempat tidur barangkali sejenak saja meratakan pinggng atas huru hara pagi ini menaiki dan menuruni anak tangga, bahkan harus berlarian demi melihat siapa pria yang begitu misterius ini.
Berada di posisi ternyaman yaitu saat rebahan dengan ponsel yang menghadap langsung ke wajah, membuatku punya imajinasi liar tentang kehidupan Azka yang misterius.
Dari pagi hingga menjelang sore, membuatku terus menerus mencari tahu tentang sosok Azka melalui sosial media. Meskipun susah untu mencarinya, namun aku masih terus berusaha mencari identitas sosok tersebut.
Aku meraih laptopku berharap dengan ukuran layar yang lebih besar akan memotivasiku untuk terus mencari tahu siapa sosok dibalik kata Secret dan siapa Azka sebenarnya.
Ku mulai buka browsing dan mencari siapa Azka dan pria yang bernama Secret ini. Aku mulai mencari nama lengkapnya namun tak ku temukan di IG. Bahkan sekalipun di linkedin aku masih tidak bisa menemukan siapa sesungguhnya kedua pria ini. Termasuk juga Azka, meski aku sudah kenal ia cukup lama namun masih tidak menyangka akan informasi yang ku dapatkan hari ini.
Masih terus pelan-pelan ku cari identitas mereka, sampai di titik aku menemukan QnA session yang menanyakan perihal nama Kania, sebuah nama yang begitu sangat ku kenal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments