Part 8 Lunch Time!

Ingin rasanya ku mengumpat dengan kalimat itu namun tetap saja tidak bisa untukku ungkapkan sebab status ini baru saja menjajaki dunia kerja dan membuat mama papa bangga. Huft, jika tidak karena kedua orang tuaku mungkin saja aku langsung menamparnya ketika ia mengucapkan kalimat yang menyakiti hati.

Gilang menoleh ke arahku, matanya seakan memberi kode untuk tetap bersabar. Aku hanya membalasnya dengan menghembuskan nafas.

"Ya sudah bro, jam berapa dan apa saja yang akan dibahas?" Ucap Gilang kepada pria yang terlihat angkuh itu.

"Jam 2 aja, gue udah share info meetingnya. Lo bisa siapin aja progress yang sudah dilakukan oleh tim lo." Balas si pria angkuh.

"Itu saja?" Gilang memastikan sekali lagi.

"Iya. Yaudah lo bisa siapin dulu materinya." Setelahnya si pria angkuh itu berjalan meninggalkan kami.

Gilang kembali ke mejaku.

"By lo bisa bantu gue?" Tanyanya.

"Ya bisa, Bang. Sini apa yang bisa gue bantu?" Jawabku dan menoleh ke arah dirinya.

"Bantu untuk jadi pasangan gue hahaha. Gak gak By, bercanda doang. Lo pasti kesal kan dengarnya hahaha." Ucapnya yang sudah tidak perlu klarifikasi kekesalanku terhadap kalimatnya.

"Huft lo gak perlu nanya sih harusnya karena dah pasti tahu apa yang akan gue jawab." Ujarku.

"Yaampun jangan ngambek dong. Ini serius nih, janji deh serius. Gue minta tolong rapikan ppt yang udah gue buat."

"Rapikan gimana, Bang? Kalo udah lo buat pasti rapi dong, terus gue harus ubah dibagian mana lagi?"

"Iya jadi waktu minggu lalu itu, gue habis meeting sama konsultan. Nah, logonya si konsultan gue masukkan juga ke dalam ppt tersebut. Jadi tolong lu bantu remove aja logonya sama tolong cek juga apa aja yang masih gue tandain kuning dalam dokumen itu." Jelasnya secara detail.

"Oh iya paham gue. Bisa tolong lo drop aja bahan revisinya melalui chat?"

"Ya bisa dong cantik. Memangnya ada cara lain kirim dokumen selain melalui personal chat ke lo hahaha." Balasnya dengan tertawa.

"Ya ada melalui email." Jawabku singkat.

"Bisa aja lo jawab ya. Jangan pintar-pintar banget deh By, gue jadinya minder hahaha."

"Huhh ada yang lo gak tau deh Bang semasa kuliah gue berubah banget. Nanti deh kalo lo ada waktu gue ceritakan."

"Iya entar aja makan siang. Gue mah ada mulu waktu buat lo, jadi lo jangan khawatir."

Lagi-lagi pria yang populer di jamannya berusaha untuk flirting kepadaku dengan ucapan dan rayuan mautnya.

"Sudah dikirim, Bang?" Tanyaku untuk memastikan posisi file yang akan ku edit guna sebagai material meeting beberapa jam lagi.

"Cek deh chat lo." Balasnya.

[Ongoing Progress.ppt]

Begitulah tulisan file yang sudah ia kirimkan. Aku langsung membuka aplikasi chat ini pada laptop sehingga akan mudah mengakses proses pengeditan apabila dilakukan di perangkat laptop dibandingkan ponsel.

Sekitar 15 menit untukku recheck isi dari ppt Gilang. Setelah yakin semua sudah beres, aku langsung mendorong kursi kantor beroda dengan kaki menuju ke arahnya.

"Mas, udah beres semua." Ucapku.

Sontak, matanya melirik tajam dengan senyum tipisnya menoleh kepadaku.

"Eh maksudnya Bang bukan Mas." Tanpa sengaja aku menyebutnya sebagai Mas karena keseringan memanggil yang lebih tua untuk pria dengan mas, sehingga kebawa sampai salah sebut.

"Hahaahaha."

Tak tertahan ia menahan senyum malu-malu, akhirnya pecah juga tawanya dengan sebutan itu dari mulutku.

"Udah jangan tertawa. Cek dulu coba gih." Ucapku yang sedikit salah tingkah karena sikapnya Gilang yang aneh.

"Gak apa-apa tau By panggil gue dengan Mas. Kayaknya lebih lembut ya sapaannya dibandingkan lo panggil gue abang hahaha."

Ia terdengar antusias dengan sapaan itu, padahal tanpa sengaja aku mengucapkannya.

"Gak cocok Bang." Ucapku ketus.

Aku langsung menarik kursi ku lagi kembali ke posisi mejaku. Ketika aku melihat ke belakang untuk memastikan ketika kursi ini mundur tidak menyentuh apapun. Gilang secara tiba-tiba menarik tanganku, bahkan sampai wajah ini tertunduk ke arah lantai.

"Astaga!!!" Teriakku yang lumayan kencang karena shock.

"Eh maaf maaf Bu, kayaknya kesandung nih si Gaby. Hati-hati dong Gaby." Ucap Gilang dengan senyam senyum ke arah mata pegawai lain di dalam ruangan ini yang tertuju kepada kami.

Aku mendongak menatap matanya tajam. Lalu mencoba lepaskan genggaman tangan Gilang yang masih melekat di lengan kananku.

"Sstt pelan-pelan jangan teriak." Ucapnya dengan berbisik.

"Sakit Bang, gila lo ya." Jawabku dengan tatapan kesal mengarah ke arahnya.

"Eh maaf maaf. Tapi kalo gak karena gue pegangin lo udah tersungkur mencium lantai." Responnya yang amat menyebalkan.

"Issss kalo lo gak tiba-tiba narik gak akan juga gue tersungkur." Balasku yang masih dengan volume berbisik.

Akhirnya aku memaksakan tubuhku untuk kembali ke kursi dengan posisi semula tepat berada di depan meja kerja.

Genggaman tangan Gilang untuk mencegah tubuhku tersungkur ternyata amatlah kuat. Sampai-sampai lengan ini berbekas kemerahan.

****

"By jam makan siang nih. Lo gak istirahat?" Tegurnya.

"Gak!" Ucapku yang masih terlalu kesal dengan tingkah Gilang hari ini.

"Ya ampun masih ngambek ceritanya, By? Padahal gue kan udah minta maaf. Udahan ya marahnya." Bujuknya.

"Kring.."

Bunyi notifikasi ini mengalihkan fokusku yang sedari tadi mendengarkan permohonan maaf oleh Gilang.

[Gaby, istirahat bareng yuk. Di cafe bawah aja gimana?] 12.05

Ternyata pesan dari Kania. Meskipun kami ini selantai tapi benar saja ia terlalu hectic melebihi divisiku yang dimentorin oleh Gilang. Apa mungkin karena Kania dimentorin oleh Raka si angkuh ulung itu sehingga ia diberikan beban yang banyak banget?

[Boleh. Kebetulan gue juga bawa bekel] 12.06

Aku yang masih fokus dengan ponsel ini nyatanya tak membawa Gilang meninggalkanku untuk istirahat. Ia masih berdiri di depanku.

"Kenapa belum pergi? Katanya mau istirahat Bang." Aku mendongak ke arah pria yang memiliki tinggi sekitar 180 cm ini.

"Ya kan mau ngajakin kamu biar barengan aja. Terus juga katanya lo mau cerita juga semasa kuliah gimana." Responnya yang masih menatapku.

"Kapan-kapan aja deh Bang. Lo istirahat duluan aja. Kayaknya gue gak istirahat karena udah bawa bekel."

Sengaja berbohong kepadanya agar ia bisa segera pergi untuk istirahat sendiri atau bersama yang lain gak hanya dengan aku, adik kelasnya semasa SMP.

"Gue mager sendirian By. Apa gue makan disini aja ya?" Ucapnya.

"Haduh ini manusia satu kenapa malah mau makan disini. Padahal gue nyuruh lo pergi supaya gue bisa makan dengan Kania." Gerutuku dalam hati.

"Haii Gaby. Ayo gue udah disini nih."

Suara Kania benar saja mencuri perhatian Gilang yang sedang berusaha mengajakku makan siang bareng.

Gilang menatap mataku dengan gestur tangan seolah bertanya ada apa.

Aku pun bingung harus meresponnya seperti apa.

"Eh Kania……" Ucapku dengan lirikkan mata yang berharap ia akan paham maksudku.

"Iya ini gue udah sampai, ayo…" Ucapnya.

"Loh By, tadi katanya lo mau makan disini. Kok malah mau pergi?" Gilang menatapku dengan penuh kekecewaan.

Episodes
1 Part 1 Akhirnya datang juga!
2 Part 2 Salah Sebut!
3 Part 3 Why Gilang??!!
4 Part 4 Tanda Tanya Raka?
5 Part 5 Paksaan?
6 Part 6 Gawat, gue kesiangan!
7 Part 7 Gue benci!
8 Part 8 Lunch Time!
9 Part 9 Semuanya tentang lo, gue tahu!
10 Part 10 Gue salah apa sih, Ka?
11 Part 11 Meeting Perdana dengan Raka!
12 Part 12 Birthday Surprise
13 Part 13 Mysterious Guy
14 Part 14 Kegaduhan Weekend!
15 Part 15 Azka adalah cinta pertama gue!
16 Part 16 Rencana Balas Dendam
17 Part 17 Tiba-Tiba jadi Tim Raka
18 Part 18 Bahan Gosip Kantor
19 Part 19 Lantas, Kriteria Seperti Apa, By?
20 Part 20 Lambe Lo Raka!
21 Part 21 Gosip Kantor!
22 Part 22 Huru Hara Kantor
23 Part 23 Meeting Darurat
24 Part 24 Jemputan tak terduga!
25 Part 25 Azka kenal Raka?
26 Part 26 Kurang Ajar lo!
27 Part 27 Telepon Dadakan!
28 Part 28 Ruangan Khusus
29 Part 29 Peraturan Aneh!!!
30 Part 30 Apa Rencana Raka?
31 Part 31 Penyitaan Tiba-Tiba
32 Part 32 Siapa ini By?
33 Part 33 Tantangan Smith
34 Part 34 Perjanjian Gila!
35 Part 35 Haruskah Azka?
36 Part 36 Tanpa Foto
37 Part 37 Langkah terakhir
38 Part 38 Labil
39 FOR READERS TERSAYANG
40 Part 39 Negosiasi ke Investor
41 Part 40 Bimbang
42 Part 42 Ketemu Azka
43 Part 43 Pertaruhan Harga Diri
44 Part 44 Perdebatan
45 Part 45 Gue harus cari tau!
46 Part 46 Jadi ini Rencana Kalian!
47 Part 47 Tumben
48 Part 48 Pengakuan Raka
49 Part 49 Keraguan Gaby
50 Part 50 Confess?
51 Part 51 Aku bukan Bisnis!
52 Part 52 Jemputan Raka
53 Part 53 Paksaan Azka
54 Part 54 Kedua Kali
55 Part 55 Memohon Restu
56 Part 56 ENDING
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Part 1 Akhirnya datang juga!
2
Part 2 Salah Sebut!
3
Part 3 Why Gilang??!!
4
Part 4 Tanda Tanya Raka?
5
Part 5 Paksaan?
6
Part 6 Gawat, gue kesiangan!
7
Part 7 Gue benci!
8
Part 8 Lunch Time!
9
Part 9 Semuanya tentang lo, gue tahu!
10
Part 10 Gue salah apa sih, Ka?
11
Part 11 Meeting Perdana dengan Raka!
12
Part 12 Birthday Surprise
13
Part 13 Mysterious Guy
14
Part 14 Kegaduhan Weekend!
15
Part 15 Azka adalah cinta pertama gue!
16
Part 16 Rencana Balas Dendam
17
Part 17 Tiba-Tiba jadi Tim Raka
18
Part 18 Bahan Gosip Kantor
19
Part 19 Lantas, Kriteria Seperti Apa, By?
20
Part 20 Lambe Lo Raka!
21
Part 21 Gosip Kantor!
22
Part 22 Huru Hara Kantor
23
Part 23 Meeting Darurat
24
Part 24 Jemputan tak terduga!
25
Part 25 Azka kenal Raka?
26
Part 26 Kurang Ajar lo!
27
Part 27 Telepon Dadakan!
28
Part 28 Ruangan Khusus
29
Part 29 Peraturan Aneh!!!
30
Part 30 Apa Rencana Raka?
31
Part 31 Penyitaan Tiba-Tiba
32
Part 32 Siapa ini By?
33
Part 33 Tantangan Smith
34
Part 34 Perjanjian Gila!
35
Part 35 Haruskah Azka?
36
Part 36 Tanpa Foto
37
Part 37 Langkah terakhir
38
Part 38 Labil
39
FOR READERS TERSAYANG
40
Part 39 Negosiasi ke Investor
41
Part 40 Bimbang
42
Part 42 Ketemu Azka
43
Part 43 Pertaruhan Harga Diri
44
Part 44 Perdebatan
45
Part 45 Gue harus cari tau!
46
Part 46 Jadi ini Rencana Kalian!
47
Part 47 Tumben
48
Part 48 Pengakuan Raka
49
Part 49 Keraguan Gaby
50
Part 50 Confess?
51
Part 51 Aku bukan Bisnis!
52
Part 52 Jemputan Raka
53
Part 53 Paksaan Azka
54
Part 54 Kedua Kali
55
Part 55 Memohon Restu
56
Part 56 ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!