Part 12 Birthday Surprise

"Kurang ajar!"

Aku menoleh ke sumber suara itu.

Dengan tatapan kesal sembari melempar tumpukan kertas di atas meja. Padahal jika boleh memilih, aku sangat yakin pria ini akan melemparkannya kepada Raka si judes itu.

"Udah gak usah dikerjain aja! Seenak mulutnya aja minta ini itu. Dia tahu gak sih menyusun skenario itu susah!" Tambah Gilang yang sudah menunjukkan raut mata dan wajah yang memerah.

Aku hanya diam gak merespon satu katapun.

Ia mengambil sebotol air dan menenggakkannya hingga nyaris 750 ml air langsung habis.

Perlahan aku duduk, aku tak berani berkutik atau bertanya sedikit pun karena paham ia hanya butuh didengar bukan direspon.

"Gaby...."

"Iya Bang?"

"Kok lo gak respon gue sih."

Aku bingung memberikannya respon seperti apa. Aku perlahan menarik dan menghembuskan nafas sembari berpikir kata apa yang pantas aku ucapkan sebagai penyejuk amarahnya.

"Bang, puasin dulu marahnya." Ucapku pelan sembari meliriknya secara perlahan.

Ia mengernyitkan dahinya yang sangat jelas menunjukkan raut wajah bingung.

"Maksud kamu apa?" Tanyanya.

"Gimana aku mau memberikan respon kalo kamunya ngomel terus. Jadi mendingan sekalian diluapin, tenang, dan aku akan memberikan respon terhadap keluh kesahmu barusan." Jawabku.

Ia menarik nafas.

"Kamu tuh yah." Ucapnya yang terlihat geram dengan responku.

"Udah nih gue gak marah lagi. Jadi mau bilang apa?" Tanyanya yang setelah beberapa detik mengatur nafasnya.

"Bang, menurutku nih ya lebih baik skenario kita selesaikan per progres aja." Ucapku.

"Progres gimana?"

'Iya di lihat juga gak akan berhasil nih harus buat sebanyak itu dalam waktu singkat. Mungkin saranku kita buat sebisa dan semampunya dulu aja." Aku mencoba jawab dengan tenang.

"Ya mampu sih, namun gak wajar aja diminta lembur hanya untuk memenuhi ekspektasinya." Pria ini kembali merespon dengan ketus.

"Apa yang bisa aku bantu? Biar kamu gak merasa punya beban sendiri? Lagian ya Bang, kamu punya banyak anak magang disini, manfaatkan aja Bang."

"Susah By, karena emang harus saling koordinasi dan gak bisa bekerja sendiri dengan pemikiran sendiri pula," Sanggahnya.

"Gue jadi penasaran sebetulnya siapa sih Raka sampai punya kekuatan yang sebegitunya?" Tanyaku dengan tiba-tiba.

"Jangan lo cari tahu karena gak akan ada untungnya." Celetuknya.

Justru semakin dirahasiakan akan membuatku terus mencari tahu sosok Raka ini siapa. Untungnya aku sudah tahu nama panjangnya sembari tanpa sengaja melihat profilnya.

"Eh ini serius?" Tanpa sengaja aku sedikit berteriak sehingga memecahkan keheningan di tengah sibuknya kantor.

Sementara Gilang, setelah ia puas meluapkan emosinya ia kembali mengejar skenario-skenario keinginan Raka. Lalu ketika ia mendengar teriakanku, ia menoleh kepadaku dengan bertanya,

"Kenapa By?" Tanyanya yang juga penasaran dengan apa yang ku lakukan dari meja sebelahnya ini.

"Oh enggak Bang. Ini temanku." Jawabku yang langsung menutup tab pencarian profil seseorang tersebut.

"Apa benar dia bagian dari keluarga ini?" Bisikku yang masih bertanya-tanya dengan informasi yang kudapat."

"Lo yakin? Lo gak cari tahu yang aneh-aneh kan." Ucapnya dengan nada yang begitu mencurigai perilakuku.

"Emang gue cari tahu apa sih Bang. Ini teman gue."

"Kenapa temen lo?" Tanyanya yang terdengar posesif.

"Gak penting juga untuk dibahas. Yaudah lo lanjut aja. Maaf kalo karena suara gue lo jadi terganggu hehe." Ucapku sembari menyengir dihadapannya.

Ia tak merespon dengan ucapan, namun dari geraknya ia langsung kembali mengerjakan dokumen skenario tersebut.

"Bang, sini gue bantuin biar cepat." Tambahku.

"Gak usah lo baca-baca aja." Terangnya.

****

"By lo malam ini ada kegiatan?" Tanya Azka yang menelepon secara dadakan di tengah persiapanku pulang.

"Gue belom ada agenda apapun sih ini Ka. Kenapa?" Jawabku.

Gilang yang mendengar sumber suara percakapan langsung menoleh ke arahku, dari gestur mulutnya, jelas banget ia bertanya,

"Siapa?" Namun sama sekali tidak terdengar suara.

"Teman." Ucapku dengan menirukan gestur yang sama.

"Lo mau gak makan malam dengan gue?" Tanya pria blasteran di ujung sana.

"Emang mau makan malam dimana, Ka?"

"Di rumahmu aja."

Aku berpikir dan mengingat apakah mungkin ada hal acara yang tidak ku ketahui di rumah. Setelah diam beberapa detik, aku meresponnya.

"Rasanya di rumah gue gak lagi buat acara apa-apa Ka."

"Gue yang buat acara sendiri." Jawabnya pelan.

"Ha? Acara apa? Nyokap gue gak ada bilang apapun." Responku.

"By ayo pulang." Ajak Gilang yang sudah berhadapan tepat di depan tubuhku.

"Kamu lagi sama siapa, By? Kok terdengar suara pria." Ucap lelaki blasteran yang tengah berdialog denganku melalui ponsel ini.

"Ya kalo cuma di rumah gue doang kayanya lo gak perlu tanya gue ada acara atau kagak deh." Aku sengaja mengalihkan pertanyaan Azka terkait Gilang yang memanggilku.

"Ok, see you ya."

Aku langsung mematikan panggilan setelah ia mengucapkan kata tadi.

"Are you ok By?" Tanya Gilang yang sepertinya tahu aku sedang tidak baik-baik saja.

"Not really." Jawabku singkat.

"Kenapa? Cerita aja sambil turun yuk." Ia mengajakku pulang.

"Gue ngerasa aneh nih sama Azka." Ucapku sembari berjalan menelusuri koridor kantor bersama Gilang.

"Dia ngelamar lo?" Tanya Gilang.

Secara spontan aku langsung menoleh ke arahnya, menatapnya tajam atas pertanyaannya itu.

"Ya enggak lah!" Balasku ketus.

"Terus kenapa dia aneh?" Tanyanya lagi.

"Ya gitu deh. Besok aja gue infoin kalo udah tahu apa yang dia mau lakukan malam ini." Responku.

Setelah sampai lobi kantor, kami berpisah untuk melanjutkan perjalanan masing-masing.

"By, setelah dia pulang kabari gue ya."

Aku sedikit tidak nyaman dengan kalimatnya itu, seolah aku adalah miliknya, padahal tak ada status apapun di antara kami sehingga tidak pantas ia memberiku batasan apapun.

****

"Welcome home sayang!"

Baru saja menjajaki pintu masuk, aku sudah melihat banyak orang tak terduga dengan busana pesta mengelilingiku. Banyak peran yang sedang mereka lakukan, ada yang memecahkan balon, ada yang membawakan kue, ada yang membawakan kado, dan ada dia yang membawakan bucket bunga yang sangat besar.

Pria yang membawa bucket bunga berjalan perlahan dengan wajah tersenyum dan dibalut pakaian putihnya membuat siapa pun setuju kalo ku sebut ia karismatik.

"Happy birthday ya Gaby cantik." Ucap pria itu seraya tersenyum. Ia mengambil tanganku dan meletakkan bucket bunga itu untuk ku genggam.

"Kamu suka?" Tanyanya.

Aku masih terdiam. Namun, mata tak bisa bohong jika aku merasa bahagia atas ulang tahun di luar ekspektasi ini.

"Happy birthday sayang! Azka sudah punya cincin tuh cuma dia masih mau ngumpetin haha." Celetuk wanita yang baru kemarin ku temui tentu saja mama Azka.

"Gue harus respon apa ini." Bisikku dalam hati.

Mungkin senyuman adalah cara terbaik untuk memposisikan diri dan mencerna semua perkataan yang dimaksud dengan mamanya Azka terkait cincin. Ya kalo cincin kado pasti gue terima,  dan gak lebih dari niat sebagai kado.

"Gimana nih jeng, kapan kita mau tentukan tanggalnya?"

Mataku melalak ke arah mama yang baru saja mengatakan itu. Bagaimana bisa ada sebutan jeng sementara mereka saja baru bertemu. Apakah sebetulnya ini adalah bagian dari skenario rencana mereka?

Episodes
1 Part 1 Akhirnya datang juga!
2 Part 2 Salah Sebut!
3 Part 3 Why Gilang??!!
4 Part 4 Tanda Tanya Raka?
5 Part 5 Paksaan?
6 Part 6 Gawat, gue kesiangan!
7 Part 7 Gue benci!
8 Part 8 Lunch Time!
9 Part 9 Semuanya tentang lo, gue tahu!
10 Part 10 Gue salah apa sih, Ka?
11 Part 11 Meeting Perdana dengan Raka!
12 Part 12 Birthday Surprise
13 Part 13 Mysterious Guy
14 Part 14 Kegaduhan Weekend!
15 Part 15 Azka adalah cinta pertama gue!
16 Part 16 Rencana Balas Dendam
17 Part 17 Tiba-Tiba jadi Tim Raka
18 Part 18 Bahan Gosip Kantor
19 Part 19 Lantas, Kriteria Seperti Apa, By?
20 Part 20 Lambe Lo Raka!
21 Part 21 Gosip Kantor!
22 Part 22 Huru Hara Kantor
23 Part 23 Meeting Darurat
24 Part 24 Jemputan tak terduga!
25 Part 25 Azka kenal Raka?
26 Part 26 Kurang Ajar lo!
27 Part 27 Telepon Dadakan!
28 Part 28 Ruangan Khusus
29 Part 29 Peraturan Aneh!!!
30 Part 30 Apa Rencana Raka?
31 Part 31 Penyitaan Tiba-Tiba
32 Part 32 Siapa ini By?
33 Part 33 Tantangan Smith
34 Part 34 Perjanjian Gila!
35 Part 35 Haruskah Azka?
36 Part 36 Tanpa Foto
37 Part 37 Langkah terakhir
38 Part 38 Labil
39 FOR READERS TERSAYANG
40 Part 39 Negosiasi ke Investor
41 Part 40 Bimbang
42 Part 42 Ketemu Azka
43 Part 43 Pertaruhan Harga Diri
44 Part 44 Perdebatan
45 Part 45 Gue harus cari tau!
46 Part 46 Jadi ini Rencana Kalian!
47 Part 47 Tumben
48 Part 48 Pengakuan Raka
49 Part 49 Keraguan Gaby
50 Part 50 Confess?
51 Part 51 Aku bukan Bisnis!
52 Part 52 Jemputan Raka
53 Part 53 Paksaan Azka
54 Part 54 Kedua Kali
55 Part 55 Memohon Restu
56 Part 56 ENDING
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Part 1 Akhirnya datang juga!
2
Part 2 Salah Sebut!
3
Part 3 Why Gilang??!!
4
Part 4 Tanda Tanya Raka?
5
Part 5 Paksaan?
6
Part 6 Gawat, gue kesiangan!
7
Part 7 Gue benci!
8
Part 8 Lunch Time!
9
Part 9 Semuanya tentang lo, gue tahu!
10
Part 10 Gue salah apa sih, Ka?
11
Part 11 Meeting Perdana dengan Raka!
12
Part 12 Birthday Surprise
13
Part 13 Mysterious Guy
14
Part 14 Kegaduhan Weekend!
15
Part 15 Azka adalah cinta pertama gue!
16
Part 16 Rencana Balas Dendam
17
Part 17 Tiba-Tiba jadi Tim Raka
18
Part 18 Bahan Gosip Kantor
19
Part 19 Lantas, Kriteria Seperti Apa, By?
20
Part 20 Lambe Lo Raka!
21
Part 21 Gosip Kantor!
22
Part 22 Huru Hara Kantor
23
Part 23 Meeting Darurat
24
Part 24 Jemputan tak terduga!
25
Part 25 Azka kenal Raka?
26
Part 26 Kurang Ajar lo!
27
Part 27 Telepon Dadakan!
28
Part 28 Ruangan Khusus
29
Part 29 Peraturan Aneh!!!
30
Part 30 Apa Rencana Raka?
31
Part 31 Penyitaan Tiba-Tiba
32
Part 32 Siapa ini By?
33
Part 33 Tantangan Smith
34
Part 34 Perjanjian Gila!
35
Part 35 Haruskah Azka?
36
Part 36 Tanpa Foto
37
Part 37 Langkah terakhir
38
Part 38 Labil
39
FOR READERS TERSAYANG
40
Part 39 Negosiasi ke Investor
41
Part 40 Bimbang
42
Part 42 Ketemu Azka
43
Part 43 Pertaruhan Harga Diri
44
Part 44 Perdebatan
45
Part 45 Gue harus cari tau!
46
Part 46 Jadi ini Rencana Kalian!
47
Part 47 Tumben
48
Part 48 Pengakuan Raka
49
Part 49 Keraguan Gaby
50
Part 50 Confess?
51
Part 51 Aku bukan Bisnis!
52
Part 52 Jemputan Raka
53
Part 53 Paksaan Azka
54
Part 54 Kedua Kali
55
Part 55 Memohon Restu
56
Part 56 ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!