#17

...Episode 17...

"Kamu ini yang suka banget merendah, Kevin ini pemilik perusahaan besar di luar negeri Kek," ucap Kesya. Mukanya terlihat sangat meyakinkan.

"Saya serius Kek, saya hanya karyawan biasa." Kevin menatap Kakek Kesya lebih meyakinkan.

Kakek Kesya bertanya, "Jadi, yang benar ini yang mana?"

"Saya Kek, saya disuruh berbohong untuk meyakinkan Kakek oleh Kesya. Tapi, saya tidak suka berbohong," jawab Kevin dengan tegas.

Kakeknya malah tertawa-tawa, kemudian berdiri dengan tongkatnya dan memegang pundak Kevin sambil berkata, "Orang tuamu mendidik kamu dengan baik, silahkan kalian mengobrol berdua, kakek lelah pingin istirahat." Kakek Kesya berjalan tawanya tak henti-henti.

Saat sedang berjalan, tiba-tiba kakeknya berbalik badan, mengatakan, "Kesya... jangan marah-marah dengan Kevin."

Setelah mengatakan itu, Kakek Kesya kembali berjalan menuju kamarnya. Setalah pintu kamarnya tertutup, raut muka Kesya terlihat sangat marah. "Vin!" bentak Kesya.

"Maaf, Bu. Saya enggak bisa bohong," ucap Kevin tak berani menatap Kesya.

"Sudahlah lupakan saja, Ayuk kita keluar banyak yang mau saya bicarakan!" Kesya terlihat sangat sangar.

"Iya Bu." Kevin seperti cacing yang tak berdaya.

Mereka pergi keluar rumah, menuju mobil Kesya. Saat diperjalanan, Kevin merasa sangat canggung, takut, dan tak tau harus berbicara apa. "Kenapa sih tadi enggak bohong aja sama kakek!" ucap Tasya.

"Sekali lagi saya minta maaf, Bu. Saya enggak bisa bohong, seandainya saya harus dikeluarkan dari perusahaan karena maslah ini saya siap," jawab Kevin.

"Ngomong apa kamu ini, masalah ini enggak ada hubungannya sama kerjaan. Yasudah pokoknya malam ini kamu temani saya, Saya enggak berani pulang menemui kakek."

Di dalam lubuk hati yang paling dalam, Kesya sebenarnya kagum dengan Kevin, pria yang sangat jujur dan berpegang teguh pada prinsipnya. Mereka pergi ke Kafe, makan bersama dan menghabiskan malam berdua.

Obrolan mereka lama-lama terasa mengasikkan, terkadang Kesya meledek dan menertawakan tingkah Kevin yang aneh begitu pula Kevin yang menertawakan nasib perjodohan Kesya.

"Kenapa Ibu belum mau menikah?" tanya Kevin.

"Saya masih trauma dengan pria, ada pria yang sangat saya sayangi, tapi malah menyakiti. Dari situ saya tidak pernah percaya perkataan pria."

Kevin berkata, "Padahal enggak semua pria seperti itu, Bu."

"Iya saya tau, enggak semua pria seperti itu. Tapi... enggak taulah." Kesya terlihat bingung.

"Saya belum pernah menyakiti wanita," ucap Kevin.

"Orang kamu belum pernah pacaran." Kesya tertawa terbahak-bahak

Kevin diam tak berdaya mendengar ucapan Kesya, malu dan hanya senyum-senyum sendiri. Saat melihat Kesya tertawa dan tersenyum, Kevin spontan mengatakan, "Manis...."

"Apanya yang manis Vin?" tanya Kesya.

"Eh... enggak Bu, ini minumannya manis," ucap Kevin terlihat salah tingkah.

Padahal minuman yang dipesan Kevin hanya air putih, "Aneh kamu ini Vin, air putih kok manis."

"Iya juga ya haha... Ibu yang manis maksud saya," ucapnya sambil tersenyum.

Muka Kesya memerah, malu, "Bisa aja kamu, Vin," ucap Kesya.

"Soal rencana kita tentang perjodohan kakek, seandainya kakek tidak setuju kita batalkan saja, tapi... seandainya kakek setuju kamu mau kan dilanjutkan? Sementara doang kok..." kata Kesya.

"Iya atur-atur aja, Bu. Saya sebagai anak buah hanya nurut saja."

"Hal ini enggak ada sangkut pautnya sama pekerjaan, jadi tolong, saya hanya minta keikhlasan dari kamu Vin." Tangan Kesya memegang tangan Kevin.

Mata melongok, jantungnya berdebar kencang saat merasakan genggaman tangan Kesya. Kevin justru salah tingkah. Suaranya kecil sekali dan terbata-bata, "I-y-a." Muka Kevin memerah.

"Kamu enggak papa Vin, Sakit?" ucap Kesya.

Kevin langsung berlari ke WC. Kesya merasa bingung melihat tingkah Kevin yang seperti itu. Merasa Kevin ini aneh tapi lucu, ia hanya menggelengkan kepala sambil senyum-senyum.

Sedangkan Kevin di WC, terlihat gemetaran, melihat wajahnya di cermin merasa kesal, "Kenapa aku harus seperti ini, aku ingin normal," ucapnya.

Membasuh wajahnya dengan air, dan setelah tenang, keluar menemui Kesya lagi. "Maaf Bu, tadi saya kebelet kencing."

"Iya enggak papa Vin, pulang yuk Vin," ucap Kesya. Kesya tersenyum.

"Ayuk," jawab Kevin.

Mereka berdua pulang. Saat diperjalanan Kesya banyak bercerita tentang masa lalunya. Kesya mengatakan kepada Kevin bahwa pernah melihat orang seperti dirinya. "Vin boleh aku mendengar cerita masa kecilmu?"

"Maaf Bu, saya tidak bisa menceritakan masa lalu saya," jawab Kevin, wajahnya terlihat murung.

"Oke Vin, enggak papa."

Mereka melanjutkan perjalanan hanya berdiam-diaman, terasa mulai canggung dan kaku. "Bu, agak kebut ya, saya sudah ditunggu orang rumah," ucap Kevin.

"Siap, pegangan."

Ternyata Kesya sangat mahir dalam mengendarai mobil, mobil melaju sangat kencang dan menyalip-nyalip dengan selon. Kevin yang meminta sedikit kebut, malah teriak-teriak di dalam mobil, Kesya kegirangan tertawa terbahak-bahak. Bukannya turun gas, malah diinjak lebih dalam gas mobil tersebut.

Sampailah mereka di rumah Kevin. Kevin tergeletak lemas, perlahan keluar dari mobil, semua isi perut dikeluarkannya setelah sampai. "Maaf Vin," ucap Kesya seperti tak bersalah.

Kevin hanya mengangguk sambil berjalan masuk kedalam rumah. Diam-diam Kesya memperhatikan Kevin dari kejauhan, seperti ada rasa ketertarikan lebih dalam.

Setelah Kevin sudah tak terlihat, Kesya langsung bergegas pulang ke rumah. Sedangkan Kevin yang masih mabuk, langsung mandi, keramas untuk menghilangkan pusing serta mualnya. Dalam hati berkata, "Wanita gila."

Sesampainya Kesya di rumah, langsung disambut mulut lemes kakeknya, "Cie yang baru kencan haha...."

"Gak taulah Kek, aku marah sama Kakek." Kesya membuang muka.

"Wajahnya terlihat berbunga-bunga ea...." Kakek tertawa.

"Apa sih...." Kesya menjawab dengan nada yang kesal.

"Orang kakek ngomong sama tembok kok haha...."

Kesya berjalan ke kamar mandi, "Sya, Kevin itu pria yang baik," ucap Kakek Kesya sambil tersenyum.

Kesya membalas senyum Kakeknya, kemudian masuk ke kamar mandi. Saat sedang mandi Kesya selalu kepikiran Kevin. Isi kepalanya dipenuhi wajah Kevin, hatinya mulai bergetar saat memikirkan Kevin.

Mencubit-cubit pipinya sendiri, ih pria yang lucu. Justru sekarang Kesya yang terlihat lebih aneh dari pada Kevin. Kadang tertawa sendiri, senyum-senyum sendiri, dan melamun memikirkan Kevin.

Beralih Kevin setelah mandi, malah pergi keluar entah kemana dan urusan apa. Jalannya sangat cepat, seperti ada masalah yang sangat penting. Wajahnya terlihat tegang, yang awalnya jalan cepat sekarang Kevin lari secepat-cepatnya.

Satu hal yang paling aneh, Kevin tidak menggunakan Kacamata yang selama ini tidak pernah lepas dari matanya. Malam ini Kevin sungguh terlihat sangat berbeda, badannya yang biasanya bungkuk, terlihat tegap dan berwibawa.

Satu keanehan lagi, Kevin berlari hanya mengenakan kaos oblong dan kolor badannya terlihat sangat kekar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!