Dalam perjalanan pulang Sania merasa kesal karena melihat visual Rara yang begitu cantik mengalahkan dia. Melihat istrinya yang cemberut kesal itupun Arka langsung bertanya kepada Sania.
"Apa kamu marah sayang?" Tanya Arka kepada Sania sambil memandang istrinya tersebut.
"Aku cuma takut kalau kamu tertarik dengan gadis itu!" Ujar Sania dengan kesalnya. Wajahnya cemberut, menahan rasa kesalnya.
"Ah ya nggak mungkin lah, dia kan hanya gadis di pernikahan kontrak ku, aku nggak mungkin menyukainya sayang, udah deh kamu nggak usah khawatir!" Sambung Anzel tidak mau melihat Sania kesal.
"Pokoknya tidak ada ciuman, tidak ada pegangan tangan, dan tidak ada permainan awal, langsung keluarkan di dalam dan setelah itu pulanglah mas, ingat perkataanku ini!" Pinta Sania memberikan syarat untuk suaminya.
Wajah Anzel pun ketar-ketir mendengar syarat dari istrinya itu.
"Iya baiklah aku akan melakukan itu untukmu, jadi kamu jangan marah lagi ya." Sambil menggenggam tangan Sania dan menatapnya dengan tatapan penuh cinta.
Lagi pula tidak segampang itu lah aku tertarik dengan gadis itu, itu semua aku lakukan demi menjaga kepercayaan istriku! Iya kan sayang! kamu mau kita liburan setelah semua ini usai, katanya kamu pingin liburan ke Maldives, ayo kita lakukan itu bulan
depan." Ujar Arka meyakinkan Sania.
"Ah cepat sekali bulan depan. kamu menggodaku ya mas!"
"Ya enggak lah, mumpung bulan depan aku ada kerjaan di hongkong, lalu kita terbang ke Maldives sekalian, gimana kamu seneng nggak?" Tanya Arka kepada istrinya.
"Wah yang bener mas, udah lama aku nggak liburan, dan itu tempat impian ku pengen ke Maldives." Dengan wajah yang berkaca-kaca Sania tak bisa membendung kebahagianya.
Sania pun memeluk Arka dan menyandarkan kepalanya di pundak suaminya itu.
Mobil pun terus melaju memecah kemacetan malam itu, di dalam benak Arka masih terngiang-ngiang wajah gadis itu, pikiran liar Arka pun muncul ketika dia memikirkan wajah gadis itu.
"Ah tidak! apa yang aku pikirkan, pikiran kotor apa ini!" Batin Arka sambil menggeleng gelengkan kepalanya.
Setibanya di rumah mewah mereka Arka dan Sania pun langsung memasuki kamar tidur mereka di lantai 2, kebiasaan mereka ketika dari luar rumah adalah selalu bergegas mengganti pakaian dan bersih-bersih badan, mengingat sekarang masih masa pandemi dan banyak virus dimana-mana. Sania pun masuk kedalam kamar mandi yang mewah itu lalu mengisi bathtub nya dengan air hangat dan menuangkan Bath Foam Body Shop kedalam bathtub, dan juga memasang wewangian aroma terapi yang sangat menenangkan.
Berendam di dalam bathtub adalah hobby Sania, menurutnya mandi di bathtub bisa menjadi sarana relaktasi untuk melepaskan semua penat setelah seharian bekerja.
Sambil memikirkan gadis tersebut hati Sania benar-benar kesal dibuatnya, Sania takut kalau gadis itu mampu menarik perhatian Arka, mengingat 2 hari lagi pernikahan Arka akan dilangsungkan, meski hanya pernikahan kontrak tapi tetap saja ini melukai hatinya, meski dia sendiri yang memilih foto Rara dan menyetujuinya. Dibalik ketegaran Sania dia tetaplah wanita biasa, yang punya rasa cemburu jika suaminya dekat dengan wanita lain, apalagi harus menikah lagi, Sania takut kehadiran Rara malah merusak rumah tangganya.
Setelah urusan per bathtub an selesai, Sania pun menanggalkan pakaiannya satu persatu, mulai dari melepas semua cincin, gelang dan kalung yang menempel di tubuhnya, lalu melepaskan dress sexynya, hingga melepaskan semua yang ada di tubuhnya. Dan mulai masuk berendam di dalam bathtub. Pikiran Sania yang kalut membuatnya relax sedikit demi sedikit, dia pun memejamkan matanya sejenak di dalam kubangan kehangatan tersebut.
Melepaskan semua beban yang ada dalam dadanya, memang dari awal Sania lah yang menginginkan suaminya untuk mencari gadis yang mau menjadi istri kontrak Arka, itu semua karena Ibu mertuanya yang selalu menyinggung masalah anak dan anak di setiap pertemuan mereka, merasa selalu disudutkan karena tidak bisa memberi Arka keturunan. Sania pun berpikir keras bagaimana caranya untuk bisa mendapatkan anak dari garis keturunan Arka, akhirnya ide gila itu pun terbitlah dari otak Sania.
Namun ketakutan Sania akan Arka pun semakin besar, gadis itu takutnya bisa membuat Arka jatuh hati padanya dan suatu saat nanti bisa menggantikan posisinya.
"Aku tidak akan membiarkan Arka sampai jatuh hati kepada gadis itu, akan aku lakukan berbagai cara untuk memisahkan mereka berdua." Ujar Sania memikirkan kalau sesuatu yang buruk datang menimpa rumah tangganya.
Setelah selesai berendam 1 jam lamanya Sania pun memutuskan untuk menyudahi sesi berendamnya itu. Waktunya untuk tidur dengan relax. Sania pun mengambil baju dinas malamnya di walk in closetnya yang besar itu. Hampir semua warna dan model lingerie dia miliki, bukan apa-apa karena Anzel sangat menyukai jika istrinya tidur memakai lingerie yang sexy.
"Hay sayang, kamu udah selesai mandi?" Tanya Arka yang sedari tadi menunggu istrinya tersebut di atas ranjang.
Sania pun keluar dari pintu kamar mandi dengan rambut yang terurai basah dan memakai lingerie warna merah maroon. Benar-benar mencerminkan wanita dewasa yang sangat sensual.
"Sudah mas aku sudah selesai dan aku mau ngeringin rambutku." Ujar Sania sambil duduk di meja riasnya dan mengambil hairdryer kesayanganya.
Arka pun yang melihat Sania duduk di meja riasnya langsung mendekatinya dan memeluknya dari belakang.
"Kamu kenapa sih sayang? Kamu kok cemberut terus dari tadi." Tanya Arka sambil terus memeluk Sania dengan erat.
"Aku nggak papa mas, aku cuma capek aja." Jawab Sania dengan nada yang datar dan terus mengeringkan rambutnya.
"Kamu marah ya sama aku? Atau kamu kesal dengan sikap ku? Coba jelasin sayang?"
"Kita harus bicara, aku ingin tau bagaimana perasaan istriku." Tanya Arka sambil terus memeluk tubuh Sania dari belakang.
Sania pun berbalik badan dan memandang Arka, tak terasa air mata menetes di pipinya.
"Hey kamu kenapa sayang? Ada apa? Ayo cerita kalau ada masalah? Kamu sebenarnya nggak mau aku nikah kontrak sama gadis itu kan?" Tanya Arka menuju ke point utama sambil mengusap air mata Sania.
"Aku cuma nggak rela kamu tidur dengan gadis itu, aku juga wanita biasa mas, memang aku yang memilih dia tapi saat aku melihatnya aku malah semakin nggak rela melepasmu mas!" Beber Sania mengeluarkan isi hatinya.
"Lalu kalau kamu nggak rela kenapa harus membuat ide gila ini sih." Ujar Arka keberatan dengan ide Sania.
Masalah anak kita bisa ngambil anak dari panti asuhan, dan mengadopsinya!" Imbuh Arka.
"Yang benar saja kamu mas, aku malu setiap ikut pertemuan dengan kolega Mamamu, hampir selalu ada pertanyaan kapan!, kapan! dan kapan! aku bisa memiliki anak, sedangkan rahimku sendiri saja sudah tidak ada! dan Mama pun juga selalu mendesakku untuk mencarikan istri kontrak untukmu, sungguh berat sekali pergulatan batinku." Ujar Sania sambil menangis di pelukan Arka.
Melihat istrinya menangis Arka pun tidak sampai hati melihatnya.
Arka lalu menenangkan Sania sambil berkata "ayo kita pergi ke Maldives besok, dan kita batalkan pernikahan kontrak ini!" Ujar Arka mengatakan kepada Sania dengan serius.
----------
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments