"Aduh sial banget sih kita hari ini, kenapa harus ada acara mobil ketabrak sih!" Gerutu Sarasti dengan kesalnya di pinggir jalan saat menunggu ojek online datang.
"Udah deh Ma nggak usah ngeluh, kita itu tadi yang berangkatnya terlalu mepet makanya sekarang kita sendiri kan yang repot." Ujar Rara menimpali.
"Kalau kita ketinggalan pesawat nanti reschedule ulang aja tiketnya, kita beli baru, lagian kan acaranya masih nanti malam, Mama nggak usah panik gitu deh, yang penting kita selamat sekarang, urusan tiket nggak usah dipikirin dulu!" Sambung Rara menjelaskan sambil berdiri di pinggir jalan memainkan handphonenya.
Melihat mobil mereka ringsek di bumper bagian belakang, Pak Yono pun berbicara dengan pemilik mobil Avanza itu, pemilik mobil itu pun bersedia ganti rugi semua kerusakan yang dialami mobil CRV milik Rara.
"Maafkan sayang pak, saya buru-buru dan nggak tau kalau didepan jalanya tiba-tiba pelan dan macet lagi, jadi saya tidak bisa mengendalikan mobil saya dan akhirnya saya menabrak mobil bapak!" Ujar pengemudi sopir naas tersebut.
"Saya minta ganti rugi aja pak, bapak ini gimana sih, bapak tau nggak kita buru-buru dikejar pesawat, kami hampir telat lho ke bandara, bapak itu sudah buang-buang waktu saya!" Jawab Sarasti dengan nada emosi memarahi pengemudi mobil tersebut.
"Ya kan saya sudah bilang Bu kalau saya tidak sengaja, mana ada sih kecelakaan yang disengaja? Saya kan sudah bilang kalau akan ganti rugi semua kerusakan mobil ibu. Jadi ibu nggak usah marah-marah kita damai aja ditempat!" Timpal supir tersebut menjelaskan dengan menggebu-gebu.
Melihat Mamanya bersitegang dengan pemilik mobil tersebut Rara pun langsung menarik tangan Mamanya dan berkata.
"Sudah-sudah Ma biarlah ini diurus sama Pak Yono, kita cepat berangkat!" Jawab Rara memberitahu Mamanya.
"Pak urusan sama supir saya ya, nanti mobil ini dibawa ke bengkel berapapun biayanya nanti biar Bapak yang ganti rugi." Ujar Rara memberi tahu Supir Avanza itu.
"Baik mbak saya minta maaf ya, saya buru-buru tadi, akan saya ganti semua kerusakan mobil Mbk!" Jawab Supir tersebut sambil mengayunkan tangan nya ke arah Rara untuk berjabat tangan.
Akhirnya selesailah masalah kedua mobil tersebut, dan ojek online yang dipesan Rara pun sudah datang. Mereka pun bergegas menaiki ojek tersebut sambil membawa koper masing-masing. Perjalanan ke bandara memerlukan waktu 5 menit lagi, sangat cepat kalau menaiki ojek online.
"Ayo Ra cepat naik!" Ujar Sarasti menyuruh Rara menaiki motor ojek online.
"Pak Yon kami berangkat dulu." Sambil menaiki ojek online Sarasti memberitahu pak Yono.
"Baik hati-hati dijalan bu, sama non Rara hati-hati ya non." Ujar Pak Yono sambil memberi hormat kepada majikanya.
Setelah sampai di Bandara mereka pun langsung bergegas masuk ke dalam untuk cake in, mengingat waktu yang benar-benar terbatas.
"Haduh baru kali ini aku naik pesawat dikejar-kejar waktu!" Dengan nafas ngos-ngosan Sarasti mengusap keringat yang bercucuran di dahinya, nafasnya tak karuan karena berlari masuk kedalam Bandara.
"Makanya ini pelajaran buat kita kedepannya, jangan sampai berangkat ke bandara itu mepet, akhirnya kita sendiri kan yang susah Ma." Jawab Rara menjelaskan kepada Mamanya.
Setelah berkutat dengan validasi data dan kerempongan yang lainya, akhirnya mereka pun diperbolehkan memasuki pesawat dengan waktu yang kurang dari 10 menit sebelum keberangkatan.
"Hah akhirnya kita nggak jadi ketinggalan pesawat Ra!" Dengan nafas yang ngos-ngosan Sarasti pun mengatur posisi duduknya.
"Syukurlah, untung aja semuanya aman!" Ujar Rara memberi tahu Mamanya.
"Bisa-bisanya mobil kita tadi ditabrak orang dari belakang, kelihatan nya ringseknya tadi parah juga, sampai mobil kita terdorong ke depan lo Ra." Ujar Sarasti memulai obrolan tentang kejadian tadi.
"Iya Ma aku tau, tadi mobil kita kayaknya harus diganti deh bumper belakangnya, beneran penyok parah itu, untung aja kita nggak kenapa-napa!" Terang rara mengingat kejadian tadi.
"Tadi itu kayaknya Mama kenal deh sama pemilik mobil itu, itu kayak mobilnya teman kantor Mama, soalnya Mama lihat dari plat nomornya kayak nggak asing, tapi siapa ya Mama lupa!" Sambil memegang dahi kirinya dengan jari untuk mengingat-ingat siapa pemilik mobil tersebut.
"Ah nggak tau ah!" Tadi itu mungkin supirnya, bukan teman Mama yang nyetir jadi Mama lupa-lupa ingat." Ungkap Sarasti mematahkan dugaanya.
Sementara itu di kantor Jcorb Company Arka sedang terlihat sibuk, dia sedang menandatangani beberapa berkas dokumen di ruangan nya, sang Ayah Hartanto yang sudah berumur 75 tahun akan pensiun 2 minggu lagi, Hartanto hanya memiliki 1 orang anak yaitu Arka saja, jadi Hartanto ingin sekali memiliki cucu di usia senjanya, juga bisa mewarisi perusahaan ini suatu saat nanti, karena kalau tidak dari keturunan Arka siapa lagi yang akan meneruskan perusahaan besar ini, yang dirintis dari Hartanto saat masih muda. Melihat Arka sedang di ruangannya Hartanto pun langsung masuk dan menyapanya.
"Krek! Suara pintu ruangan Arka terbuka dan membuyarkan keseriusan Arka saat itu.
"Kamu lagi sibuk ya Ka?" Tanya Hartanto kepada Arka.
"Ada apa Ayah datang kemari?" Tanya Arka tanpa beranjak dari tempat duduknya dan sibuk menandatangani tumpukan berkas di atas mejanya.
"Ayah cuma ingin melihatmu kerja." Jawab Hartanto dengan entengnya.
"Apa? Ayah ini bisa aja." Sahut Arka sambil tersenyum.
"Apa? Ayah mau apa? Ayah mau memaksaku untuk ketemu wanita itu ya?" Tanya Arka dengan suara sinis.
"Hahahaha, kamu kok tau?" Jawab Ayahnya tertawa dengan kerasnya.
"Ayah itu sama aja sama Sania, kalian merencanakan ini semua kan?, bagaimana bisa aku menikahi seorang gadis hanya untuk mendapatkan anak!" Ujar Arka mulai masuk ke dalam topik utama.
"Ayah tau kamu pasti berat menerima ini, tapi coba kamu pikirkan baik-baik siapa lagi yang akan meneruskan perusahaan ini kalau bukan keturunanmu nanti? Ayah nggak mau kalau perusahaan ini diambil alih oleh saudara Ayah, sampai matipun aku tidak akan sudi perusahaan yang aku rintis dengan susah payah ini jatuh ke tangan saudara-saudaraku! Ujar Hartanto menjelaskan kepada Arka.
"Lagi Pula istrimu sangat baik sekali, Ayah sangat berterimakasih dengan Sania, dia berbesar hati untuk menikahkan suaminya dengan gadis pilihannya sendiri, demi menyelamatkan perusahaan kita, kamu harusnya mengapresiasi ketabahan hati istrimu!" Sambung Hartanto menambahkan.
"Maka dari itu Ayah beri aku waktu untuk berfikir, aku kasian sama Sania Ayah, dia selalu bilang kalau ini salahnya, dia selalu merasa bersalah karena tidak bisa memberiku anak, tapi aku tidak mempermasalahkan itu, sama sekali tidak!"
Tutur Arka mengutarakan isi hatinya.
"Pernikahan bukan tentang anak, meski tidak punya anak aku tidak merasa itu menjadi sebuah beban!" Ujar Arka menambahkan.
"Tapi kamu harus memikirkan juga nasib perusahaan kita Arka, mana bisa dalam sebuah kerajaan tidak ada pewaris tahtanya, hal itu sangat mustahil, dan ayah tidak ingin itu terjadi. Jadi ayah mohon datanglah nanti malam bersama istrimu, pikirkanlah apa yang ayah bicarakan ini!" Ujar Hartanto sambil berlalu pergi meninggalkan ruangan Arka.
"Aaarrrggghhh!!! Ayah suka sekali membuatku pusing!!! Timpal Arka meluapkan kekesalannya dengan menggebrak meja kerjanya.
------
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments