Dan Brakkk! Pintu kamar pun tertutup.
Anzel pun menarik tangan Rara dan menggandeng nya menuju kamar tidur, dengan cepat Anzel menjatuhkan tubuh Rara ke kasur.
"Apa lagi ini Nzel? Kamu mau apain aku, kita kan sahabat Nzel, jangan bilang kamu mau aneh-aneh sama aku!" Tanya Rara dengan perasaan tak karuan.
"Sebenarnya aku memendam rasa ini sangat lama kepadamu Ra, kamu terlalu baik dan sempurna bagiku, hingga persahabatan ini berlangsung sampai 5 tahun, selama ini aku memendam rasa kepadamu. Asal kamu tahu aku ingin sekali memilikimu Ra, kamu alasanku untuk terus berjuang, terimakasih untuk 5 tahun ini, persahabatan kita sungguh indah. Dan biarkan malam ini menjadi malam terindahku untuk kita." Ujar Anzel berkata kepada Rara.
Tubuh Anzel pun berdiri dihadapan Rara yang sudah terlentang di atas kasur, laki-laki tampan itu bergegas naik ke atas tubuh Rara dan menindihnya, kedua tangan Rara pun digenggamnya erat hingga Rara tidak bisa berkutik.
"Apa yang kamu lakukan Nzel, ah lepaskan tanganku dan pergi dari atas badanku!" Pinta Rara sambil menggoyangkan badanya.
Anzel yang melihat Rara mulai tak nyaman malah menyambar bibir Rara dengan bibirnya, ciuman panas itu pun tidak bisa terelakan lagi.
"Aku mencintaimu Ra, aku ingin sekali mencoba ini denganmu." Ujar Anzel saat melepas kecupan di bibirnya.
"Sudahlah nikmatilah, aku ingin kita jadi pasangan malam ini." Jawab Anzel dengan penuh gairah.
"Aku nggak nyangka Nzel kalau kamu suka denganku, kita kan sahabat, bukankah kamu ini orang yang selalu ada untukku, selalu menjagaku, dan kenapa kau malah melakukan ini Nzel?" Tanya Rara dengan kesalnya.
"Aku cemburu saat kamu bilang Mamamu mau menikahkanmu, aku nggak mau kehilangan kamu Ra!" Ucap Anzel menjelaskan dengan terus mencengkram tangan Rara diatas kasur.
"Iya tapi kita kan belum nikah Nzel, kamu jangan aneh-aneh ah, lepaskan tanganku sekarang!" Pinta Rara memohon kepada Anzel.
"Aku tanya sama kamu, apa kamu juga suka sama aku?" Tanya Anzel dengan nada emosi sekarang.
"Aaa-aku cuma nganggap kamu sahabatku Nzel, itu pun nggak lebih, aku nyaman sama kamu cuma sebatas sahabat." Ucap Rara sambil berkaca-kaca.
"Seharusnya kamu tau Ra gimana perasaanku dari dulu, aku nggak pernah seperti ini sebelumnya, hanya padamulah aku berani seperti ini." Tutur Anzel menjelaskan.
"Tolong bukalah hatimu untukku!" Air mata Anzel tak terasa jatuh di pipi Rara.
Rara pun tertegun, hatinya luluh melihat ada seorang laki-laki tampan dan baik hati yang mengutarakan perasaanya dengan tulus, hatinya pun mulai terbuka, Rara pun lalu memeluk tubuh Anzel dengan eratnya. Tangan yang dicengkeram Anzel kini terlepas, sambil menangis Mereka pun terbuai dalam kehangatan duniawi bersama.
"Aku juga sayang kamu Nzel, aku ingin memilikimu juga." Dalam hatinya Rara juga ingin memuaskan dan menikmati sensasi bercinta dengan Anzel.
Di Dalam kamar mewah itu pun jadi saksi gairah mereka berdua. Anzel yang tak sabar lalu membuka kancing kemeja baju Rara satu persatu, hingga memperlihatkan belahan dada Rara yang menantang. Anzel pun yang melihat itu langsung kalap, dibukanya bajunya hingga terlihat tubuh atletisnya, tanpa rasa malu Rara membantu membuka kancing celana Anzel dan melepasnya.
Anzel pun cukup terkejut melihat Rara berani membuka kancing celananya, dia pun semakin penasaran dan membuka Bra milik Rara dari belakang dengan gigitan mulutnya. Anzel pun lalu mencium punggung Rara dengan mesranya.
Suara ******* yang menggoda kini keluar dari mulut Rara, dengan semangat Anzel mencengkram dan memainkan dua gundukan bola Rara yang menantang itu. Dan menenggelamkan mulutnya dengan memberi gigitan yang menyenangkan.
Dan benar saja Rara semakin berteriak tak karuan, karena baru kali ini ia merasakan hal seperti ini, pantas saja dia terus berteriak dan mendesah kencang.
"Kamu melihatnya Nzel, baru pertama kali ada laki-laki yang melihat tubuhku, dan kamu yang pertama menikmatinya!" Ujar Rara memberi tahu Anzel yang tengah asyik memainkan gundukannya itu dengan mulutnya.
Anzel pun terus menikmatinya, dengan mengeluarkan ******* maut, dia pun mulai mengeksplor bagian tubuh Rara yang lain. Mereka pun memulai inti dari proses bercinta mereka. Ya, Anzel dan Rara benar-benar menggila terbuai oleh cinta satu malam mereka.
"Ayo Ra aku akan memasukkannya kamu siapkan?" Tanya Anzel lagi.
"Aku siap tapi pelan-pelan aja ya Nzel!" Pinta Rara kepada Anzel.
Mendengar Rara mengatakan itu semakin terpaculah Anzel untuk segera pasang badan, diluar dugaan sesi bercinta perdana mereka berdua berlangsung sekitar 10 menitan, karena ketidaktahuan mereka dan kurangnya pengalaman membuat mereka menjadi kebingungan.
Rara pun dibuat lemah tak berdaya dengan kekuatan Anzel diranjang, dia dibuat remuk, benteng pertahanan Rara akhirnya jebol juga.
"Aww pelan-pelan Nzel, jangan kasar-kasar!" Ucap Rara sambil menepuk pundak Anzel.
"Yang halus dong Nzel, jangan barbar, perih tau!" Celoteh Rara dengan nada kesal.
Kamu harusnya penuh perasaan jangan terbawa nafsu gini dong." Ujar Rara menjelaskan dengan nafas ngos-ngosan
"Aku sudah berusaha yang terbaik Ra, maafkan aku kalau aku terlalu terbawa suasana!" Sambil terus mencoba dan mencoba menembus benteng pertahanan Rara.
"Awww sakit!!" Teriak Rara dengan kencangnya.
Anzel pun langsung menutup mulut Rara dengan tangan nya.
"Sssttt!, Jangan keras-keras Ra, nanti ada yang dengar kita!" Celoteh Anzel meminta Rara untuk tidak teriak.
"Ganti gaya, biar aku yang ada di bawah!" Jawab Rara dengan kesal.
Setelah berdebat panjang Rara pun menyuruh Anzel berganti gaya, malam yang penuh dengan gairah mereka lewati bersama saat itu. Tak terlintas di benak Rara kalau dia akan melakukan hubungan badan bersama Anzel.
Setelah beberapa menit berlalu Rara pun terbuai oleh kubangan nikmat sampai dia lupa diri. Tiba-tiba saja Anzel mempercepat gerakanya.
"Aw Jangan dikeluarkan didalam Nzel!" Rara benar-benar kaget dan panik.
Benar saja Rara pun langsung mendorong tubuh Anzel dengan cepat dan berlari ke kamar mandi tanpa menggunakan baju sehelai pun. Dia benar-benar panik saat itu.
"Aduh bagaimana ini, apa yang sudah aku lakukan!, bodoh sekali kamu ini Ra!" Sambil menonjok wajahnya dengan tanganya.
Rara benar-benar menyesal dibuatnya, kenapa Anzel yang merupakan sahabatnya sendiri melakukan hal ini, dan bodohnya dia pun menikmatinya tadi.
"Semoga saja tidak terjadi apa-apa habis ini, aduh aku menyesal sekali!" Celoteh Rara terus menerus menyalahkan dirinya.
Setelah beres ganti baju Rara pun melihat keadaan anzel.
Anzel yang kecapekan pun sampai tertidur lelap. Matanya tertutup rapat, tubuhnya pun tergeletak di kasur tanpa memakai sehelai kain pun.
Rara pun langsung menyelimuti tubuh Anzel dengan selimut, dan bergegas untuk keluar dari kamar Anzel.
Di Depan pintu luar kamar, Rara pun terdiam dan kebingungan menoleh kekanan dan kekiri.
"Aduh aku harus kemana ini, sedangkan aku pun tidak tahu dimana letak kamar tamu." Ujar Rara kebingungan.
Terdengar suara langkah kaki dari lantai bawah menuju lantai atas.
"Brak!, brak!, brak, suara langkah kaki itu semakin lama semakin kencang.
"Sial! Ada orang yang mau naik kesini, aku harus gimana ini!" Sekujur tubuh Rara benar-benar gemetaran.
----------
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments