Bab 11 - Rencana Sania bertemu Rara

Di Dalam rumah yang sangat megah memiliki 2 lantai dan bergaya American Classic yang dominan warna putih gading itu pun Arka Wicaksono (29 tahun) dan istrinya Sania Veronica (30 tahun) tinggal bersama. Rumah itu dipenuhi dengan pernak pernik yang high class. Hampir semua yang ada di rumah itu bermerk chan**l, mulai dari piring makan, perabotan rumah tangga hingga bantal sofa pun semua bermerk chan**l. Puluhan lampu kristal yang besar nan indah menghiasi isi rumah tersebut, istana itu sangatlah indah, tapi sayang sekali rumah sebesar itu hanya ditempati oleh Arka dan istrinya juga para pembantunya saja. Tanpa ada suara tangis anak kecil. Pernikahan mereka kini berjalan hampir 6 tahun, di angka ke 6 itulah rasa ingin memiliki anak pun semakin besar.

Sania Veronica nyonya rumah yang cantik, memiliki tubuh tinggi semampai disertai kulitnya yang mulus, rambutnya terurai panjang, seperti istri CEO wanita yang ada di drama-drama korea, penampilannya begitu berkelas dan selalu memukau, outfitnya pun tidak pernah gagal dimanapun berada, karena dia memiliki stylish pribadi yang menemaninya kemanapun dia pergi. Hidupnya selalu bergelimang harta semenjak ia menikah dengan Arka. Hidupnya berubah 180 derajat. 

Tetapi Sania divonis dokter terkena miom dan endometriosis sebesar 15 cm sehingga diharuskan untuk diangkat rahimnya 4 tahun lalu. Penyakit itu benar-benar menyiksa tubuhnya, dia harus merasakan rasa sakit saat menstruasi dan rasa nyeri yang teramat sangat di perut bawahnya. semua wanita pasti tidak ingin jika rahimnya harus diangkat, itu membuat Sania sangat terpukul dibuatnya, karena jelas dia tidak bisa memberi Arka seorang anak pun. Maka terbitlah ide untuk mencarikan Istri kontrak untuk Arka, hanya untuk mendapatkan 1 anak biologis dari Arka, Sania rela mempertaruhkan perasaan nya demi memiliki anak dari orang lain. Mungkin dengan cara ini dia bisa terus bertahan di sisi Arka. 

Kalau mereka punya anak dari perkawinan kontrak antara Arka dan wanita lain beban mental Sania akan hilang dan tidak dihantui oleh rasa bersalah. Pernikahan kontrak ini adalah murni keputusan Sania sendiri. Dia yang mencarikan suaminya istri kontrak selama sebulan terakhir ini tapi tidak ada yang memenuhi kriteria Sania. Hingga akhirnya ada satu nama yaitu Rara Putri Angelin yang disetujui oleh Sania karena latar belakangnya yang bagus dan dia berprestasi juga berbakat bernyanyi. Wanita yang hampir sempurna secara akademik lah yang diinginkan Sania.

Di meja makan pagi itu Sania dan Arka selalu menyempatkan sarapan bersama sebelum Arka berangkat ke kantor.

"Mas nanti jangan lupa luangkan waktu buat pulang cepat ya, soalnya jam 8 malam kamu harus ketemu calon istri kontrakmu, dia udah jauh-jauh datang dari Surabaya lho." Ucap Sania dengan lembutnya, suaranya sangat berkarakter sekali.

"Kamu itu kenapa sih San, kenapa harus memaksaku ini dan itu, kamu nggak usah khawatir meski kita nggak punya anak, itu tidak akan merubah perasaanku!" Jawab Arka menjelaskan dengan wajah yang tegas dan suara yang lantang.

"Aku tau mas, aku percaya sama kamu, tapi demi masa depan perusahaan kita nanti, siapa yang akan melanjutkan perusahaan ini kalau bukan keturunanmu!" Ujar Sania menjelaskan.

"Sedangkan aku sama sekali tidak bisa memberimu anak, itu membuatku sangat bersalah mas!" Sambung Sania menjelaskan dengan seriusnya.

"Memangnya apa rencanamu setelah ini, apa aku akan langsung menikahinya secara siri? Apa itu maumu?" Tanya Arka dengan agak kesal.

"Kalau memang itu yang terbaik lebih cepat lebih baik mas, kalau memang gadis itu bisa langsung hamil ya akan sangat baik, tapi kalau dia sudah hamil kamu tidak boleh bergaul dengan dia lagi! Mengerti kan mas?" Tanya Sania sambil memandang Arka.

"Baru kali ini aku melakukan hal konyol diluar nalar, kamu itu memangnya nggak cemburu? Bagaimana perasaanmu melihat suamimu bersama orang lain? Tidur dengan orang lain Hah!" Bentak Arka mulai emosi. Rahangnya mengeras dan tatapan matanya tajam menatap Sania dengan kesalnya.

"Aku sudah siap-siap lebih dari setahun yang lalu mas, aku sudah belajar untuk menerima ini saat waktunya datang, jadi jangan pikirkan perasaanku, tapi aku minta tidak ada ciuman, tidak ada pegangan tangan, atau kontak fisik, tidak ada pemanasan, langsung saja pada tujuan dan jika sudah selesai pulanglah mas!" Ucap Sania menjelaskan kepada Arka.

"Jika wanita itu hamil biarlah aku yang mengurusnya dan memastikan dia tidak kekurangan apapun!" Sambung Sania.

"Ini sangat berat, aku belum siap melakukannya! Aku berangkat!" Sambil berdiri dari duduknya Arka pun beranjak pergi ke ruang kerja untuk mengambil tasnya.

"Sudahlah mas kali ini aja ikuti kemauanku!" Ucap Sania memohon kepada Arka.

Arka yang berwajah tegas pun hanya diam dan berlalu pergi menuju ke ruang kerjanya di lantai 2. Tanpa mengatakan sepatah katapun.

Sania pun lalu menghubungi Papa mertuanya Hartanto untuk membujuk Arka agar mau ikut pertemuan nanti malam. Sambil mencari nomor whatsapp Papa mertuanya di hpnya lalu menelponnya. 

["Assalamualaikum Halo Pa, selamat pagi, Papa lagi apa?"]

["Waalaikumsalam ini Papa lagi nyantai di taman sambil minum kopi, ada apa Sania telpon Papa?"]

["Jadi gini Pa, Sania minta tolong Papa ngomong sama mas Arka yakinkan dia biar mau ketemu sama calon istri kontraknya, tolong ya Pa, dia tadi marah-marah soalnya, kalau Papa yang ngomong kan dia pasti luluh"]

["Oh begitu oke-oke nanti Papa bujuk dia ya, biar Papa yang ngomong sama Arka"]

["Oke terimakasih ya Pa, salam buat Mama, god bless you Pa"] 

["Siap, god bless you to Nak]

Begitulah percakapan antara Sania dan Papa mertuanya, hubungan mereka begitu dekat seperti ayah dan anak kandung, Papa Hartanto lah yang memberikan informasi tentang Rara.

Sementara itu di rumah Rara dan Sarasti bersiap-siap untuk berangkat ke bandara, mereka masing-masing membawa 1 koper dan beberapa baju ganti untuk 2 hari, karena Rara sekalian untuk membuat konten make upnya.

"Gimana Ma apa sudah cocok bajuku, apa udah bagus make up ku?" Tanya Rara kepada sang Mama. 

Penampilan Rara siang itu sangat modis dan elegan dengan memakai dress dari chn**l berwarna putih seharga puluhan juta rupiah menambah satu tingkat pesonanya. 

Arka pun pasti tidak akan bisa terlepas dari pesona Rara saat mereka bertemu nanti, Rara tidak kalah cantik dengan Sania istri pertama Arka.

"Anak Mama sangat cantik sekali sayang, penampilan kamu sangat high class, nggak salah Mama pilihin bajunya!" Ujar Sarasti menjelaskan sambil tersenyum lebar.

"Mereka pasti akan terpana melihat kecantikan anakku!" Sambung Sarasti dengan senyuman yang sumringah.

Rara hanya tersenyum kecil melihat kelakuan sang Mama.

"Apakah Aku nanti ketemu istri pertamanya Ma?" Apa yang aku katakan kepadanya nanti?" Tanya Rara kepada sang Mama.

--------

Bersambung

Episodes
1 Bab 1 - Dihadang Orang gila
2 Bab 2 - Hal Tak Terduga
3 Bab 3 - Dipaksa Mama
4 Bab 4 - Adegan Panas Anzel
5 Bab 5 - Ada Yang Datang
6 Bab 6 - Pertentangan Rara
7 Bab 7 - Kisah Mendiang Airin
8 Bab 8 - Perbincangan Sarasti
9 Bab 9 - Bertemu Anzel
10 Bab 10 - Mengatur Pertemuan
11 Bab 11 - Rencana Sania bertemu Rara
12 Bab 12 - Hal tak terduga
13 Bab 13 - Hampir ketinggalan pesawat
14 Bab 14 - Tiba di Jakarta
15 Bab 15 - Perjanjian Kontrak
16 Bab 16 - Bertemu keluarga Hartanto
17 Bab 17 - Pergulatan Batin
18 Bab 18 - Ketakutan Sania
19 Bab 19 - Keluar dari hotel
20 Bab 20 - Beda pendapat
21 Bab 21 - Bertemu Sania
22 Bab 22 - Membeli gaun pengantin
23 Bab 23 - Kehilangan HP
24 Bab 24 - Dugaan Rara
25 Bab 25 - Wejangan paman Hasan
26 Bab 26 - Rumah Baru
27 Bab 27 - Ajakan menikah lagi
28 Bab 28 - Keburukan Sania
29 Bab 29 - Hari pernikahan
30 Bab 30 - Berlian Baru keluarga Hartanto
31 Bab 31 - Salah tingkah
32 Bab 32 - Percaya diri
33 Bab 33 - Rasa kesal Sania
34 Bab 34 - Bertemu Juan
35 Bab 35 - Bulan madu
36 Bab 36 - Rencana akhir bulan
37 Bab 37 - Menemui Mama mertua
38 Bab 38 - keberadaan Ayah Rara
39 Bab 39 - Rasa bersalah
40 Bab 40 - Kado untuk Arka
41 Bab 41 - Perebutan Hak Waris
42 Bab 42 - Kesehatan Presdir Hartanto
43 Bab 43 - Pulang Bulan Madu
44 Bab 44 - Akhir Hidup Ayah Rara
45 Bab 45 - Akhir Yang Bahagia
46 Dear Para Pembaca Setia
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Bab 1 - Dihadang Orang gila
2
Bab 2 - Hal Tak Terduga
3
Bab 3 - Dipaksa Mama
4
Bab 4 - Adegan Panas Anzel
5
Bab 5 - Ada Yang Datang
6
Bab 6 - Pertentangan Rara
7
Bab 7 - Kisah Mendiang Airin
8
Bab 8 - Perbincangan Sarasti
9
Bab 9 - Bertemu Anzel
10
Bab 10 - Mengatur Pertemuan
11
Bab 11 - Rencana Sania bertemu Rara
12
Bab 12 - Hal tak terduga
13
Bab 13 - Hampir ketinggalan pesawat
14
Bab 14 - Tiba di Jakarta
15
Bab 15 - Perjanjian Kontrak
16
Bab 16 - Bertemu keluarga Hartanto
17
Bab 17 - Pergulatan Batin
18
Bab 18 - Ketakutan Sania
19
Bab 19 - Keluar dari hotel
20
Bab 20 - Beda pendapat
21
Bab 21 - Bertemu Sania
22
Bab 22 - Membeli gaun pengantin
23
Bab 23 - Kehilangan HP
24
Bab 24 - Dugaan Rara
25
Bab 25 - Wejangan paman Hasan
26
Bab 26 - Rumah Baru
27
Bab 27 - Ajakan menikah lagi
28
Bab 28 - Keburukan Sania
29
Bab 29 - Hari pernikahan
30
Bab 30 - Berlian Baru keluarga Hartanto
31
Bab 31 - Salah tingkah
32
Bab 32 - Percaya diri
33
Bab 33 - Rasa kesal Sania
34
Bab 34 - Bertemu Juan
35
Bab 35 - Bulan madu
36
Bab 36 - Rencana akhir bulan
37
Bab 37 - Menemui Mama mertua
38
Bab 38 - keberadaan Ayah Rara
39
Bab 39 - Rasa bersalah
40
Bab 40 - Kado untuk Arka
41
Bab 41 - Perebutan Hak Waris
42
Bab 42 - Kesehatan Presdir Hartanto
43
Bab 43 - Pulang Bulan Madu
44
Bab 44 - Akhir Hidup Ayah Rara
45
Bab 45 - Akhir Yang Bahagia
46
Dear Para Pembaca Setia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!