Mendengar ucapan Rara, Anzel pun hanya diam. Laki-laki tampan itu berpikir begitu dalam. Hingga ia pun bersiap menjawab tantangan Rara.
"Aku mau kita meraih mimpi-mimpi kita dulu Ra, masalah aku akan menikahimu itu akan aku lakukan ketika waktunya sudah datang, menikah itu bukan untuk main-main, bukan karena paksaan harus menikahi orang kaya lalu bisa jadi kaya secara instan. Bukan masalah mengejar kekayaan nya, tapi komitmennya, rasa cintanya dan prosesnya. Apa kamu mau menikah dengan orang yang belum kamu kenal 100% lalu kamu hanya disuruh untuk memuaskan nafsunya saja. Hanya jadi orang ketiga, atau kamu hanya mengincar uangnya?" Jelas Anzel berkata kepada Rara panjang lebar.
"Berarti nggak sekarang kan? Kamu nggak berani ngomong sekarang kan? Berarti kamu memang dari awal cuma mau menikmati tubuhku tanpa mau mempertanggung jawabkan perbuatanmu Nzel, aku pikir kamu beda dari laki-laki di luar sana, ternyata kamu sama aja brengseknya!" Ungkap Rara memaki Anzel dengan nada kesal.
"Aku kecewa sama kamu, bukankah kamu yang salah, aku lah yang jadi pemuas nafsumu dari awal kamu yang minta tubuhku, melayani nafsu birahimu yang liar itu, lalu kamu hanya diam sekarang, kamu nggak mau bantu aku keluar dari masalah ini!" Sambung Rara menjelaskan dengan air mata menetes di pipinya.
"Sudahlah kalau memang kamu nggak mau nikah sama aku yaudah aku nggak akan memaksamu lagi, hubungan persahabatan ini sudah mulai keluar jalur, sudah melenceng terlalu jauh, jadi mari kita sudahi semua ini, kamu pun nggak bisa memberi aku kepastian, biarlah sekarang aku berjalan mengikuti arah takdirku, kemanapun aku melangkah nanti aku yakin Allah akan menuntun jalanku!" Timpal Rara menguatkan dirinya.
"Aku akan menunggumu Ra, kalau memang kamu mau pergi ke Jakarta silahkan, kalau kamu mau pulang lagi kamu cari aku, aku akan tetap disini, tetap akan menjadi sahabatmu." Ujar Anzel dengan senyum yang sedikit mengembang di pipinya, dia merelakan sahabatnya itu untuk pergi dan menikah dengan orang lain.
"Baiklah kalau itu maumu, kalau memang kamu merelakanku pergi, aku hanya pergi sebentar dan akan pulang lagi dengan cepat, tapi apakah ketika aku pulang nanti kamu akan menungguku dan kembali denganku?" Tanya Rara kepada Anzel dengan serius.
"Aku hanya menikah kontrak Nzel, dan itupun hanya sementara, jadi aku pasti akan pulang, kalau kamu mau tunggu aku dan kita akan memulai semua dari nol lagi!" Ujar Rara menjelaskan dengan pasti.
"Lalu setelah itu hidupku akan lepas dari belenggu Mamaku, aku sudah berjanji sama Mama kalau ini terakhir kalinya aku mengikuti perintahnya, dan Mama pun menyetujuinya!" Timpal Rara menambahkan.
"Apa kamu yakin Mamamu tidak akan mengatur hidupmu lagi setelah ini, apa kamu bisa menjamin?" Tanya Anzel meminta kepastian kepada Rara.
"Ya bisa lah, kalau kamu mau berjanji menunggu ku maka aku akan cepat balik bersamamu Nzel, tunggu saja aku 1 tahun setelah itu aku akan menemuimu." Ujar Rara menambahkan.
"Kamu tau kan persahabatan kita sudah berlangsung hampir 6 tahun, aku nggak bisa melupakanmu begitu saja, banyak sekali memori indah yang telah kita lalui bersama, hatiku hanya untukmu Nzel, tidak akan ada yang bisa menggantikan kamu di hidupku, aku hanya ingin kamu menerimaku kembali setelah semua ini berlalu, aku hanya ingin bersamamu Nzel!" Sambung Rara dengan derai air mata membasahi pipinya.
Melihat Rara menangis Anzel pun bergegas beralih dari kursinya lalu berdiri di hadapan Rara dan dengan lembutnya mengusap air mata Rara yang berjatuhan membasahi pipinya. Mata mereka bertemu seolah tidak ingin kehilangan satu sama lain. Melihat Anzel begitu perhatian kepadanya Rara pun langsung memeluk Anzel tanpa beranjak dari kursinya. Rara pun menangis di pelukan Anzel dan menumpahkan semua sesak di dalam dadanya.
"Aku adalah wanita yang tidak sempurna Nzel, dan kamu adalah satu-satunya laki-laki yang aku cintai, perasaanku tidak akan berubah!" Ujar Rara menambahkan sambil menggenggam erat tubuh Anzel.
Siang itu penuh dengan haru, perasaan Rara benar-benar campur aduk saat itu, demi mengikuti keinginan Mamanya membuatnya harus berpisah dengan Anzel sementara waktu.
"Kamu jaga diri ya, kalau ada apa-apa hubungi aku, aku akan ada kapanpun kamu membutuhkan!" Ucap Anzel dengan sabarnya.
"Sudah 15 menit aku harus kembali ke kantor Ra, kamu pulang dan hati-hati dijalan." Sambil memandang Rara dengan penuh kasih.
Rara pun melepaskan pelukannya dan menyudahi pertemuannya dengan Anzel siang itu.
"Kalau gitu kamu jaga diri baik-baik ya, aku pulang dan ini adalah pertemuan terakhir kita, aku janji nanti aku akan kembali kepadamu Nzel." Dengan langkah yang berat Rara pamit untuk pulang, memupuk harapannya kepada Anzel agar menunggunya pulang.
"Yaudah aku balik ya." Sambil mencium kening Rara sebagai tanda perpisahan mereka.
"Terimakasih ya Nzel, aku sayang kamu." Terang Rara menjelaskan.
Setelah itu Rara pun langsung pulang dan berjalan menuju mobilnya dengan tekad yang bulat tidak akan sedih lagi, dia akan menjadi wanita yang kuat demi Anzel.
Sementara itu Sarasti pun Izin pulang jam 12 siang karena harus terbang ke Jakarta jam 2 siang, Mengingat rute Surabaya - Bandung membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Sesampainya di rumah Sarasti tidak mendapati Rara di rumah.
Hujan pun tiba-tiba turun dengan derasnya siang itu, Rara pun bergegas pergi meninggalkan Starbucks untuk pulang kerumah.
"Sial, hujannya deras sekali sih." Ucap Rara sambil menutupi kepalanya dengan tangannya. Rara pun bergegas masuk ke mobilnya dan melaju pergi.
Setelah sampai rumah Rara mendapati Mamanya sudah pulang, rumahnya yang tadinya terkunci itu kini telah dibuka oleh Mamanya yang sama-sama memiliki kunci rumah.
"Kamu darimana aja Ra, Mama mencarimu tadi." Tanya Sarasti menyapa Rara dari luar pintu.
"Aku habis dari tempat Anzel Ma, ada yang perlu aku bicarakan sama dia." Ujar Rara mengatakan.
"Apa? Memanganya ada yang penting?" Tanya Sarasti kepada Rara.
"Nggak ada Ma, aku cuma Ngasih tau aja kalau aku mau ke Jakarta hari ini." Ujar Rara sambil memasuki pintu rumah.
"Oh jadi gitu ya, kamu nanti mau pakai baju apa Ra? Pakai baju yang cantik dan bagus, biar mereka takjub melihat kecantikan mu Ra!" Ujar sarasti dengan semangatnya.
"Ah terserah Mama deh, pakai baju apapun yang aku punya aja." Jawab Rara dengan santainya.
"Kamu pokoknya harus tampil cantik didepan mereka Ra, itu akan membuat daya tarik kamu semakin kuat, Mama sudah siapkan baju-baju mahal untukmu, coba lihat sini." Sambil menarik tangan Rara agar masuk ke kamarnya Sarasti.
"Ini dia, semua ini Mama belikan untukmu." Sambil menunjuk 5 godiebag besar merk Cha**l dan Gu**i.
"Ha, banyak banget Ma, jangan bilang semua ini untukku? Mama ini yang bener aja sih, kenapa Mama belanja semua ini?" Tanya Rara dengan kagetnya melihat semua belanjaan Mamanya.
"Kamu coba dan pilih mana yang kamu suka, dan nanti pakailah disana." Jawab Sarasti dengan bahagianya, karena setelah ini dia akan menjadi besan CEO kaya.
"Tadi Mama ditelfon sama Ajudanya Presdir nanti malam kita ketemu jam 8 malam, siapkam dirimu ya Ra." Ujar Sarasti memberi tahu Rara dengan girangnya.
--------
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments