EPISODE 15

Matahari sudah muncul sepenuhnya, berhenti malu-malu untuk menampakkan diri. Di desa yang sangat jauh dari kota, dedaunan hijau dibanjiri embun pagi. Sungguh sangat indah, bentangan hijau padi menghiasi bawah bukit, dengan sebuah gubuk kecil di tengahnya. Tempat peristirahatan para petani setelah sibuk bergelut dengan lumpur sawah. Seorang wanita tua membuka pintu salah satu gubuk, sungguh tak layak pakaian yang dikenakannya. Sepertinya dia bukan pemilik sawah, tetapi hanya seorang wanita yang numpang tidur sementara di dalam rumah kecil satu ruangan itu.

Mata wanita itu menatap kosong kearah jalan setapak yang akan membawanya pergi keluar dari kepungan tumbuhan penghasil beras. Dengan helaan nafas, dia mulai melangkah menjauhi gubuk. Tiga menit kemudian ia sampai di jalan yang cukup lebar dan hanya dilapisi tanah. Suara bising di arah belakang membuat kening wanita itu mengernyit, tubuh tua itu sedikit miring kesamping, untuk melihat apa yang terjadi. Sebuah mobil sedan mini berjalan lamban dengan suara klakson nyaring yang terus berbunyi tanpa jeda sama sekali. Dengan kecepatan yang kira-kira 10km/jam, mobil itu melewati wanita itu dan berhenti lima meter di depannya. Ingin sekali ia tidak memperdulikan mobil itu, namun rasa penasaran dengan cepat menghantuinya. Jendela belakang sebelah kiri terbuka, sementara wanita tua itu berada di sisi kanan mobil. Ia tak bisa melihat dengan jelas siapa dan apa yang ada di dalamnya. "Apakah seekor anjing yang mengendarai mobil?", Pikir wanita itu. Diketuknya kaca jendela supir sedan itu dengan ujung jari telunjuknya, tak ada reaksi sama sekali. Wanita itu beralih ke sisi kiri dan melakukan hal yang sama, di panggilnya si pengemudi melalui kaca jendela penumpang yang terbuka. Sama sekali tak ada reaksi, hanya ada suara geraman. Sebuah siluet tubuh manusia dapat ia lihat dengan mata tuanya. Tangan keriputnya mengulur masuk, berniat menyadarkan orang di dalam. Tidak sampai, tentu saja. Namun sambutan tangan dari orang di dalam menampak lekuk keriput diwajah wanita tua itu. Tubuhnya dibanjiri keringat ketika orang yang duduk di kursi pengemudi memperlihatkan wajahnya, pucat kebiruan, matanya berwarna putih susu, bibirnya biru gelap, urat-urat bermunculan bagaikan cacing yang menempel di kulit. Wanita itu berpaling dari wajah orang itu, dan menatap tangan yang kini mencengkeram tangannya, warna kulit yang sama, dengan kuku jari hitam yang mengerikan. Tidak ada suara yang keluar, wajah tua itu memencarkan ketakutan yang amat sangat, bibirnya bergetar, pita suaranya seakan putus seketika. Manusia berkuli pucat yang ditahan sabuk pengaman itu memamerkan gigi putih dengan gusi berwarna biru kehijauan miliknya.

Seorang pria dengan cangkul yang dipikulnya, menatap heran kearah mobil sedan yang terparkir dijalanan. "Apakah seseorang tersesat?", Pikirnya. Pria itu melangkah mendekat. Wajah penasarannya kini semakin menjadi ketika melihat seorang wanita tua berpakaian compang camping dengan tubuh bergetar menoleh kearahnya dengan mata terbelalak.

Wanita itu menunjuk kedalam mobil dengan jari telunjuk tangan kirinya, "Di...dia! To...Tolong!". Mata wanita itu berair, berusaha tidak membuat pergerakan di tangan satunya. Cengkraman yang amat kuat ia rasakan.

Pria dengan cangkul itu panik seketika. Diintipnya orang di dalam mobil melalui kaca jendela di samping wanita itu. Pemandangan yang sama ia lihat. Pria itu menoleh kearah wanita itu dengan tubuh bergetar. Kemudian berkata, "ada apa sebenarnya?!".

...◣◈◊◈◢...

"Haha!, Apa kalian lihat itu?!", Ucap Lim bangga.

"Ya, ya. Kami melihatnya!", Sahut Zero malas.

"Hei hei, wajah seperti apa itu?!", Ucap Rena.

Zero mendengus malas, "lalu aku harus menunjukkan wajah seperti apa?".

"Hihi, seperti ini", Rena beranjak dari duduknya, menyatukan kedua tangannya dan meletakkannya ke samping wajahnya, tersenyum denagn tatapan kagum, lalu berkata, "Ya! Kalian sangat keren! Aku sungguh bangga dan kagum dengan aksi heroik kalian!. Rena, Lim, aku akan melakukan apapun untuk kalian! Apapun!", Rena berganti ekspresi sedih, "Aku sungguh malu!, Aku tak sehebat kalian. Aku akui itu!". Rena tersenyum jahil, dan mencondongkan tubuhnya kearah Zero, "seperti itu!".

Zero memiringkan sebelah mulutnya, "Haah?!. Apa kau gila?, Aku tidak akan pernah mengeluarkan ucapan terkutuk, itu!".

"Cih!, Apa kau bilang? Dasar...."

Tuan Loner masih duduk di tempat yang sama, ditemani oleh Mike yang sibuk menorehkan sesuatu melalui pensil ke beberapa kertas yang tergeletak di depannya. Mike mengalihkan pandangannya kearah jendela, berusaha berfikir akan sesuatu, sebelum ia menatap heran orang tua didepannya. Alis tebal Tuan Loner bertaut sempurna, mengetahui jika Mike memperhatikannya, tuan Loner menunjuk kearah luar jendela.

Seorang pria berbadan besar berdiri di samping mobil hitam yang mengkilap terkena sinar mentari. Dia terlihat berjalan mendekati sebuah kepala gadis kecil yang yang tergeletak tanpa tubuh dijalanan beraspal. Pria itu mendekap kepala kecil itu di pelukannya. "Seperti film Horor versi nyata", pikir Mike.

"Sepertinya aku mengenal pria besar itu?!", Ucap Mike, berusaha memilah ingatannya. Kemudian kembali berkata,"Sepertinya itu adalah seorang sersan polisi dari kantor kepolisian?".

Tuan Loner sama sekali tidak berpaling, ia menatap lekat pria itu. "Apa yang dia lakukan?, Memeluk mayat?. Apakah dia ada penyakit psikologis? Tapi, bukankah dia seorang sersan?", Ucap Tuan Loner, berusaha berfikir.

"Hahaha", tawa Mike.

Tuan Loner merasa bingung, dan menoleh kearahnya,"apa yang lucu?".

"Maaf!, Aku tidak bermaksud menertawakan siapapun!. Tapi jalan pikiran mu sedikit aneh, aku rasa?!", Ucap Mike. Dia kembali menatap keluar jendela, kemudian berkata,"Mungkin itu anaknya?".

"Anaknya?, Bagaimana mungkin ia selamat dan anaknya tidak?".

Mike kembali menatap Loner,"Itu bisa saja terjadi. Buktinya, orang didepan ku ini seperti itu?!".

Tuan Loner tersenyum kecut,"Kau benar!. Sungguh bodoh, aku tidak menyadarinya". Ada rasa penyesalan di suara tuan Loner. Mike meminta maaf karena menyinggung soal itu. Mike mengalihkan pembicaraan dengan membahas apa yang sedang ia tulis di kertas folio dengan pensil.

Setelah beberapa saat, Tuan Loner menoleh ke jalan melalui jendela. Hilang. Pria dengan kepala gadis kecil itu hilang. Hanya ada mobil hitam mengkilap yang terparkir di tengah jalan. Mata Tuan Loner mengitari sekeliling jalan, mencari keberadaan orang itu.

Mike merasakan kegelisahan tuan Loner, dengan bingung ia ikut melihat keluar jendela. Kening Mike berkerut, matanya ikut mencari keberadaan orang yang disebutnya sersan polisi, itu.

"Mike! Apakah kau memiliki saran untuk orang tua ini?", Ucap Lim menunjuk seorang pria berusia sekitar empat puluh tahun yang masih tidur tergeletak diatas sofa dengan posisi duduk. "Bagaimana pendapat mu dengan satpam zombie?, Saran Lim.

"Tidak tidak! Apanya satpam Zombie. Aku yakin dia akan mati hanya dengan satu terkaman!", Tolak Rena. Diangkatnya satu lengan milik pria itu, kemudian kembali berkata, "Lihat tubuhnya yang kurus ini!. Aku yakin dia akan patah tulang sebelum sempat berlari".

"Aku setuju!", Ucap Zero menampilkan jari telunjuknya.

Lim dan Rena menoleh tajam kearah Zero,"Diam kau!", Bentak mereka.

"Baiklah, nona-nona. Aku diam", Ucap Zero mengalah.

"Cepat Mike!, Berikan pendapat mu!", Desak Lim.

"Maaf, nona-nona. Sepertinya kalian harus menghentikan diskusi kailan sebentar?", Ujar Tuan Loner.

"Apa maksudmu, pak tua?", Tanya Rena.

"Ya!, Aku setuju!. Sepertinya kita kedatangan tamu?", Ucap Mike.

Lim menatap daun pintu yang tertutup rapat di depannya, dengan kening berkerut. "Apakah seorang zombie?".

Suara langkah kaki terdengar lebih jelas sekarang. Ketukan sepatu di lantai bergema. Mike meraih sebuah tongkat bisbol yang bersandar di belakangnya, dan Pak tua Loner bersiap dengan senapan di tangannya. Langkah kaki itu berhenti di depan pintu mereka, kini suara langkah kaki berganti ke suara ketukan pintu.

Zero melihat kearah Mike, kemudian berkata,"Apakah ada zombie yang tau sopan santun?".

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!