EPISODE 10

"Aku harap mereka sampai dalam keadaan baik!", Gumam Rena.

"Hei kau, sedang apa?. Cepat bantu aku menata rak-rak ini!", Teriak Lim.

"Ah? Maafkan aku. Mike baru saja mengirimi ku pesan. Dia bilang dia akan datang", Ucap Rena, bergerak membantu Lim mengangkat rak berisikan barang dagangan.

"Mike?, Apa dia gila?! Zombie-zombie ini masih belum menyebar, dan masih berkeliaran di tengah kota!".

"Aku tidak tahu!, Sepertinya dia memiliki rencana ya sendiri. Tenanglah!, Bukankah dia lebih senior dalam masalah ini daripada kita?"

"Kau ada benarnya!"

"Kau tau?, Kejadian ini mengingatkan ku pada peristiwa tak terduga dikehidupan lalu?"

"Tolong jangan ingat kan aku dengan itu!"

Rena membalas ucapan Lim dengan suara tawanya.

Pemilik minimarket yang ikut membantu memindahkan rak, merasa aneh dengan obrolan dua wanita yang terperangkap bersamanya itu. Dua sempat menduga jika ini adalah syuting dadakan acara tv. Namun, sejauh mata memandang tak ada kamera satupun, atau mikrofon kecil. Para zombie yang terlihat penasaran dengan apa yang terjadi didalam minimarket terlihat berjalan mendekat dengan geramannya. Lim dan Rena saling bertukar pandang, menerka-nerka apa yang mungkin akan dilakukan zombie-zombie itu. Beberapa zombie terlihat beberapa kali memukul kaca dengan tangan, dan kemudian melangkah pergi.

"Selama tak ada suara keras atau berisik, maka kita akan aman!". Ujar Rena, menyandarkan tubuhnya ke dinding setelah beberapa menit sibuk memindahkan rak-rak ke dekat jendela minimarket.

Lim ikut menyandarkan tubuhnya, dengan nafas yang tersengal dia berkata,"Sepertinya kau benar!, Aku ingat sekali tempat tidurku waktu itu. Delapan kardus kususun menyerupai single bed, dan aku selimuti itu dengan handuk yang berada di rak sebelah sana", Lim menunjuk kearah lantai yang tadinya berisikan rak. Kemudian dia kembali berkata," Dan aku mengatur tempat tidurku itu di sana", Lim kembali menunjuk lantai, dengan tangannya.

"Tunggu sebentar, Lim! Sepertinya kita berada di lokasi yang sama dengan tempat kita bertemu di kehidupan sebelumnya?!", Terka Rena.

"Kau benar!, Aku sungguh tidak menyadarinya!. Susunan dan gaya ruangannya sama!.", Ucap Lim setuju.

"Jika tidak salah, waktu itu kau berkata bahwa kau menemukan sebuah kotak dengan pistol dan bom didalamnya!"

"Ya! Dan kotak itu ada di gudang!. Kita selamat!", Ucap kedua wanita itu saling menatap dan tersenyum bahagia.

Ditengah kebahagiaan mereka, sebuah moncong pistol muncul tepat didepan mata mereka. Untuk beberapa saat, mereka saling bertukar pandang. Dengan mata terbelalak, mereka menoleh kearah sumber munculnya pistol.

"Pemilik minimarket?!", Ucap Rena tak percaya.

"Kenapa?", Lim mengerutkan keningnya.

"Aku tak tau siapa kalian berdua!. Aku benar-benar kehilangan akal sekarang!. Kalian terus berbicara tentang 'kehidupan sebelumnya'. Sebenarnya apa yang terjadi?!. Jangan bercanda lagi!, Hentikan semua ini!", Pemilik minimarket itu berbicara dengan wajah gusar dan nafas menderu.

Untuk kedua kalinya dua wanita itu saling bertukar pandang, seakan berkomunikasi melalui kedua mata mereka. Kemudian, mereka kembali memandangi pria yang berdiri dihadapannya.

"Kurasa dia sudah gila!", Bisik Rena sedikit menggerakkan bibirnya.

"Kumohon tenangkan dirimu, pak!.", Ucap Lim.

"Ya!, Kami juga ada di sini atas unsur ketidaksengajaann", timpal Rena.

"Unsur ketidaksengajaan katamu?", Pria itu menurunkan cumcung pistolnya dan menekuk wajahnya, sedetik kemudian pria itu tertawa dengan mata yang masih menatap lantai yang dipijaknya. "Apa kau kira aku bodoh, Nona?!", Pria itu meluncurkan sebuah peluru dari mulut pistol yang diarahkannya ke atas. "Kalian mengetahui bahwa di minimarket ini terdapat sekotak bom dengan pistol didalamnya!, Kalian bahkan tau tempat penyimpanannya!. Dengan kata lain kalian dengan sengaja datang kesini untuk mengambil produk rakitanku?, Iya kan?". Pria itu menatap tajam kearah kedua wanita didepanny yang diam tak berkutik, kemudian dia kembali berkata,"Hodie hitam yang kalian kenakan itu!. Aku tak tahu apa yang tersembunyi didalamya. Tapi aku yakin kalian berdua adalah dua polisi wanita. Dan orang-orang yang mengerikan di luar tokoku ini, adalah rekan kalian kan?". Pria itu kembali bergerak menodongkan pistolnya kearah kedua wanita itu.

Sebelum muncong pistol tepat mengarah ke salah satu antara mereka, Rena dengan cepat melayangkan tendangan kearah atas, tepat mengenai tangan pria itu. Pistol yang dipegangnya terlepas, dan terlempar kesamping. Lim melihat kesempatan, dia menjatuhkan tubuh pria itu dengan menggunakan teknik sapuan. Rena dengan cepat melipat kedua tangan pria itu ke belakang, disambut dengan Lim yang menyegel tangan pria itu dengan selotip.

"Lepaskan!, Apa mau kalian?!", Ucap pria itu, memberontak.

"Diam!. Suara tembakan mu tadi memancing lebih banyak zombie untuk datang kemari, dan sekarang mereka bahkan memukul kaca tipis jendela tokomu!. Kau dengar baik-baik!, Kami tidak ingin mati lagi disini hanya karena orang bodoh sepertimu!, Dan satu lagi! Kami bukan polisi wanita seperti yang kau kira, orang-orang bertubuh pucat yang mengelilingi minimarketmu ini, adalah sekumpulan zombie yang siap mengubah kita menjadi seperti mereka!", Jelas Lim.

"Heh! Kau pikir aku percaya dengan ucapanmu?!"

"Kami tidak memaksa kau pria bodoh, untuk percaya dengan apa yang kami katakan!"

"Lim!, Maaf sebelumnya, sepertinya kau harus menghentikan terlebih dahulu obrolan mu dengan pria itu?", Ucap Rena, menunjuk retakan kaca yang seiring waktu bertambah panjang.

"Gawat!, Rena bukankah kau bisa bela diri?"

"Ya! Sedikit"

"Bagus, aku tau kau tak bisa menggunakan pistol. Seingatku di sudut belakang sana ada beberapa tongkat bisbol dan pipa besi. Silahkan kau gunakan"

"Terimakasih!", Rena bergegas menuju sudut minimarket yang ditunjuk Lim.

"Maaf, tuan. Sepertinya aku memerlukan pistol dan rakitan mu?!", Lim tersenyum mengejek kearah pria itu. Lim beranjak pergi memungut pistol yang terlempar, dan kemudian melangkah menuju gudang.

Pria yang masih terlungkup dengan tangan tersegel hanya bisa memaki dan menatap tajam kearah Lim. "Kau akan menyesalinya!, Kau tidak akan selamat!, Kau akan merasakan akibatnya! Wanita sialan!", Maki pria itu.

Lim kembali dari gudang dengan sebuah kotak ditangannya. Diletakkannya kotak itu disamping pemiliknya yang sedang tengkurap dengan mata melotot. Lim kemudian berjalan menghampiri Rena yang telah siap dengan pipa besi berukuran lima putih centimeter ditangannya.

"Apa kau siap, Rena?"

"Tentu saja!, Aku selalu siap kapanpun!"

"Baiklah, ayo!"

Mereka bergerak memanjat rak minimarket yang telah mereka atur berhimpitan dengan kaca minimarket. Rena dan Lim berjaga di tempat yang terpisah. Sebuah kaca jendela berhasil dihancurkan dari luar oleh beberapa zombie yang memukulnya dengan tangan mereka.

Rena bersiap dengan pipa besinya, menyambut kedatangan puluhan zombie yang berjalan kaku menghampirinya. Sebuah tebasan dari pipa besi melayang tepat dikepala mereka. Satu demi satu zombie tumbang dengan kepala berdarah, Lim membantu dari kejauhan dengan peluru yang meluncur dari pistolnya.

"Benar kata Mike, mau bagaimanapun mereka tetaplah manusia!. Hanya saja dirasuki virus yang membuat sistem tubuh yang sangat bertolak belakang dari yang seharusnya", Ucap Rena yang masih sibuk mengayunkan pipa besi ditangannya.

"Sepertinya kau senang dengan mengayunkan pipa itu?!", Sindir Lim.

"Haha, aku hanya sedikit bernostalgia melihat zombie-zombie ini!. Dan sepertinya kau sama senangnya dengan ku?"

"Tentu saja. Hahaha kemarilah monster berliur!"

"Dan sepertinya mereka sama senangnya melihat kita?. Lihat segerombolan zombie terlihat datang mendekat!"

"Apa?, Sepertinya ini karena suara pistol sialan ini?!"

"Sebaiknya kau mengganti senjatamu, atau monster berliur ini akan datang lagi dan lagi"

"Sudah tidak sempat!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!