Malam setelah perkenalan dan makan malam bersama Bastian dan Gadisha menjadi tetangga yang dekat dan manis, selalu bertegur sapa atau bertukar kabar melalui pesan singkat.
Ada rasa yang berbeda dirasakan di hati Gadisha, sama seperti saat dulu dengan Satria tapi ini lebih terasa merasuk ke dalam hati dan pikirannya, apa ia sudah jatuh cinta lebih dulu pada dokter tampan itu. Sikap Satria dan Bastian memang berbeda, Bastian lebih sedikit perhatian dan manis hingga kadang membuat Gadisha tersanjung. Selalu menyapa "apa kamu sehat hari ini?" kata-kata awal pagi yang selalu di tanyakan Bastian. Sebagai seorang dokter kata Seperti itu mungkin biasa tapi bagi Gadisha itu istimewa karena merasa semakin diperhatikan.
"How are u to day pretty girl..stay healthy ok!" kalimat hari ini yang diterima melalui pesan singkatnya.
Hati Gadisha seakan melayang, senyuman tersungging di bibirnya. kalimat yang seakan menjadi vitamin untuk hari ini.
"Thanks..selamat bertugas pak dokter semoga selalu menjadi penyembuh bagi pasien-pasiennya" jawab Gadisha bahagia. Langkahnya terasa ringan ketika ia masuk ke dalam kelas, mood yang bagus akan membawa hasil yang maksimal.
Wanita kodratnya senang dipuja dan diberi perhatian itu kalimat yang sering didengar, dan terbukti pada Gadisha setiap hari Bastian tidak pernah lupa untuk memberi sanjungan dan perhatian siapa wanita yang tidak klepek-klepek.
"Hallo Bu Dosen cantik..siang ini ada jadwal kosong nggak? makan siang yuk aku harus diberi suntik vitamin C nih" pesan masuk ke ponsel Gadisha.
Gadisha tersenyum dan segera membalas dengan cepat "Suntik Vitamin C ? dimana?"
"Ya kamu vitaminnya.. Vitamin Cantik" pesan Bastian membuat Gadisha tersipu.
"Pak Dokter gombal..setelah jam 12 aku free"
"Nice..aku jemput ya ke kampus..mobil kamu simpan di kampus saja pasti aman" balasan dari Bastian.
"Ok nggak masalah" Gadisha membalas dengan bibir melengkung ke atas rasanya seperti ada puluhan ampere listrik hingga hatinya seperti tersetrum.
Jatuh cinta memang bisa membuat orang bahagia dan lupa segalanya, kadang juga membuat tingkat kewarasan agak sedikit terganggu hingga seperti orang gila yang kadang senyum sendiri atau bicara sendiri.
Setelah Sholat duhur Gadisha menunggu pesan dari Bastian.
"Aku ada di lobby FEB" pesan masuk dari Bastian.
"Ok i"ll be there" Gadisha menulis pesan sambil kakinya terus melangkah menuju lobby.
Dari dalam mobil Bastian melihat Gadisha berjalan menuju arah mobilnya, senyuman tersungging di bibir Bastian memandang gadis cantik nan cerdas yang sudah mencuri hatinya. Setiap hari rasanya kini terasa berwarna tidak hanya bertemu dengan pisau bedah dan benang jahit tapi ada sosok wanita cantik dan cerdas mewarnai harinya. Bastian belum berani mengungkapkan isi hatinya, ada keraguan yang menghalangi karena adanya perbedaan keyakinan di antara mereka. Bastian bahkan belum mengatakan keyakinan yang dia anut kepada Gadisha, bukan dia tidak jujur tapi takut Gadisha akan menjauh pergi. Ia tidak siap jika Gadisha menjauh, keinginannya hanya satu ia ingin berjuang terlebih dahulu setidaknya cintanya tak melayang di tiup angin.
Lamunan berakhir ketika kaca jendela di ketuk dari luar, ia segera membuka kunci otomatisnya.
"Siang pak Dokter boleh saya numpang?" Gadisha terkekeh menggoda Bastian.
"Harus pake aplikasi Bu dosen kalau mau naik mobil saya" balas Bastian.
"Wah saya belum mengunduh aplikasinya dok..apa ya namanya?"
Bastian terkekeh-kekeh merespon candaan Gadisha sambil geleng-geleng kepala.
"Dosennya begini apa nggak bikin mahasiswa betah ya di kampus..alamat jadi mahasiswa abadi semua tuh" Bastian melirik Gadisha
"Sebelum sama mahasiswa Sudah di Tag dosen duluan dong hahaha" Gadisha tertawa renyah
"Serius Sha emang dosen sudah ada yang deketin kamu" Bastian merasa tidak rela bila Gadisha di miliki laki-laki lain.
Gadisha hanya tertawa sambil mengibaskan tangan di depan wajahnya seperti orang kepanasan.
Bastian mendelik tak suka.
"Pak dokter sensi deh ..pasti karena lapar yaa..biasanya orang lapar akan lebih cepat marah" goda Gadisha
"Iya lapar pengen makan orang" jawab Bastian ketus.
"iihh takuuut.." Gadisha merapatkan tubuhnya ke sisi pintu sambil terkikik.
"Nakal kamu Sha..awas aja nanti aku sentil" Bastian membulatkan jari jempol dan telunjuknya seperti mau menyentil.
"iih KDRT tuuh.. bisa aku laporin ke KPAI"
"Lama-lama aku cium juga kamu Sha" kata Bastian gemas
Gadisha hanya mencibirkan bibirnya.
Bastian mesem-mesem menahan senyum
Bertemu Gadisha memang hal yang paling ajaib menurut Bastian, ia dengan beraninya datang ke rumah seorang gadis yang tidak dikenalnya hanya untuk berkenalan. Ia termasuk laki-laki yang pemilih dan menjaga gengsi tapi dengan Gadisha ia merasa berani mempertaruhkan harga dirinya.
Bastian menarik napas.
"Kenapa pak dokter koq kayaknya hidupnya beraaat banget" tanya Gadisha setengah menggoda.
Bastian menoleh, tatapannya sendu lalu tangannya terulur mengusap pucuk kepala Gadisha.
Gadisha hanya diam tidak mengerti.
Mobil berhenti di halaman restoran Sunda, gambar ikan menjadi ciri restoran yang mengunggulkan ikan bakarnya.
"Kita makan di sini kamu nggak masalahkan Sha?" tanya Bastian
"Why not? ..ini restoran favorit saya dan keluargaku dulu, semua menunya enak" jawab Gadisha sambil mengacungkan jempolnya.
"Oh yaa..pas kalau begitu ok lets go" kata Bastian dengan semangat.
Mereka masuk restoran dan memilih tempat duduk yang nyaman, pelayan datang membawakan buku menu.
"Menu favoritku di sini ikan nila pesmol, pucuk daun labu dan nasi liwet" Gadisha memilih menu
"Mas Bastian mau apa?"
"Aku mau sup ikan"
Setelah pelayan mencatat semua pesanan lalu pelayan itu pun pergi.
"Sabtu sore kamu ada waktu Sha..kita ke atas yuk liat sunset" ajak Bastian
"Ke bukit hutan Pinus ?"
Bastian mengangguk, "Sore bagus kalau pas sunset"
Gadisha menggeleng " Sorry aku ada acara dengan team pembimbing Pengabdian Masyarakat untuk pertemuan dengan warga yang akan di jadikan lokasi untuk mahasiswa bulan depan"
"Dari kapan?" tanya Bastian
"Jumat pagi kami berangkat kemungkinan baru sampai Yogya Minggu siang atau sore, karena kita mau lanjut ke Dieng..sekali-kali kita refreshing" Gadisha menjelaskan dengan wajah bahagia.
"Bahagia banget kayaknya.. wajahnya berseri-seri" kata Bastian datar
"terus aku sendirian gitu pas weekend..yaah nggak asik" keluh Bastian dengan muka ditekuk
"Emang selama ini dengan siapa? sebelum kenal aku juga kan biasa aja..makanya cari pacar dong masa dokter keren jomblo hihihi" Gadisha terkikik.
Bastian terdiam sambil memikirkan sesuatu.
"eitss sorry pak dokter jangan marah just kidding" kata Gadisha sambil menangkupkan tangan di dada.
Bastian menimbang apa ia harus mengatakan sekarang atau sepulang Gadisha dari Dieng, tapi ia takut keduluan orang lain atau bahkan sudah ada dosen yang mendekati Gadisha.
"hmm Sha' baru mengatakan itu pelayan sudah datang membawa pesanannya.
"Kenapa?" Jawab Gadisha
"Nanti saja setelah makan..kita makan dulu" ajak Bastian untuk mulai menyantap makanannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Miss Tiya😊
ceritanya bagus, ngga bertele²... semangatt
2023-01-31
1