Satria menatap rumah Gadisha dari luar pagar, enam bulan lalu ia datang ke rumah ini untuk meminta Gadisha menjadi kekasihnya. Berjalan bersama selama enam bulan tentu saja sudah banyak cerita yang terangkai menjadi satu buku kisah cintanya. Namun ternyata takdir yang menentukan kelanjutan cerita mereka, apakah akan meneruskan episode berikutnya atau hanya tamat satu buku saja.
Satria mematikan mesin motornya lalu melepas helm dan jaketnya, berjalan membuka pagar tapi ternyata terkunci dari dalam.
Satria mengetik pesan di ponselnya 'Yank tolong buka kunci pagarnya mas ada di depan', sambil menunggu jawaban ia memandang pada pintu rumah yang tertutup. Ada rasa perih yang ia rasakan sampai telinganya memanas, menyadari mungkin ini malam terakhir ia berkunjung ke rumah ini sebagai kekasih sang pemilik rumah.
Terdengar pintu rumah dibuka, lalu terlihat gadis cantik rambut di ikat kuda berjalan ke arah pintu pagar, ' maaf tadi aku di dapur mas, ayo masuk!' ajak Gadisha sambil membuka pagar selebar motor.
Satria mendorong motornya sampai halaman rumah, lalu ia memberikan bungkusan nasi uduk & pecel ayam 'kamu belum makankan? mas bawa nasi uduk & pecel ayam kebetulan mas juga belum makan'
'Kebetulan belum tadi rencana memang aku nunggu mas, mbok Jum juga masak sayur asem dan ikan nila goreng,. cocok juga sama nasi uduk' Gadisha terlihat bahagia menerima oleh-oleh dari Satria.
Gadisha lalu menyiapkan makanan untuk mereka berdua, di sisi lain Satria menyiapkan hati untuk hal-hal yang bisa saja terjadi di luar perkiraannya. Membayangkan Gadisha menangis dan tak mau berpisah, apa yang akan ia perbuat?
Makan dalam hening dengan pikiran yang ada di kepala masing-masing.
"Dis kamu tahukan kalau mas sayang kamu?' Satria membuka pembicaraan, Gadisha menatap Satria. 'tapi ketika orang yang sayang padamu dia juga menyakitimu apa yang akan kamu lakukan?' tanya Satria lagi.
Gadisha menggigit bibir bawahnya terlihat ia bingung dengan pertanyaan Satria, 'Maksud mas..mas menyakitiku? tapi karena apa mas menyakitiku..aku nggak ngerti' jawab Gadisha bingung.
Satria tidak tahu harus menjawab apa, rasanya semua kata Yang akan di ucapkan hanya sampai tenggorokannya. Susah payah ia mengendalikan emosi jiwanya, sementara Gadisha semakin tidak mengerti dengan keadaan saat ini.
'Bicara saja terus terang mas, tidak perlu merasa bersalah..aku baik-baik saja' ujar Gadisha tenang
Satria memejamkan mata dan menarik napas panjang.
'Maaf Dis..mas tidak bisa melanjutkan impian kita' Satria tertunduk lesu.
Gadisha terdiam masih mencerna kalimat yang dikeluarkan mulut Satria.
'Ohh I see..aku mengerti, mas ingin kita putus' tanya Gadisha sambil menahan nyeri di dada.
'Bukan mas Dis yang mau..tapi keadaan lah..mas dijodohkan dengan anak atasan ayah'
Gadisha tersenyum, 'Alhamdulillah..aku lega mendengarnya mas' Satria menatap heran Gadisha, ' Dis..kenapa kamu seperti bersyukur mas di jodohkan?' tanya Satria tidak terima.
Gadisha mengulas senyum tipis, ' artinya orang tua mas tahu yang terbaik untuk mas..dan aku juga lega ternyata alasan mas putus dariku bukan karena hal yang menyakitiku ..bukan karena selingkuh atau sudah punya istri'
Gadisha menggenggam tangan Satria 'Mas ketika kita mencintai ada sisi lain yang harus kita pahami, ada takdir yang akan menentukan apakah cinta itu bisa kita miliki atau malah harus ikhlas melepas. Aku ikhlas jika ini memang takdir yang harus kita jalani, kamu adalah orang terbaik yang dekat denganku saat ini tapi bukan berarti kamu orang yang tepat untuk mendampingiku selamanya' Gadisha menatap lekat wajah Satria lalu tangan kanannya menangkup wajah sendu itu ' Terimalah apa yang menjadi takdirmu, ikhlaskan semua agar kamu mendapat kebahagiaan apalagi ada restu orang tuamu disana, mungkin jika kamu memaksa untuk terus denganku tidak ada restu dari orang tua. Aku tidak mau menjadi anak atau menantu durhaka..kamu tahu mas kamu adalah orang yang beruntung masih ada orang tua yang memikirkan masa depanmu sedang aku....' Gadisha tidak bisa meneruskan kalimatnya terlihat ia meneteskan air mata, sedih bukan hanya karena perpisahan saja tapi mengingat mama papanya yang tidak ada lagi ketika ia ingin bersandar.
Satria memegang tangan Gadisha yang ada di pipinya, ia mencium telapak tangan halus itu. Tangan yang selalu ia genggam saat berjalan bersama, tangan yang selalu berpegangan pada lengannya.
Gadisha menangis sesenggukan, walau hatinya perih tapi ia rela melepas Satria. Satu sisi ruang hatinya kembali kosong. Dadanya seakan penuh dengan udara hingga ia sulit bernapas, 'Pergilah mas..aku ikhlas..aku akan selalu berdoa agar kamu bahagia bersama pasanganmu, jangan pernah menyesal karena ini adalah takdir baikmu' Gadisha tersenyum dengan mata yang terus meneteskan air mata. 'Aku bahagia pernah menjadi bagian hidupmu.. biarlah kita mencinta tanpa sempat tau kekurangan kita masing-masing..kamu dan aku hanya akan mengenang keindahan yang ada pada diri kita'. Gadisha menarik tangannya dari genggaman Satria, tapi Satria malah menariknya dalam pelukan, mereka berdua larut dalam tangis.
'Bagaimana aku bisa melepasmu Dis..apa aku bisa hidup tanpa kamu sayang? bagaimana aku bisa rela kamu menjadi milik orang lain?' suara Satria terdengar terputus-putus
Gadisha terkekeh dalam tangisnya 'Kamu sudah tidak boleh cemburu lagi mas..aku kembali menjadi jomblo rebutan perjaka tulen atau duda kaya raya' canda Gadisha.
'Hisshh..kamu ituu' cibir Satria sambil mencubit ujung hidung Gadisha.
Gadisha melepas pelukan Satria lalu mengulurkan tangan untuk bersalaman. ' Selamat pak Satria semoga anda bahagia, lupakan mantan..hapuskan kenangannnya' Gadisha tertawa lebar. Satria tidak membalas jabat tangan Gadisha hanya menatap wajah Gadisha lekat-lekat agar ia bisa menyimpan utuh di sudut hati dengan rapi. Tanpa kata dan tanpa aba-aba Satria mencium kening Gadisha lalu memeluknya ' I love u forever honey...selamanya kamu ada di sini' sambil menunjuk dada kirinya.
Gadisha mengulas senyum dan mengangguk.
'Pulanglah mas tak baik dua orang yang bukan siapa-siapa ada dalam satu ruangan' Gadisha mengusir Satria 'Kamu tidak boleh datang lagi kesini jika hanya sendiri' ujar Gadisha lagi. Satria menatap wanita yang menjadi mantan kekasihnya sekarang, ia tahu Gadisha sedang tidak bercanda.
'Baiklah Gadisha..semoga kamu selalu bahagia..aku berjanji akan menjadi pelindungmu..hati-hati ' jawab Satria dengan nada getir.
Perjalanan membawamu
Bertemu denganku
Ku bertemu kamu
Sepertimu yang kucari
Konon aku juga seperti yang kau cari
Kukira kita asam dan garam
Dan kita bertemu di belanga
Kisah yang ternyata tak seindah itu
Kukira kita akan bersama
Begitu banyak yang sama
Latarmu dan latarku
Kukira takkan ada kendala
Kukira inikan mudah
Kau aku jadi kita
Kasih sayangmu membekas
Redam kini sudah pijar istimewa
Entah apa maksud dunia
Tentang ujung cerita
Kita tak bersama
Semoga rindu ini menghilang
Konon katanya waktu sembuhkan
Akan adakah lagi yang sepertimu
Kukira kita akan bersama
Begitu banyak yang sama
Latarmu dan latarku
Kukira takkan ada kendala
Kukira inikan mudah
Kau aku jadi kita
Kau melanjutkan perjalananmu
Ku melanjutkan perjalananku
Uh uh uh
Kukira kita akan bersama
Begitu banyak yang sama
Latarmu dan latarku
Kukira takkan ada kendala
Kukira inikan mudah
Kau aku jadi kita
Kukira kita akan bersama
Hati-hati di jalan
Tulus
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Astria
😭😭😭😭😭
2022-12-06
0