Laki-laki dengan perawakan tegap dan gagah ini seorang polisi perwira pertama, Jabatan yang sudah dicapainya adalah Wakil kepala kepolisian Resort atau Wakapolsek. Anak kedua dari dua bersaudara, kakaknya laki-laki yang bekerja sebagai prajurit Angkatan Darat, bertugas di Kalimantan Barat.
Malam itu sepulang dari kantor, ia masih berkeliling di sekitaran alun-alun utara. Pengunjung wilayah titik nol sangat ramai hilir mudik wisatawan tidak ada habisnya, keamanan wisatawan menjadi prioritas utamanya sebagai wakapolsek.
Rasa lelah dan lapar mulai terasa ia lihat jam tangan di pergelangan tangannya pukul setengah delapan malam, makan nasi goreng Jawa pedas sepertinya enak untuk dinikmati malam ini. Ia berjalan menyusuri trotoar menuju ujung alun-alun, seperti biasa bakul mie godok legendaris itu selalu saja ramai. Ia mengedarkan pandangan untuk mencari meja kosong, matanya tertuju di ujung pohon beringin ada meja kecil hanya untuk 2 orang. Pelayan yang sudah hapal dengannya segera menghampiri Satria.
'Di sana kosong Ndan' tunjuk si pelayan
Satria mengangguk dan segera menghampiri meja kosong itu, lalu duduk sambil merogoh ponsel dari balik jaketnya.
'Nasi goreng pedas siji ra nganggo suwi'. (nasi goreng pedas satu ngga pake lama) ' pesannya pada si pelayan
'Siap Ndan' jawab si pelayan sambil mengacungi jempol
'ngombene biasa wae manis panas' (minumnya biasa saja manis panas)'
lanjut Satria
'ashiaap laksanakan' jawab pelayan sambil memberi hormat
Satria membuka ponselnya melihat aplikasi hijau membaca perbincangan online, melihat laporan-laporan dari group dinasnya.
Tiba-tiba ada pelayan yang meminta ijin untuk memberikan kursi kosong di depannya pada wanita cantik yang datang seorang diri. Sekilas ia melihat pada wanita yang baru minta ijin untuk duduk di hadapannya, aroma parfum yang lembut namun segar tercium di hidungnya. Sejenak ia diam namun kelopak matanya mulai turun naik untuk mencuri pandang lawan di depannya, cantik dan manis itu nilai sementara untuk wanita itu. Kulitnya kuning Langsat dengan rambut sebahu, tingginya mungkin sekitar 160cm.
Satria memberanikan diri membuka percakapan karena tak elok rasanya makan berhadap-hadapan tapi seperti di kuburan hening & sepi, awalnya hanya memancing untuk berbicara hal-hal ringan tapi ternyata lawannya adalah wanita yang supel dan pintar. Satria bisa melihat wanita di depannya ada sosok yang mandiri dan percaya diri, bukan wanita manja dan mencari perhatian berlebihan. Tutur katanya tertata dan sopan menandakan dia bukan dari kalangan biasa tapi wanita terhormat dan terpelajar, ia berharap wanita ini menjadi teman yang baik. Satu kata untuk wanita yang baru di temuinya "tertarik".
Dengan usaha yang mulus Satria bisa berkenalan dengan Gadisha dan sepertinya ia memang sedang beruntung karena sudah mengantongi nomor ponselnya, benar-benar gaya seorang penyerang dengan strategi yang jitu.
Jam 9 malam Satria pulang ke Asrama Polisi tempatnya tinggal, tadi ia sengaja tidak menawarkan untuk mengantar karena ia yakin Gadis itu tidak akan takut untuk pulang sendiri. Wanita yang sungguh-sungguh menjadi kriterianya mandiri, percaya diri dan pintar.
Dari Alun-alun ke asrama tidak terlalu jauh, kurang dari 15 menit Satria sudah sampai di asrama, dia mengambil ponsel di balik jaketnya lalu membuka jaket dan seragamnya. Sambil bertelanjang dada ia mengetikkan pesan.
'Hai Gadis sudah sampai rumah belum?' tanya Satria di aplikasi chatnya
Pesan hanya terkirim tapi belum terbaca, lalu Satria menyimpan ponselnya di atas meja makan. Sambil menunggu balasan ia beranjak ke kamar mandi, mengguyur air ke seluruh tubuh membasuh segala keletihan & kepenatan di kepala.
Selesai mandi Satria mengecek ponselnya tapi belum ada balasan, ia melihat ke arah jam dinding ' Masa lama sekali sampainya.. hmm semoga dia baik-baik saja' gumamnya pelan sambil melipat bibirnya,. Ada kekhawatiran sampai rasanya tidak tenang.
'apa aku telepon saja ya' Satria bimbang lalu menarik napas dan membuangnya cepat. Satria hanya mondar mandir tak karuan, layar ponselnya ia tahan agar tetap menyala.
Tak lama ada Notif terlihat di layar ponselnya, tertera nama My Gadis 💞
My Gadis 💞 : 'Alhamdulillah sudah baru saja sampai terima kasih mas'
Satria : 'koq lama hampir satu setengah jam baru sampai?'
My Gadis 💞: 'Iya tadi dari terminal terpaksa jalan kaki karena ojek pengkolan tidak ada'
Satria : 'Masha Allah..😥'
Satria : 'Ya sudah kamu istirahat dulu kasian capek'
My Gadis 💞: 'Iya Mas terima kasih selamat malam'
Satria : 'Malam my Gadis..sweet dream
My Gadis 💞: 🤗
Satria merasa lega sekaligus merasa bersalah, tapi ia penasaran kenapa Gadisha memaksa pulang dengan bis trans tidak memakai aplikasi online.
'Hmm..menarik untuk di selidiki' Satria bermonolog, Jiwa intelnya seketika muncul untuk menyelidiki kehidupan wanita yang baru menjadi temannya.
Satria sering berkenalan dengan berbagai type wanita, kebanyakan dari mereka adalah type aji mumpung. Satria ingin mencari wanita yang mandiri dan tidak bergantung padanya, karena sebagai aparat kadang malah ia mendahulukan kepentingan masyarakat dulu di banding untuk keluarga atau dirinya sendiri. Apa jadinya seandainya ia sedang bertugas tapi pasangannya menuntut untuk ditemani mencari sesuatu yang tidak penting, atau menuntut untuk di kunjungi setiap malam Minggu.
Tapi Satria teringat bundanya yang selalu mengingatkan bahwa sudah ada calon istri yang akan di jodohkan, calonnya adalah anak seorang petinggi kepolisian di ibu kota Jawa Tengah. Politik balas Budi antar orang tua yang akhirnya anak harus membayarnya, Satria berharap wanita yang akan di jodohkan dengannya akan menolak juga karena mungkin saja dia sudah memiliki calon suami. Satria ingin memilih sendiri pasangan hidupnya sesuai dengan kata hati dan yang penting mereka saling mencintai.
Satria menatap langit-langit kamarnya, membayangkan Gadisha tersenyum atau tertawa ada rasa kagum dan terpesona, rasanya ia tak sabar ingin bertemu lagi dengan Gadisha.
Berlahan rasa kantuk mulai menyerang, lelah letih kesal bahagia yang terjadi hari ini akan di kubur dalam lelapnya tidur. Berharap dalam mimpinya akan menemui sang calon pujaan hati, semoga sang pemilik cinta merestui.
Wahai malam aku titipkan ia padamu
Belai lembut dengan sinar rembulan
Teguhkan hatinya hanya untukku
Untaian doa suci pembuka jalan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments