Malam Minggu mungkin sebagian orang istimewa, tapi malam ini bagi Gadisha sepi. Ia memikirkan soal program magister yang ingin ia ikuti tapi begitu banyak yang menjadi pertimbangannya. Satria belum pulang dari Semarang tadi ia mengabari melalui pesan bahwa akan menginap satu malam, tidak ada kabar lagi setelah itu.
Semester ganjil akan segera berakhir, menghadapi ujian akhir semester pastinya akan lebih sibuk. Libur semester nanti rencananya ia ingin mengunjungi makam papa dan mamanya di Bandung sekalian ingin ke Jakarta juga survey kampus magisternya dan mengunjungi sang kakak yang sudah lama tidak bertemu.
***
Hari Senin Tiba, hari ini ujian akhir semester sedang dilaksanakan. Biasanya jika sedang ujian akan banyak waktu luang di sela-sela jadwal , sehingga waktu luang bisa di pakai untuk bersenda gurau di ruang dosen.
'Gadishaaa katanya pacarnya polisi yaa..' kata Pak Umar dosen senior yang jahil.
'kata siapa pak?' jawab Gadisha menoleh pada pak Umar.
'Kata kan sejujurnyaaa (sambil nyanyi)..tebak-tebakan nih makanan apa yang sering di razia polisi?' pak Umar melempar pertanyaan.
'hmm..makanan berformalin' jawab Gadisha yakin
'salah'
''hmm apa dong' sambil berpikir keras
'nyerah..nyerah' kata pak Umar sambil menggoyangkan jari telunjuknya kiri kanan.
' Jawabannya adalaah...lalapan liar' kata pak Umar sambil terkekeh-kekeh
'hwmm..polisi apa yang paling malas?' pak Umar melempar pertanyaan lagi
' Ya polisi tidur di jalan ..hahaha' pak Umar menjawab sendiri pertanyaannya sambil tertawa terbahak-bahak.
'Nek jeneng Gadisha Ki sajane uapik Yo..ngko nek wis rabi nduwe anak yo tetep di panggil Gadis..Ben nganti tuwo yo tetep gadis' pak Umar makin semangat menggoda Gadisha.
Gadisha ikut tertawa sambil menutup mulutnya.
'kapan kamu kawin Dis..eeh salah nikah nek kawin sih udah kali ya Dis' Canda pak Umar lagi .
'iieh bapak ngawur..no kawin before nikah' jawab Gadisha sambil mengerucutkan bibirnya.
'ojo mencong-mencong bibirmu Dis ngko ono sing nyosor' pak Umar makin terkekeh-kekeh
Candaan di ruang dosen makin seru untuk membuang ketegangan, biasa mereka jarang bertemu dalam satu waktu karena berbeda jadwal mengajar tapi saat ini mereka bisa bertemu karena jadwal ujian yang bersamaan.
Sampai saat sudah habis jadwal ujian terakhir jam menunjukkan pukul empat sore, Gadisha melihat layar ponselnya tidak ada satupun notifikasi atau panggilan telepon dari Satria. Biasanya setiap pagi atau siang Satria menghubunginya entah itu pesan atau telepon, ada keraguan untuk lebih dulu mengirimkan pesan karena khawatir ia sedang bertugas di lapangan.
Gadisha memutuskan untuk pulang ke rumah walau hari masih sore.
Terlihat mbok Jum yang sedang bersiap untuk pulang, pak Min sudah mengeluarkan sepeda motornya. Pak Min bergegas turun dari motornya untuk membuka gerbang pagar rumah ketika melihat mobil anak majikannya datang.
'Pak Min sudah mau pulang?' tanya Gadisha sambil melongokkan kepalanya di jendela mobil.
'nggih mbak Disha..sudah rampung semua pekerjaan bapak' jawab pak Min.
Setelah memarkirkan mobilnya Gadisha berjalan mendekati pasangan suami istri itu.
'Koq di sana ada truk besar pak..ada yang pindahan rumah ya?' tanya Gadisha sambil menunjuk ke arah depan rumahnya.
'Oh iya itu rumah pak Joko Driyono, katanya mereka akan mengisi rumahnya setelah pak Joko pensiun, pas kebetulan anaknya juga pindah tugas di sini' pak Min menjelaskan sambil tangannya menunjuk ke arah rumah pak Joko.
'Memang dulu tugas dimana mereka?' tanya lagi Gadisha
'Mereka dulu tinggal di Surabaya..pak Joko itu dulu Angkatan Laut trus anaknya dokter..dokter bedah apa yaa..saya agak lupa' Pak Min bercerita sambil mengira-ngira tugas anak pak Joko. ' Nah mereka sekarang pindah ke sini karena di Surabaya kan mereka tinggal di perumahan Dinas jadi kalau sudah pensiun ya harus keluar' lanjut pak Min.
'oh gitu' Gadisha manggut-manggut mengerti 'ya sudah kalau pak Min mau pulang nanti malah kesorean' timpal Gadisha sambil berjalan mendekat ke arah luar gerbang.
'Nggih..oh ya tadi saya ambilin buah klengkeng yang sudah matang, sy simpan di atas meja makan, jangan masuk lemari es dulu biar makin manis' terang pak Min.
Gadisha mengangguk ' ya Pak ..ini nanti saya kunci soalnya saya nggak akan kemana-mana lagi'.
'Nggih mbak..saya pamit ya' pa Min dan mbok Jum segera naik motornya dan segera keluar dari halaman, lalu Gadisha mengunci pagar sambil sekilas melihat truk di teras rumah tetangga barunya sedang menurunkan banyak barang.
Gadisha masuk ke rumah lalu duduk di meja makan, sekeranjang klengkeng matang hasil kebun belakang sudah tergeletak di meja. Ia mengambil gelas dan air bening untuk minum dan tangannya memetik beberapa buah klengkeng 'emmm..manis banget ...banyak banget ini besok aku bawa ke kampus aja deh'
Drttt..drtt...drttt
Terdengar bunyi ponselnya, Gadisha merogoh blazernya.
'Halo Mas..' Layar ponsel memperlihatkan nama Satria.
'Assalamu 'alaikum Sayang..' sapa dari sebrang
'Wa alaikumusalam..
'Dish ada yang mau mas bicarakan..mas ke rumah atau kita bicara di luar?' Satria berkata dengan agak lesu..tarikan napas berat terdengar dari sebrang.
'Ada apa? serius? kalau serius mending kita ketemu di rumah saja mas..malah lebih private' jawab Gadisha
'Baiklah habis magrib mas kesana' balas Satria pelan.
'Oke aku tunggu'
'assalamu 'alaikum..' tutup Gadisha
'wa alaikumusalam..''
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments