Gadisha memarkirkan Mobilnya di depan warung Bakso, di dalam terlihat sangat ramai maklum jam pulang kantor pasti para karyawan atau mahasiswa ingin sekalian makan malam.
Gadisha turun dari mobilnya diikuti Satria, baru kali ini Satria takut pada manusia padahal sebagai seorang penegak hukum ia tidak takut berhadapan dengan penjahat sekalipun. Tapi ini berbeda diamnya Gadisha mampu membuat adrenalinnya merosot sampe titik nol.
'Meja di ujung kosong mbak' sapa pelayan pada dua orang manusia yang saling diam.
Gadisha melangkah masuk ke meja yang di tuju, Satria masih setia mengikuti Gadisha dari belakang.
Ketika mereka sudah duduk berhadapan pelayan datang memberi buku menu.
'Aku mie bihun aja mas pake bakso urat minumnya jeruk hangat' ujar Gadisha
'Mas apa?' tanya Gadisha
'Samakan aja tapi minumnya es jeruk' jawab Satria.
Setelah memesan pelayan pergi untuk membuat pesanan.
'Dis..kamu belum memaafkan mas? mas minta maaf dis..sungguh mas menyesal itu tadi maksud mas hanya guyon' sesal Satria
'Ya sudahlah mas nggak usah di bahas, mungkin aku lagi capek jadi agak sensi' jawab Gadisha
'Atau kamu lagi PMS ya hehehe..ngeri kalo cewe lagi PMS' Satria nyengir sambil menutup mulutnya
'Koq mas bisa ngerti? pengalaman ya pacarnya begitu' tuduh gadisha pada Satria
' Ya bukan gitu Dis mas kan sering baca-baca terus sering denger teman-teman yang sudah punya pacar atau sudah menikah cerita kalau pasangannya sedang PMS nggak boleh di senggol pasti nanti dibacok istilah kita senggol bacok' Satria terkekeh, Gadisha menyunggingkan senyumnya. Lega rasanya Satria melihat Gadisha tersenyum.
Tak lama pesanan bakso datang, asap mengepul membuat ingin segera menyantap. Gadisha meracik ramuan sambel kecap dan saos hingga kuahnya terlihat merah coklat.
'Dis apa nggak kepedesan?' Satria memandang dengan heran, ia biasa makan bakso kuahnya bening paling diberi sedikit sambal.
Gadisha hanya menggeleng sambil menyicipi baksonya.
'Hmmm enak' ujar Gadisha sambil tangannya mulai menyuap bakso ke mulut.
Satria hanya melihat dengan tatapan heran, ia kalah lagi dalam hal makanan pedas.
Setelah selesai makan Satria masih menimbang-nimbang akan mengungkap di sini atau tidak, tapi kalo ia ungkapkan sekarang rasanya lucu masa nembak cewe di warung bakso sungguh sangat memprihatinkan kencan di tempat bakso. Satria geleng-geleng kepala sambil otaknya terus berpikir.
'Hemm Dis habis ini mau kemana?' tanya Satria
'Pulang' jawabnya Gadisha singkat
'Mas ikut ke rumah ya..nanti mas tinggal pesan ojek online dari rumah' Satria beralasan padahal ia berpikir lebih baik bicara di rumah daripada di warung bakso .
Gadisha mengangguk lalu berdiri.
'Sebentar mas ke kasir dulu, mas yang traktir ok' Satria melangkah menuju kasir.
Setelah selesai membayar mereka berdua berjalan ke parkiran. 'Mas yang bawa mobilnya Dis' pinta Satria sambil meminta kunci mobil, lalu Gadisha menyerahkan remote kuncinya.
Jalanan masih tampak ramai sebentar lagi waktu magrib tiba, mereka masih saling berdiam di dalam mobil yang melaju menuju rumah Gadisha.
Tepat adzan magrib berkumandang mobil pun masuk halaman rumah Gadisha, Gadisha membuka pintu garasi supaya Satria langsung parkir di dalam.
Satria turun setelah mesin mobil dimatikan, lalu ia masuk ke dalam rumah mengikuti Gadisha.
'Aku sholat dulu.. kalau mas mau sholat bisa pakai kamar tamu' ujar Gadisha sambil menunjukkan kamar yang bisa dipakai untuk Satria.
Lalu Gadisha masuk ke kamar utama yang dulu dipakai orang tuanya yang sekarang ia pergunakan.
Lima belas menit dipakai untuk beribadah, Satria selesai lebih dulu lalu ia duduk di ruang keluarga, ini kali kedua ia berkunjung ke rumah Gadisha. Melihat berbagai foto yang tersimpan di meja pajangan dan ada juga yang digantung di dinding dengan ukuran besar. Foto-foto Gadisha dari sejak kecil sampai dewasa tersusun di bingkai kayu.
'Cantik lucu dan imut' Satria tersenyum sambil mengusap foto gadisha yang sedang tertawa lebar.
'Aku berharap kita bisa bersama Dis..semoga takdir menyatukan kita' katanya dalam hati, Satria merasa menjadi orang yang paling jahat ketika ia ingin mengikat Gadisha sedangkan ia tau dengan siapa akhirnya ia akan bersanding. Tapi ia ingin egois merasakan cinta yang sesungguhnya, hatinya hanya berdoa semoga semesta merestui cintanya.
Gadisha keluar dari kamar setelah sholat magrib.
'Mau minum apa mas? aku cuma sedia kopi, teh dan air mineral jangan minta yang aneh-aneh' Gadisha terkekeh
'Apa yang aneh?' Jawab Satria sambil menggoda Gadisha
'Bisa aja mas minta jus durian gitu' timpal Gadisha
'Kalo Syusyu kamu punya?' Goda Satria lagi
'Ada di warung askun (Asli Kuningan) di depan sekalian mie rebusnya' Gadisha mencebikkan bibirnya
Satria tertawa lebar 'Mas maunya syusyu cap nona...Gadisha' kata Gadisha sengaja ia potong.
'Ooh kalo itu pabriknya belum buka' jawab Gadisha
Satria tertawa sambil menjawil ujung hidung Gadisha.
'Dis hemm..mas mau bicara' Satria ragu-ragu mengatakan, ia masih berdiri di dekat meja pajangan foto.
'Ya bicara saja nggak ada yang larang koq..ada dalam undang-undang Dasar hak untuk mengeluarkan pendapat' Gadisha mengulum senyumnya sambil melirik ke arah Satria.
'Ya ampun Dis bawa undang-undang segala' Satria menggaruk leher yang tidak gatal.
'Ya mas cepet mau bicara apa bikin aku penasaran saja' ujar Gadisha tak sabaran.
'Ishh kamu emang yaa malah bikin mas makin deg-degan..mas nggak tau harus mulai dari mana Dis' Ujar Satria makin muter-muter.
'Lohhh ini kan sudah di mulai pak polisi..koq mas jadi kayak pencuri yang ditanya malah muter-muter' timpal Gadisha gemes.
'Iya karena bukan aku pencurinya tapi kamu yang mencuri hatiku..aku tresno Karo awakmu' Satria langsung menembak pada sasaran.
Keduanya terdiam
'Dis..halo' Satria mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Gadisha, lalu Satria melangkah ke mendekat ke arah Gadisha yang sedang duduk di kursi meja makan, berdiri di hadapan Gadisha tangannya ia letakkan di atas kepala Gadisha. Gadisha mendongak menatap Satria hingga mata mereka saling menatap.
'Dis..mas merasa rasa ini makin kuat ada di hati mas, mas nggak bisa merangkai kata-kata romantis tapi yang pasti mas sayang kamu Dis' Satria menatap dalam mata Gadisha, ia bisa melihat ada genangan tipis di mata gadis pujaannya.
'Mas berharap rasa itu juga ada dihati kamu Dis'.. sehingga kita bisa menyatukannya dalam ikatan cinta' Satria mengusap sudut mata Gadisha dengan telunjuknya.
'Kamu menangis Dis..matamu basah' ujar Satria.
'Nggak mas aku hanya terharu dan tak percaya, apa aku boleh berharap kalau mas akan menyayangi aku setulus hati' Gadisha menatap Satria dengan lekat.
'Tentu saja sayang..mas sayang kamu, mas akan jaga kamu dan lindungi kamu' Ujar Satria yakin.
'Mas tidak bisa berjanji apapun Dis tapi mas akan jaga dan lindungi kamu sekuat tenaga, sertakan dalam doamu agar kita bisa sampai pada tujuan kita. Kamu mau kan Dis?' harapan Satria meraih kebahagiaan yang sangat besar.
Gadisha mengganguk tanpa katanya.
Satria mendekap kepala Gadisha dengan setengah membungkuk, mencium dalam ujung kepala gadisnya. Rasa yang akhirnya bersemayam di hati sang pujaan, kebahagiaan dan ketakutan yang berbaur menjadi seperti perang yang bertarung di hatinya, ia hanya berharap saat ini hanya ingin bahagia.
Tuhan berikan takdir baik untuk cintaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Astria
aku merstuimu....bang Sat...
2022-12-06
0