Sudah tiga hari Gadisha di Bandung rencana setelah dari Bandung ia akan survey ke Jakarta melihat tempat ia melanjutkan studi magister, mencari tempat kost dan moda transportasi yang pas untuk mobilitas. Karena ia masih mengajar di Yogyakarta jadi setidaknya setiap Jumat Sabtu Minggu ia akan berada di Jakarta.
Sebelum ke Jakarta Gadisha meet up dulu dengan teman kuliahnya.
"Haii ibu dosen nu geulis..beuki herang mencrang bersinar bagai bulan purnama' Dinda datang sambil cipika cipiki
"Halah lebay euy..yang jelas pegawai bank euy yang makin bohay" jawab Gadisha memeluk Dinda.
"Si Unyil belum datang?" panggilan untuk Vina karena badannya yang mungil.
''Belum..tapi sudah otewe mungkin agak macet biasa jam pulang kantor" jawab Dinda sambil menarik kursi di depan Gadisha
Vina, Dinda dan Dewi tiga wanita yang telah bersahabat dengan Gadisha sejak awal mereka menjadi mahasiswi di kampus, Vina dan Dinda yang asli Jawa barat walau berbeda kota sedangkan Ni Ketut Dewi yang asli dari Bali.
'Gimana di Yogya kamu betah Dish?' tanya Dinda
'Yah dinikmati saja mau gimana lagi ini proses hidup yang aku jalani,' Jawab Gadisha sambil
"Apalagi kalau ada yayang yak makin betah wae' goda Dinda sambil main mata.
"aah biasa wae ..urang geus jomblo Din" ujar Gadisha
"oh yaa naha kunaon?..pan kemarin kamu bilang sama polisi..selingkuh?" tanya Dinda ingin tahu.
"bukan..dia di jodohkan"
"aah alasan kaliii.."
"ya meneketehe.." jawab Gadisha sambil mengangkat bahu
"udahlah Din teu nanaon..i'm fine emang bukan jodoh kali'
Dinda mengangkat jempol "Setuju neng geulis..mati satu tumbuh seribu yak hahaha" Dinda tertawa
"Tah eta ngarti" Gadisha mencebikkan bibirnya
Tak lama Vina datang "Sorry dorryy sayang sayangku macet euy mana susah cari ojol" sambil bersun pipi ria.
Saat sudah kumpul bertiga maka yang ada cerita tak ada habisnya, Ketut Dewi setelah wisuda langsung pulang ke kampung halamannya di Buleleng Bali ia akan meniti karier di Denpasar supaya dekat dengan keluarga.
"eeh yuk healing ke Bali" ajak Dinda " Sekalian kita ketemu Dewi di sana"
"Hayu..hayu iraha?
"kapan?"
jawaban Gadisha dan Vina berbarengan.
"Mumpung kita masih pada jomblo yeuh nggak ada yang larang-larang dan kepoin kemana kita' sambung Dinda lagi.
"Nah bener sih..siapa tau tahun depan malah diantara kita ada yang sudah sold out" jawab Gadisha semangat sambil terkekeh.
"aah kamu meureun Dish..putus dari mas polisi dapat pak dosen" Vina dan Dinda tertawa berbarengan.
"Aah dosen di kampus udah pada laku atuh secara umurnya senior semua" ujar Gadisha
"kecuali kalau kamu jadi pelakor yak" timpal Vina sarkas
"aishh amit-amit nauzubillah" kaya Gadisha sambil mengetuk-ngetuk meja.
"lain amit-amit jabang baby" ledek Dinda
hahahaha..mereka tertawa bersama
Hari menjelang malam ketika mereka memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing.
Hari ini Gadisha akan ke Jakarta, menginap dan survey tempat untuk magisternya, kampusnya ada di Depok sedangkan apartemen Ganesha ada di Jakarta Barat.
Dengan menaiki kereta api ia menuju Jakarta, perjalanan hanya 2,5 jam di sana ia akan di jemput kakaknya. Hari menjelang sore ketika kereta Argo Parahyangan merapat di stasiun Gambir, Gadisha menunggu di pintu keluar agar Ganesha tidak Susah untuk parkir. Setelah mereka bertemu Ganesha melajukan mobilnya menuju kantor Febi istrinya di kawasan SCBD, dari Kawasan SCBD mereka bergerak ke arah mall di daerah Senayan untuk mencari makan malam sebelum pulang ke apartment di daerah Tomang.
"Besok pagi kita survey ke kampus ya neng, biar Aa anter mumpung Aa masih ada di Jakarta, Minggu depan Aa ada tugas ke Palu mungkin Kamis atau Jumat baru di Jakarta lagi" ujar Ganesha saat mobil berada di perjalanan pulang.
"Iya A..teh Febi nggak kesepian ditinggal AA terus tugas luar kota?" tanya Gadisha pada kakak iparnya yang duduk di sebelah Ganesha.
"Sepi sih sepi tapi gimana lagi memang Sudah resiko, untung aku kerja juga jadi ada kegiatan di luar rumah kalau terus di rumah ya bisa pusing juga" jawab Febi
"nggak apa-apa Yank biar kangen terus..pas ketemu lepas kangennya makin hot" canda Ganesha membuat Febi dan Gadisha mencibir.
"Hot apanya sampe rumah yang ada malah tidur melulu" ujar Febi sambil mendelik ke arah Ganesha.
"Kan kamu yang bikin aku cape yank..abis olahraga terus tepar deh hehehe" kata Ganesha sambil menggoda mencolek hidung istrinya.
"Yee..gitu aja langsung KO" timpal Febi
"Ya kan cape yank..kalorinya terkuras habis naik kuda istimewa" Ganesha makin senang menggoda istrinya, Febi hanya menjulurkan lidahnya. Di kursi belakang Gadisha ikut tertawa-tawa melihat tingkah kakaknya dan iparnya.
"Nanti kalau aku nggak tidur kamu capek loh yank ..bisa dibabat habis tuh gunung-gunung yang tinggi dan lembah Anai yang dalam hahaha" Ganesha makin gila menggoda istrinya. " udah ah makin nggak jelas..dasar fiktor" ujar Febi.
"apa tuh teh?" tanya Gadisha sambil tertawa.
"fikiran kotor"
Tak terasa mobil sudah masuk ke area parkir mall, setelah parkir mereka masuk ke dalam untuk mencari restoran.
"kamu pengen makan apa Yank?" tanya Ganesha pada istrinya.
"Lamian kayaknya enak nih..mau nggak Dish?" tanya Febi pada Gadisha
" Boleh deh..kayaknya yang pedes bisa bikin mata melek" Gadisha menyetujui tawaran Febi.
Di dalam terlihat pengunjung lumayan ramai, semua meja hampir terisi.
"Yank ..itu bukannya asisten bos kamu ya? " Ganesha bertanya sambil matanya mengisyaratkan agar Febi melihat ke arah yang di tuju.
"Arah jam tiga dari kamu" isyarat Ganesha pada Febi, lalu Febi menoleh ke kanan searah jam tiga. Terlihat asisten atasannya sedang makan dengan seorang wanita cantik, tapi terlihat asisten atasannya sedang menunduk melihat ponselnya.
"Biarin aja nggak usah di sapa..itu perempuan emang nyosor terus padahal pak Yudis nggak respek, mungkin karena rekan bisnis aja jadi di ladeni" ujar Febi senewen.
"koq kamu yang sewot sih yank..cemburu yah?" tanya Ganesha tak suka.
"idiiih nggak gitu Aa..emang cewe itu sering datang ke kantor terus pak Yudis nyuruh aku yang usir, tapi koq sekarang malah mereka makan di sini berdua ya?" pikir Febi heran.
"Ya mereka sedang ada urusan bisnis kali teh" jawab Gadisha tenang sambil bersandar ke kursi. "udah ah ayo pesen malah ngeliatin mereka !" ajak Gadisha pada Ganesha dan Febi.
Di meja arah jam tiga terlihat seorang pria hanya mengangguk-anggukan kepalanya tanpa ekspresi yang berlebihan, wanita di depannya terlihat sedang berbicara dengan manja. Tanpa di duga ia menoleh ke kanan dan beradu pandang dengan Febi, Febi hanya tersenyum dan mengangguk. Seperti sebuah kesempatan yang hadir di saat yang berbahaya, si pria berdiri dan melangkah menghampiri meja sekretarisnya.
"Febi kamu di sini? " tanya Yudis
"Iya pak.."
"Your husband?" sambil menunjuk ke arah Ganesha, lalu Ganesha berdiri.
"Ya pak saya suaminya Febi" jawab Ganesha sambil mengulurkan tangan, lalu mereka bersalaman sebagai tanda perkenalan.
"Dan ini adik ipar saya pak" tunjuknya pada Gadisha, Gadisha tersenyum dan mengangguk tapi tetap duduk karena space kursinya yang di ujung sulit untuk ia berdiri.
"Maaf pak saya sulit untuk berdiri" jawab Gadisha
"It's ok..tidak apa-apa" jawab Yudis
Yudis tersenyum pada Gadisha dan mengangguk.
"Ok tidak enak saya lama-lama di sini, saya kembali ke meja saya" pamit Yudis pada semuanya.
"Silahkan" Ganesha menjawab diikuti senyuman Gadisha dan anggukan Febi.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments