Alun-alun utara

Sudah lima hari dari sejak memasukkan lamaran pekerjaan, belum ada balasan untuk melakukan test atau interview. Sore ini Gadisha berniat untuk sekedar cuci mata menulusuri jalan-jalan di sekitar malioboro.

Gadisha memutuskan untuk naik moda transportasi umum, ia naik bis trans Jogja dari terminal condong catur tujuannya ke Malioboro. Menikmati akhir pekan dengan naik bis sambil melihat keramaian anak-anak muda yang menghabiskan malam Minggu bersama kekasihnya, ishh hatinya tercubit sedikit iri seumurnya ia belum pernah merasakan pacaran serius hanya cinta monyet dan cinta lokasi.

Bibirnya tersenyum tipis mengingat cinlok dulu saat KKN, ia pernah dekat dengan laki-laki beda jurusan. Mahasiswa hukum yang katanya paling keren, Javier blasteran Belanda dengan wajah indo yang mencolok memang terlihat berbeda dengan yang lain. Wajahnya seperti Ari Wibowo saat muda ganteng tinggi atletis, perhatian dan sikapnya membuat Gadisha kegeeran. Gadisha sempat merasakan rindu jika jauh dengan Javier dan cemburu jika melihat Javier dekat dengan wanita lain, masa-masa KKN adalah masa yang paling lucu menurut Gadisha, seperti ada di masa ia ABG yang baru jatuh cinta. Saat KKN berakhir Javier pun mulai menjauh apalagi kampus mereka tidak satu komplek, Gadisha di Ekbis dan Javier di Hukum. Lama-lama mereka lost contact dan cerita mereka berlalu bagai angin, rasa rindu dan cemburu berlahan terkikis waktu semua kembali normal lagi.

'pemberhentian selanjutnya Gedung Agung' kondektur bis meneriakkan pemberitahuan kepada penumpang

'Bagi penumpang yang akan turun di gedung agung segera bersiap terima kasih' kondektur masih menghimbau penumpang

Gadisha menyiapkan diri untuk turun di halte gedung agung.

Ramai pejalan kaki di sepanjang trotoar Malioboro, ada wisatawan lokal maupun dari luar kota semua berbaur menyusuri trotoar yang rapi dan bersih. Sejak diadakannya relokasi pedagang kaki lima di kawasan khusus, Malioboro makin terlihat tertata dan nyaman.

Gadisha masuk ke sebuah toko batik dan oleh-oleh khas Yogya, pengunjung toko ini sangat ramai. Bukan hanya maksud untuk membeli tapi juga melihat barang-barang unik khas Jawa, berbagai minuman dan jamu juga tersedia. Aroma khas kemenyan pun semerbak mengelilingi suasana toko, gamelan Jawa selalu mengalun sepanjang hari.

Gadisha keluar dari toko setelah membeli beberapa barang yang menarik, ada tas rajut cantik untuk dibawa saat santai. Gadisha berjalan ke arah Utara menuju alun-alun, menyebrangi titik nol yang padat oleh wisatawan dan lalu lalang kendaraan. Hari menjelang senja adzan magrib sebentar lagi menggema di setiap menara mesjid, Gadisha melangkah menuju mesjid agung Kauman kewajiban memanggil setiap umat untuk kembali berserah padaNya.

Rasa lapar mulai terasa setelah berkeliling di sekitar Malioboro dan alun-alun, Gadisha selalu ingat di alun-alun ada penjual mie godok Jawa legendaris. Dulu mama papanya selalu mengajak makan mie godok di sana sambil ditemani pengamen jalanan dan angin malam yang syahdu, saat ini dia datang sendiri memesan makanan kesukaannya bihun godok pedes. Dilihat tempat duduknya penuh oleh pelanggan yang lebih dulu datang, lesehan pun tidak ada bedanya semua penuh. Pandangannya terus mencari tempat agar ia bisa duduk, pelayan membantu mencarikan tempat kosong. Tiba-tiba pelayan menawarkan agar ia bergabung dengan pelanggan lain yang hanya datang sendir.

'Pak nyuwun Sewu saget nggeh mbakne numpang lenggang mriki' ( Pak maaf bisa ya mbaknya numpang duduk disini) pelayan meminta ijin pada seorang laki-laki yang duduk sendiri.

Laki-laki dengan perawakan tegap berkulit sawo matang memberi ijin

'Yo mboten nopo-nopo' ( Ya ngga apa-apa) jawab laki-laki itu

Jawabannya terlihat ketus dan tegas.

Gadisha sedikit ragu

'Maaf pak saya numpang duduk disini ' kata Gadisha pelan

' Monggo silahkan ' laki-laki itu menjawab sambil menatap wajah Gadisha

'Minum apa mbak?' tanya pelayan

'Jeruk hangat saja' jawab Gadisha

'Siap mbak' ujar pelayan

Gadisha duduk berhadapan dengan laki-laki itu, ada rasa canggung tapi Gadisha berusaha biasa saja. Sambil memainkan ponselnya Gadisha mencuri pandang orang yang ada di depannya. Hening dengan kesibukan masing-masing yang memainkan ponselnya, tak lama pesanan nasi goreng laki-laki itu datang.

'Makan duluan mbak' tawar laki-laki itu pada Gadisha

'Mari silahkan mas' jawab Gadisha sambil manggut

'Sendirian aja mbak' lanjut laki-laki itu

'Iya Mas' jawab singkat Gadisha

'Asli sini atau dari luar kota?' tanya laki-laki itu lagi

'Saya dari sini mas' jawab Gadisha ragu, ia harus waspada bagaimana pun lawannya adalah orang asing yang baru ditemuinya.

'Daerah mana?' tanyanya

'Condong Catur mas?' jawab Gadisha

' ooh' lanjutnya sambil manggut-manggut

'Tidak takut jalan sendiri? hati- hati tetap waspada banyak pendatang dari luar yang kita ngga tahu niat mereka ke sini untuk wisata atau niat lain' lanjut laki-laki itu

'Saya polisi tidak perlu takut' bisiknya

Gadisha terperangah, ia tak menyangka orang di depannya adalah aparat penegak hukum.

'Alhamdulillah tadi saya agak takut hehehe' Gadisha sedikit terkekeh

'Sudah saya duga dari sikapmu yang gelisah tapi kamu berusaha untuk tenang' sambar laki-laki itu

Tak lama pesanan mie godok Gadisha datang, asap mengepul keluar dari piring sajinya. Gadisha mulai menyantap mie godoknya yang terlihat lezat.

'Masih kuliah atau sudah kerja?' tanya laki-laki itu

'Sudah selesai kuliah sekarang lagi coba cari kerja mas' ujar Gadisha

'Saya Satria sambil membuka sedikit jaketnya memperlihatkan papan nama di seragamnya, tertulis nama Satria

'Saya panggil kamu mbak..?' kata-katanya terhenti

'Saya Gadisha bisa dipanggil Gadis atau Disha' jawab Gadisha

laki-laki itu manggut-manggut

'Kita boleh bertemankan?' ujar laki-laki itu sambil menyodorkan tangannya untuk berkenalan.

Gadisha melepas sendoknya dan menyambut tangan Satria.

"Tentu mas terima kasih' Gadisha berkata sambil bersalaman.

Sesaat mereka makan dalam diam hanya fokus pada makanan masing-masing, pengamen mulai berkeliling sambil menyodorkan kantong bekas permen. Gadisha memberinya uang..

'Terima kasih mbak..eeh ada Pak Satria berdua aja nih' goda si pengamen.

'Kowe Yo ganggu wae, wis kono' Satria menyahuti sambil memasukkan uang ke dalam kantong pengamen

Gadisha tersenyum tipis.

'Terkenal ya pak polisi satu ini' iseng-iseng Gadisha menggoda Satria

'Mereka biasa nongkrong di perempatan titik nol, kadang ngumpul di depan pos polisi jadi mereka tahu saya sama-sama orang jalanan' sahut Satria sambil mengaduk teh manisnya.

'Kamu bawa kendaraan?' tanya Satria

'Tidak saya naik trans tadi' jawab Gadisha

'Trans hanya sampai jam 9 malam, mungkin kamu harus naik dari Malioboro jam 8' terang Satria

'Baik pak polisi sebentar lagi saya selesai' jawab Gadisha sambil melihat jam tangan di pergelangan tangan kirinya

'Boleh kapan-kapan saya hubungi kamu sebagai teman?' minta Satria

'Hemm..boleh aja sih pak' jawab ragu Gadisha

'Eeh tunggu-tunggu koq jadi panggil saya pak setelah tahu saya polisi' Satria keberatan dengan panggilan Gadisha

'Kamu tetap panggil saya seperti awal saja, tidak usah terlalu formal lagian mungkin umur kita tidak jauh berbeda' pinta Satria

'hehe..ok ok baik pak eeh mas Satria' Gadisha terkekeh

'Sebenernya nama asli Bayu Aji Satria, tapi saya lebih suka dipanggil Satria' terang Satria lagi

'ooh begitu..nama yang keliatan keren hehe' Gadisha mengacungi jempol

'Pinter ya orang tua saya memberi nama' Jawab Satria bangga

'Ya ya yaa..tentu saja dengan upacara bubur merah bubur putih' jawab Gadisha

'Waah kamu tahu aja' jawab Satria sambil tertawa

Pertemuan singkat dan tak terduga membuat mereka asik berbincang, tanpa terasa malam makin beranjak.

'Ok mas saya harus pulang sudah jam 8' Gadisha berkata sambil melihat jam tangannya

'oh iya..eeh boleh kita bertukar nomor ponsel supaya pertemanan kita terus berlanjut' pinta Satria

'Oh baiklah' Gadisha menyetujui

Mereka bertukar nomor ponsel, Gadisha berdiri untuk membayar makanan ke kasir

'Sampai ketemu lagi mas' pamit Gadisha

'Oh ya silahkan maaf saya masih ada urusan di sekitar sini' Jawab Satria

'Ok silahkan mas' Gadisha melangkah menuju kasir

Malam yang larut tidak menghentikan keramaian.

Lagu-lagu pengamen jalanan masih mengiringi langkah manusia bergelut dengan malam.

Pertemuan dua anak manusia yang tidak pernah ada di rencana tapi Tuhan tahu akan takdir yang akan membawa keduanya.

Malam memberi keheningan yang damai, menyimpan misteri tentang cerita esok yang akan datang.

Episodes
1 Perjalanan Awal
2 Malam pertama yang sunyi
3 I Like Monday
4 Alun-alun utara
5 Bayu Aji Satria
6 Dadar Telor plus Kecap
7 Bayar masing-masing?
8 Asisten Dosen Cantik
9 Bukan kencan romantis
10 Paranoid akut
11 Satria tak ksatria
12 Apa maumu?
13 Ksatria di Medan Perang
14 Hati-hati !
15 Aku baik-baik saja
16 Time to healing
17 Tetangga Baru
18 Tamu Tak di Undang
19 Terpesona aku terpesona
20 Dilema
21 Seperti Benang Kusut
22 Kebahagiaan semu
23 Tak berani bermimpi
24 Andai aku..andai kamu!
25 Bete Akut
26 Malang tak dapat di tolak
27 Mencarimu
28 Sisa Rasa
29 Menjadi orang tak berguna
30 Menjadi orang tak berarti
31 Mencintaimu walau tanpa harapan
32 Perisai diri
33 Katakan walaupun menyakiti
34 Aku sanggup berdiri
35 Menuntaskan masa lalu demi meraih masa depan
36 Reborn
37 Siapa ya?
38 Kenalan Pemaksa
39 Loosing You (Kehilanganmu)
40 Really loosing You
41 Really Loosing You part 2
42 Unbelieveable
43 Bersyukur
44 Antara mimpi dan harapan
45 Bule KW sangat romantis
46 Membuang keraguan
47 Cinta bersyarat
48 How can i not love you
49 Jauh di mata dekat di hati
50 You one and only
51 Calon istri sultan
52 Membuka tabir 1
53 Membuka tabir 2
54 Mengunci hati
55 Rencanaku tidak sebaik rencana Tuhan.
56 I Belong With You
57 Suamiku surgaku
58 Keindahan dunia
59 Menjaga titipanNya.
60 Menjaga keduanya
61 Kamu akan jadi papi..Bangunlah!!
62 Ayah bule
63 Keputusan Berat demi kalian (end)
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Perjalanan Awal
2
Malam pertama yang sunyi
3
I Like Monday
4
Alun-alun utara
5
Bayu Aji Satria
6
Dadar Telor plus Kecap
7
Bayar masing-masing?
8
Asisten Dosen Cantik
9
Bukan kencan romantis
10
Paranoid akut
11
Satria tak ksatria
12
Apa maumu?
13
Ksatria di Medan Perang
14
Hati-hati !
15
Aku baik-baik saja
16
Time to healing
17
Tetangga Baru
18
Tamu Tak di Undang
19
Terpesona aku terpesona
20
Dilema
21
Seperti Benang Kusut
22
Kebahagiaan semu
23
Tak berani bermimpi
24
Andai aku..andai kamu!
25
Bete Akut
26
Malang tak dapat di tolak
27
Mencarimu
28
Sisa Rasa
29
Menjadi orang tak berguna
30
Menjadi orang tak berarti
31
Mencintaimu walau tanpa harapan
32
Perisai diri
33
Katakan walaupun menyakiti
34
Aku sanggup berdiri
35
Menuntaskan masa lalu demi meraih masa depan
36
Reborn
37
Siapa ya?
38
Kenalan Pemaksa
39
Loosing You (Kehilanganmu)
40
Really loosing You
41
Really Loosing You part 2
42
Unbelieveable
43
Bersyukur
44
Antara mimpi dan harapan
45
Bule KW sangat romantis
46
Membuang keraguan
47
Cinta bersyarat
48
How can i not love you
49
Jauh di mata dekat di hati
50
You one and only
51
Calon istri sultan
52
Membuka tabir 1
53
Membuka tabir 2
54
Mengunci hati
55
Rencanaku tidak sebaik rencana Tuhan.
56
I Belong With You
57
Suamiku surgaku
58
Keindahan dunia
59
Menjaga titipanNya.
60
Menjaga keduanya
61
Kamu akan jadi papi..Bangunlah!!
62
Ayah bule
63
Keputusan Berat demi kalian (end)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!