Hampir dua Minggu berada di Bandung dan Jakarta saatnya kembali ke kota Yogyakarta, merangkai asa menjalani kehidupan normal lagi. Perkuliahan akan di mulai seminggu lagi, memasuki semester genap kesibukan akan semakin meningkat, banyak program jurusan yang harus ia bantu termasuk persiapan ujian untuk masuk program magister.
Gadisha sampai di Yogyakarta tepat hari menjelang sore, ia senang menggunakan kereta api daripada pesawat mungkin karena rasa trauma karena mama papanya menjadi korban kecelakaan pesawat.
Menaiki taksi dari stasiun ke rumah memakan waktu 45 menit, ia menikmati sore yang mendung walau kendaraan terlihat merayap dimana-mana. Sampai di depan rumah segera ia membuka kunci pagar, pak Min tidak menunggunya pulang karena tadi meminta ijin untuk lebih dulu pulang, karena akan melayat tetangganya yang meninggal dunia.
"Matur nuwun pak" ucapkan pada supir taksi yang membantu menurunkan kopernya.
"nggih sami-sami mbak..pareng-pareng" pamit supir taksi setelah selesai menurunkan barang.
Gadisha hendak menutup pintu pagar dan menguncinya, disaat bersamaan sebuah mobil masuk ke halaman dua rumah dari tetangga depan. Ia melihat sekilas dari jarak rumahnya seorang laki-laki tampan turun dari mobil memakai jas putih, sepertinya seorang dokter Gadisha lalu masuk setelah mengunci pagar.
***
Pagi hadir membawa sinar mentari bersinar terang menghadirkan semangat baru setelah tiga minggu libur semester, berharap terangkai cerita yang membuat hati dipenuhi dengan kebahagiaan. Mobil Gadisha bersiap keluar dari garasi pintu pagar yang telah terbuka lebar, kelas pagi di awal hari akan diisi oleh asisten dosen cantik ini.
"piye cah ayu kabare wis liburan ki ketok cerah bersinar bagai lampu halogen" pak Umar terkekeh menggoda Gadisha yang sedang bersiap masuk ke kelas.
"Moso lampu halogen sih pak ..bukan lampu LED yaa" jawab Gadisha santai
Tiba-tiba pak Adnan dekan fakultasnya masuk ke ruang dosen, "Bu Gadisha nanti setelah selesai kuliah bisa ke ruangan saya"
*Bisa pak tapi sekitar jam 12 pak..Karena dari pagi kelas saya paralel tanpa jeda" jawab Gadisha.
"Ya saya tunggu" timpal pak Adnan.
"Ok selamat mengajar untuk semua..selamat pagi"
"pagiii.." Jawab serempak para dosen yang masih ada di ruangan.
"Kaget aku Dish tiba-tiba pak Adnan ada di belakangku..mana aku lagi godain kamu lagi" pak Umar terkekeh-kekeh.
"untung aja bukan ngomongin saru pak" jawab Bu Berta Dosen bertubuh subur.
"Ora Yo masih pagi Bu..mengko ra sido mlebuh kelas tapi mbeluh titik-titik" pak umar makin terkikik.
"mulaaiii..jenengan Iki hobi nek wis menjurus unsur sing panas-panas" Bu Berta cemberut sambil mendelik ke arah pak Umar.
"panas-panas ki opo mbok di jelaskan ngono loh Bu..panas ki iso wae mie godok Jawa Mbah atmo..enak toh di makan saat dingin-dingin" pak Umar makin nggak jelas menggoda Bu Berta.
"Udah ya pak Bu .. Gadisha ke kelas dulu sudah hampir jam tujuh" pamit Gadisha sambil melihat jam di tangan kirinya.
"Ya sama Dish ayo bareng saya juga mau kelas" ujar Bu Berta mengiringi Gadisha keluar dari ruang dosen.
"iya sama saya juga mau masuk kelas" pak Umar ikut berdiri dan meninggalkan kursinya.
**
Sementara di pagi tadi di rumah yang lain seorang laki-laki tampan memakai jas snelinya sudah siap bertugas ke rumah sakit sebagai dokter bedah, laki-laki matang berkharisma dengan tubuh tegapnya terlihat semakin menawan.
Ia sudah memanaskan mobilnya dan siap untuk keluar dari halaman rumahnya tapi laju mobilnya tertahan karena tetangganya juga akan keluar dari rumahnya. Sejenak ia menunggu sampai mobil merah itu melaju tepat di depannya kemudian barulah mobilnya berjalan beriringan dengan mobil merah itu.
Tanpa di sangka di perempatan lampu merah mobilnya bersisian dengan mobil merah itu, ragu-ragu hendak menyapa untuk berkenalan walau hanya membuka jendela. Akhirnya ia menahan diri mungkin lebih baik di rumah ia akan berkunjung untuk berkenalan.
**
Sore hadir dengan membawa lelah dari sang pemeran kehidupan, lelah yang menghadirkan kelegaan untuk bertemu dengan orang-orang terkasih di rumah.
Gadisha pulang dengan wajah lelah, karena setelah kelas terakhir jam 16.00 ia masih harus berkoordinasi dengan dosen pendamping KKN, semester ini dia akan ikut mahasiswa semester enam untuk KKN.
Adzan magrib berkumandang tepat saat Gadisha membuka pintu rumah, ia lantas masuk kamarnya dan mengambil handuk untuk mandi. Rasa lelah seakan luntur tersiram air sejuk yang menentramkan raganya, tak perlu berlama-lama karena saat magrib sudah tiba.
Setelah selesai sholat magrib ia duduk di meja rias sambil membuka ponselnya untuk memeriksa pesan yang masuk, satu persatu ia balas pesan dari yang paling penting terlebih dahulu. Sedang serius membalas pesan dari group chating para dosen jarinya terhenti ketika bel rumah berbunyi, alisnya bertaut berpikir siapa kira-kira yang datang malam-malam. Ia membuka tampilan layar cctv di ponselnya, ia melihat laki-laki yang menjadi tetangga barunya berdiri di luar pagar. Gadisha setengah berpikir apakah ia akan membukakan pintu atau tidak, bel kedua berbunyi lagi sehingga membuat Gadisha akhirnya memutuskan untuk membuka pintu.
Gadisha berjalan ke arah pintu pagar yang telah ia kunci.
"Hai selamat malam..aku ganggu nggak?" sapa orang dibalik pagar.
"Kenalkan aku Bastian Agung Prabawa..tetangga baru"
**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Astria
gmn kabr Bang Sat ya..
2022-12-06
1