Senin pagi di hiasi gerimis tipis, air yang turun cukup membasahi tanaman, jalan dan atap. Memang cukup merepotkan bila hujan turun di pagi hari, semua kegiatan terhambat karena hujan. Gadisha memperhatikan dari balik jendela teras lalu lalang orang yang bersiap-siap hendak ke tempat tugas masing-masing ada yang ke sekolah atau ke kantor. Mereka melengkapi diri dengan jaket,.mantel atau payung.
Gadisha bercita-cita menjadi dosen, ia terinspirasi dari dosennya dulu sewaktu di universitas. Dosennya perempuan setengah baya, anggun, kharismatik dan cerdas sekilas mirip Sri Mulyani menteri teladan dari tahun ke tahun.
Gadisha berniat mencari peluang mengajar di perguruan tinggi yang banyak tersebar di kota ini, berharap Dewi Fortuna menghampiri dirinya.
'Assamu 'alaikum ..mbk Disha' seorang mengucapkan salam dari luar pagar
Tek..Tek..bunyi gembok pagar di pukul ke besi pagar.
Gadisha mengintip siapa yang datang
"Wa Alaikum salam..mbok Jum yaa..' Gadisha menyapa orang di luar pagar
' nggih mbk..niki mbok Jum' jawab orang dari luar.
'oalah ya mbok sebentar saya bukanya' ujar Gadisha
Gadisha segera mengambil kunci dan sedikit berlari ke depan pintu pagar untuk membuka pagar, mbok Jum tersenyum lebar melihat Gadisha membuka pintu.
' Pripun kabare mbak..koq makin ayu wae' mbok Jum memeluk Gadisha
'Alhamdullilah sae mbok..Disha baik-baik saja' jawab Gadisha
'Alhamdulillah syukur mbak..si mbok seneng banget mbak Disha tinggal di sini, rumah ini biar ada yang nempati pasti ibu sama bapak senang' mbok Jum berkata sumringah
'Ya mbok Disha mau coba untuk tinggal di sini, temani Disha ya mbok' pinta Disha
' Nggih mbak nanti si mbok temani, kalau ada apa-apa si mbok sama pak Min pasti yang yang pertama belani' mbok Jum berkata dengan semangatnya
'Hehehe..iya iya mbok ..Disha seneng mbok Jum jagain Disha..yuk sekarang kita masuk, kita ngobrol di dalam' ajak Disha
'Walah sampe lali nek kita masih di luar' mbok Jum terkekeh
Mereka melangkah bersama masuk ke dalam rumah, mbok Jum menyimpan payung yang dibawanya di sudut teras.
'Mbok sudah sarapan?' tanya Disha
'Pun mbak..tadi si mbok sudah makan di rumah, oh ya nanti pak Min kemari abis anter cucunya sekolah' mbok Jum memberitahu Disha
'Ya mbok santai aja..hari ini Disha di rumah saja koq, paling nanti sore Disha keluar untuk membeli keperluan pribadi' ujar Disha
Mbok Jum lantas ke belakang untuk mulai mengerjakan tugasnya membersihkan dan merapikan bagian rumah, Disha mulai lagi berselancar dengan laptopnya untuk melihat peluang kerja berharap hari Senin membawa keberuntungan.
Hujan di luar sudah reda matahari pelan-pelan mulai menghangatkan pagi, udara yang segar setelah hujan memberi semangat bagi jiwa-jiwa yang terpanggil untuk berkarya.
Menjelang siang Gadisha masih betah dengan laptopnya, sambil menjawab percakapan dengan teman-teman kuliahnya di aplikasi hijau.
Dinda : jadi ayeuna kamu Aya di Yogya Dis..wah teu ngajak-ngajak euy..emang kamu niat tinggal disitu?
Disha : ho oh hayang cari suasana barulah..siapa tau jodohnya di sini hehehe
Dinda : yeee..dasar, yang di sini di tinggalkeun kamu mah..kasian tau
Disha : ya salah siapa teu puguh ..emang enak digantung siga cau di warung (emot pisang)
Dinda : ishh dasar emang kamu maunya di gimanain..dikarungan apa di sarungan hahaha
Disha : yiee lieur aah..
Disha melihat beberapa notif pesan yang masuk, ada pesan masuk dari kakak iparnya.
Teh Febi : Assalamu'alaikum Dis..ini ada lowongan untuk dosen di salah satu univ di Yogja..ini linknya
Disha: Wa Alaikum salam teh.. Alhamdulillah makasih infonya teh..semoga ada rejekinya. aamiin
Teh Febi: aamiin sama-sama adikku yang cantik 🥰
Gadisha langsung mengklik link yang di share kakak iparnya, beberapa posisi dosen yang sedang di butuhkan. Matanya berbinar melihat ada jurusan yang sesuai dengan keahliannya, lalu ia mengisi beberapa form pendaftaran dan melengkapi beberapa persyaratannya.
'Bismillah Ya Allah semoga ini yang terbaik menurutMu aamiin' doa harapan di gumamkan pelan semoga dikabulkan sang maha pemilik semesta.
Tak terasa matahari sudah sangat terik, mbok Jum menghampiri Ganisha yang masih betah di depan laptopnya.
'Mbak Disha si mbok sudah masak, makan siang sudah siap kita makan dulu!' mbok Jum mengajak Disha untuk makan
'Waah Disha ngga sadar mbok ternyata sudah siang, ayo mbok kita makan' Disha beranjak dari kursinya lalu berjalan menuju ruang makan.
Di meja sudah ada sayur lodeh, ikan goreng dan tak lupa tempe dan sambalnya. Makanan rumahan yang sederhana tapi rasanya luar biasa. Makan siang yang terasa nikmat setelah sebulan tidak merasakan rasa makanan rumahan yang dimasak mama, teringat mama adalah sosok ibu yang total sebagai ibu rumah tangga pandai memasak dan mengurus keluarga. Disha diajari mama untuk bisa melakukan pekerjaan seorang perempuan karena bagaimana pun kodrat seorang perempuan adalah untuk keluarganya, setinggi-tingginya karier seorang perempuan akan kembali untuk keluarganya.
'Mbok..hari ini Disha sudah memasukan beberapa lamaran untuk lowongan pekerjaan, doakan Disha ya mbok bisa segera dapat pekerjaan' Disha meminta doa pada mbk Jum, bagaimanapun mbok Jum saat ini adalah keluarganya. Mbok Jum sudah bekerja untuk keluarga Disha sejak ia masih SD, ikatan persaudaraan sudah seperti saudara dekat walaupun memang tidak ada ikatan darah.
'Insha Allah semua lancar..mbk Disha bisa mendapatkan apa yang diinginkan aamiin' doa mbok Jum sambil mengusap wajahnya.
Setelah makan siang dan sholat dhuhur, Disha duduk di ruang keluarga untuk menonton televisi sementara Mbok Jum melanjutkan untuk menggosok baju-baju yang sudah kering.
Hari Senin pertama tinggal di kota kenangan mama papa dibuka dengan perjuangan mencari pekerjaan, harapan untuk menjadi seperti cita-citanya semoga di restui sang pemilik alam. Tidak muluk-muluk dalam mencapai impiannya, menjalani seperti air mengalir yang bisa berjalan sampai ke muara tanpa hambatan.
Sore menjelang ketika mbok Jum pamit untuk pulang, esok ia akan datang lagi menemani kesendirian Disha sebelum ada pangeran berkuda yang akan membawa pergi. Kasih sayangnya pada anak majikannya sama seperti ia menyayangi anak sendiri, dalam hati ia berjanji akan menjaga sepenuh hati mutiara yang dititipkan majikannya. Sang penolong hidupnya ketika ia dulu terpuruk pada kemiskinan, pak Teddy papa Disha adalah orang yang dermawan walaupun seorang pejabat tapi sikapnya merakyat dan ngayomi.
Warga sekitar kampung ini sangat kehilangan ketika musibah menimpa pak Teddy dan Bu Kinanti, seakan tak percaya mereka berdua wafat dalam kecelakaan pesawat. Keberadaan Gadisha di kampung mereka akan mereka jaga seperti orang tuanya dulu peduli dengan kehidupan warga kampung.
'Mbak Disha si mbok pulang dulu, besok mau dimasakin apa biar si mbok belanja dulu sebelum kemari' mbok bertanya pada Gadisha yang sedang menonton di laptopnya.
'Manut mbok saja semua yang dimasak mbok Jum Disha suka' jawab Disha sambil mengalihkan perhatiannya dari layar laptop
'ngga kepingin apa gitu mbak?' mbok menimpali
'Hmmm..apa saja mbok pasti Disha makan' jawab Disha sambil sedikit berpikir
'nggih nek ngono..mbok pulang ya assalamu'alaikum ' pamit mbok Jum
' Ya mbok..wa alaikum salam' jawab Disha
Malam merangkak mengubur keletihan yang mendera raga.
melabuhkan sesaat perjuangan Setiap insan. Esok akan ada lagi pertarungan merebut impian.
Menggapai asa untuk terus mencapai puncak kebahagiaan .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments