*Bab 19

Sementara itu, Kiyan dan Mysha masih terus memilih. Sangking sibuknya Mysha memperhatikan toko tersebut, dia lupa kalau tangannya masih berada di lengan Kiyan.

Sebenarnya, dia memegang tangan Kiyan tadi hanya untuk mengajak Kiyan masuk ke dalam tanpa menunda waktu mereka lebih banyak dengan bicara di luar. Tapi anehnya, dia malah merasa sangat nyaman dengan apa yang dia lakukan. Karena itu, sampai di dalam toko pun tangannya masih tetap berada di lengan Kiyan.

"Sebenarnya, kamu pengen beli apa sih, Sha? Kita udah jalan lebih dari sepuluh menit, tapi kamu masih tetap tidak menyentuh satu barang pun. Heran deh aku sama gadis satu ini. Mau belanja, atau mau jalan-jalan aja."

"Ih, kak Kiyan bisa diam gak sih? Aku itu bukan hanya jalan-jalan saja. Tapi, aku sedang pilih baju yang cocok. Lagian, kamu ini aneh deh. Setiap perempuan itu akan sama saja, kak. Mereka butuh pengaman yang lama sebelum mengambil satu barang."

"Gak pernah diajak sama pacarnya jalan-jalan nih kek nya kamu, kak."

"Ya emang enggak. Orang aku gak punya pacar."

"Ya kalo gitu, mantan kamu. Pasti adakan?"

"Juga nggak ada."

Kiyan berucap sambil menggelengkan kepalanya dengan wajah serius. Karena ucapan itu, Mysha jadi menatap Kiyan dengan tatapan tak kalah serius juga.

"Kamu beneran gak punya mantan, kak? Eh, jangan bohong kamu ya."

"Lah, apa gunanya aku bohong. Ah, kamu gak tahu bagaimana ketatnya mama aku dalam mendidik ku bergaul dengan perempuan, Sha. Kamu pasti tidak akan percaya."

"Hah? Mama kak Kiyan itu gak ngizinin kakak pacaran ya?"

"Mm ... nggak gitu juga sih konsepnya. Tapi yang jelas, mama itu sedikit pemilih. Ah, tapi ya sudah, tidak perlu di bahas. Aduh, kok malah bahas aku sih. Ayo beli apa yang ingin kamu beli. Jangan lama-lama di sini. Kita harus segera pulang."

"Tidak perlu buru-buru, kak. Acara malam ini juga tidak terlalu penting. Dan yang pasti, bukan aku yang akan jadi pemeran utaman dari acara malam ini."

Kiyan langsung menoleh. Seperti ada yang Mysha sembunyikan, dan itu akan mempengaruhi perjodohan dia. Tapi sayangnya, Kiyan tidak bisa menebak akan hal itu. Dia penasaran. Sudah mencoba memahami apa yang Mysha rasakan. Tapi, sepertinya, kali ini dia tidak bisa memahami apa yang Mysha rasakan sepenuhnya.

"Sha. Apa yang kamu sembunyikan sekarang? Apa maksud dari kata-kata yang kamu ucapkan barusan itu?"

"Tidak ada. Jangan menanggapi serius apa yang aku katakan tadi, kak Kiyan."

"Oh iya, aku sudah melihat apa yang ingin aku beli. Kakak tunggu di sini. Aku ke sana sebentar."

Kiyan tidak menjawab apa yang Mysha katakan. Dia hanya diam sambil melihat punggung Mysha yang berjalan sedikit menjauh darinya.

"Apapun yang sedang kamu sembunyikan, Sha. Aku yakin, itu adalah hal yang sangat mengecewakan buat kamu. Aku bisa merasakan kekecewaan yang sangat besar dari setiap ucapan mu ketika membahas soal Geza. Kamu harus kuat, Mysha. Aku percaya kamu."

Beberapa menit kemudian, Mysha datang dengan stelan jas di tangannya. Seorang pelayan ikut berjalan di belakang.

"Kak Kiyan. Cobain ini! Aku yakin kalo ini sangat cocok untuk kamu, kak." Mysha berucap sambil menyerahkan stelan jas tersebut.

Kiyan tidak langsung menerima. Dia malah menatap Mysha dengan tatapan kebingungan.

"Kamu ... datang ke sini beli pakaian buat aku?"

"Hm ... iya. Kenapa? Ada yang salah? Atau, kamu tidak suka aku belikan ini untuk kamu, kak?"

"Bukan ada yang salah, Sha. Tapi sangat salah. Untuk apa kamu belikan aku stelan? Aku .... "

"Untuk nanti malam. Kamu harus datang buat temani aku, kak. Aku tidak ingin sendirian menghadapi apa yang akan terjadi nanti."

"Kamu tidak akan sendirian, Mysha. Ada mama dan papa, ada tante dan om, mungkin juga ada semua keluarga Prayoga yang siap berdiri buat jadi penopang kamu nanti. Jadi .... "

"Itu nggak akan sama, kak Kiyan. Mereka semua mungkin ada di belakangku, tapi tidak sepenuhnya mendukung aku. Karena kamu harus ingat, aku hanya anggota keluarga angkat dari keluarga Prayoga. Papaku dan papa kak Geza memang bersaudara. Tapi, tidak ada hubungan darah yang akan menjadi pengikat yang kuat di antara keduanya."

"Bisakah ... kamu ikut aku nanti malam. Aku akan merasa kuat jika kamu juga ikut, kak."

Mysha berucap dengan sedih. Kiyan tentu saja tidak akan membiarkan Mysha merasa sendirian, apalagi merasa sedih. Dengan cepat dia pegang bahu Mysha.

"Aku akan pergi, Sha. Kamu jangan sedih seperti itu juga dong. Aku hanya bercanda. Ih ... ada yang membujuk aku dengan susah payah ternyata."

Kiyan berusaha memberikan kalimat-kalimat yang dia anggap bisa membuat Mysha kesal. Itu dia lakukan agar suasana yang tidak baik, berubah seketika. Sayangnya, Mysha yang sudah merasa sedih itu tidak menanggapi apa yang Kiyan katakan. Hal itu membuat Kiyan merasa bersalah.

Entah dapat bisikan dari mana. Kiyan malah langsung menarik Mysha ke dalam pelukannya agar gadis itu bisa tenang. Tidak dia hiraukan dengan keberadaan mereka saat ini.

...

Baju sudah Mysha beli. Dan, bajunya begitu cocok untuk Kiyan. Tapi sayangnya, karena kejadian di dalam toko barusan itu membuat suasana keduanya mendadak jadi canggung.

Kiyan mendadak merasa malu dengan apa yang sudah dia lakukan. Memeluk Mysha di tempat umum, tentu saja akan membuat pikiran orang lain berbeda dengan hubungan yang sedang mereka sandang.

Contohnya saja pelayan yang ikut bersama Mysha tadi. Dia yang tidak tahu apa-apa malah mengatakan kalau keduanya adalah sepasang kekasih. Bukan adik dan kakak sepupuan. Yah, meskipun hanya sebatas sepupu jauh yang sah-sah saja jika menikah.

Sementara Mysha. Dia terlihat sedang fokus dengan jalan yang sedang dia lewati. Sebenarnya, Mysha tidak sepenuhnya fokus dengan jalanan tersebut. Melainkan, benaknya sibuk dengan memikirkan semua hal yang baru saja dia lewati bersama dengan Kiyan.

Di sisi lain, Unna dan Geza sedang berdebat prihal yang akan terjadi nanti malam.

"Aku tidak siap, kak Geza. Aku tidak siap dengan apa yang akan terjadi nanti malam. Kamu akan bertunangan dengan Mysha. Lalu, anak yang ada dalam kandungan aku ini harus aku apakan, hah!"

"Aku dan Mysha tidak akan bertunangan, Unna. Kamu harus datang, dan kita akan katakan pada semuanya apa yang sebenarnya terjadi. Aku sungguh sangat mencintai kamu. Aku suka kamu yang selalu tenang, Unna."

"Cobalah untuk tetap tenang, Unna. Aku akan bertanggung jawab dengan anak yang ada dalam kandungan kamu itu. Sudah ada calon pewaris keluarga Prayoga dalam rahim kamu. Jadi, aku jamin kalau hubungan kita pasti akan direstui oleh semua orang. Meskipun dengan terpaksa."

Terpopuler

Comments

aisya_

aisya_

Una geza dua org menjijikan..

2022-12-07

2

Anonymous_cinta

Anonymous_cinta

wkwkwkwkwk....tenang katanya
kok lucu wkwkwkwkwk

2022-11-17

2

Anonymous_cinta

Anonymous_cinta

bantu buka thor mata geza, la wong gadis yg suka menyerahkan dirinya dulu dibilang baik baik, dibilang mandiri dibilang kalah dengan mysha, hahahaha lucu....

2022-11-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!