*Bab 15

"Ma, apakah kamu akan mengorbankan perasaan anakmu, jika kamu tahu anakmu sedang jatuh cinta?"

Pertanyaan itu masih bisa Unna dengar dengan sangat baik meski dia sudah terjatuh. Sementara mama Unna langsung memberikan tatapan tajam pada suaminya karena telah bertanya hal tersebut.

"Apa yang kamu katakan, Pa? Aku tidak akan pernah setuju jika Unna jatuh cinta dengan Geza. Karena kita, tidak akan pernah jadi penghalangan untuk keluarga Prayoga. Dari kata-kata itu kamu bisa menyimpulkan, kalau aku akan mengorbankan perasaan anakku jika dia memang sudah jatuh cinta pada Geza."

"Ibu macam apa kamu, Ma? Kenapa kamu harus mengorbankan perasaan anakmu hanya karena keluarga Prayoga? Anak kita berhak bahagia. Jika mereka saling mencintai, maka aku akan mendukung hubungan mereka."

"Jangan gila, Pa! Jangan lupa seperti apa keluarga Prayoga memperlakukan kita. Memperlakukan aku, memperlakukan kamu. Mereka sangat baik. Teruntuk Anggun adikku, aku tidak akan pernah mengecewakan dia lagi."

Unna tidak kuat untuk mendengar perdebatan itu lagi. Dia berusaha bangun untuk menjadi penengah dari perdebatan kedua orang tuanya saat ini.

"Papa, Mama. Kalian sedang membahas soal apa?" tanya Unna berusaha kuat meski sebenarnya, dia sedang sangat sakit.

Kedua orang tua itu langsung menoleh. Dengan wajah kaget, keduanya melihat ke arah anak mereka.

"Kami sedang membahas .... "

"Unna! Kamu diantar Geza lagi?" tanya mamanya langsung memotong perkataan papa Unna.

"Iy--iya, Ma. Aku diantar kak Geza tadi. Ada apa?"

"Ma, tolong jangan bahas soal yang tadi lagi. Aku tidak ingin .... "

"Unna berhak tahu sekarang, Pa. Jangan halangi mama. Mama ingin memperingati Unna agar tidak melewati batasannya."

Mendengar ucapan sang mama, Unna yang sedang sedih itupun langsung terpancing emosi. Dia tidak kuat lagi untuk berpura-pura, kalau dirinya sedang baik-baik saja sekarang.

"Batas apa yang aku lewati, Ma? Aku sama sekali tidak merasa melewati batas apapun. Aku mencintai kak Geza, dan dia juga sama. Kami saling mencintai intinya," ucap Unna tidak ingin menyembunyikan lagi.

"Apa! Apa yang kamu katakan barusan?" tanya mama Unna sambil mencengkram erat kedua bahu anaknya.

"Ma, apa yang kamu lakukan? Jangan sakiti anak kita, Ma!" Papa Unna berusaha melepaskan cengkraman tangan istrinya.

"Diam, pa! Kamu tidak perlu ikut campur. Aku tahu apa yang aku lakukan sekarang."

"Unna! Mulai sekarang, jangan pernah katakan cinta lagi untuk Geza. Kamu juga harus menjaga jarak dengan Geza. Karena satu bulan lagi, pertunangan antara Mysha dan Geza akan diumumkan di depan publik."

"Apa? Tidak! Aku tidak percaya kalau itu akan terjadi, mama. Aku dan kak Geza saling mencintai. Bagaimana bisa .... "

"Unna! Apa kau tidak paham dengan apa yang aku katakan!" Mama Unna langsung membentak Unna dengan suara keras. Hal itu membuat Unna menatap tak percaya ke arah mamanya.

Karena selama ini, mamanya adalah perempuan pendiam, tapi penuh kelembutan sebagai ibu. Ya meskipun dia lebih mengharapkan mama seperti mama Mysha, alias tantenya untuk menjadi mamanya. Karena mama Mysha lebih penuh kasih sayang juga selalu memberikan perhatian penuh pada keluarga, terutama anaknya.

Unna selalu iri dengan Mysha. Mendapatkan kedua orang tua yang selalu hangat dan penuh perhatian. Juga, selalu mendapatkan apa yang dia mau.

Tapi sekarang, rasa iri itu bukan sekedar iri biasa lagi. Karena Mysha juga, akan mengambil laki-laki yang dia cintai darinya. Unna mendadak jadi membenci Mysha dalam lubuk hatinya yang terdalam.

Unna yang tidak kuat menahan hati, langsung memilih meninggalkan papa dan mamanya. Dia menutup pintu dengan keras sehingga menimbulkan bunyi yang sangat berisik.

"Kamu lihat anak kamu, Pa! Dia semakin bertingkah tidak sopan pada kita. Aku belum selesai bicara, dia main pergi saja. Dan sekarang, dia malah membanting pintu dengan keras."

"Ma. Kamu yang salah."

"Apa? Aku yang salah? Yang benar saja kamu kalo ngomong, Pa."

"Kamu tidak introspeksi diri, Kristina. Kamu lebih membela orang lain dari pada anak kamu. Mama macam apa kamu ini, aku juga tidak mengerti."

"Pokoknya, aku tetap akan mendukung apapun keputusan Unna. Jika dia dan Geza saling mencintai, maka aku akan mendukung keputusan mereka walau kamu dan seluruh keluarga Prayoga menentang hal itu."

"Aku juga tidak akan membiarkan siapapun menghalangi kebahagiaan anakku. Jika mereka ingin bersama, aku akan menjadi perisai agar bisa melindungi hubungan mereka. Tidak akan aku biarkan siapapun merusak hubungan Unna dan Geza, termasuk kamu, Ma."

Setelah bicara panjang lebar. Papa Unna langsung meninggalkan istrinya dengan cepat. Tidak dia hiraukan tatapan melotot yang istrinya berikan atas ucapan yang baru saja dia ucap.

Sementara itu, Unna yang ada di kamar langsung melempar tubuh ke atas kasur. Sambil menangis, Unna memukul-mukul guling dan mencabik-cabik bantal yang ada di sekitarnya.

"Mysha lagi, Mysha lagi. Apa hanya Mysha yang bisa mendapatkan semua yang terbaik, hah! Apa aku tidak bisa? Kenapa? Kenapa hanya Mysha saja yang harus bahagia? Aku juga ingin bahagia!"

"Dunia ini sungguh tidak adil untuk aku. Mysha dan aku sama-sama perempuan. Sama-sama lahir di tahun yang sama meski berbeda bulan. Lalu ... lalu kenapa hanya dia yang berhak bahagia? Kenapa Tuhan? Kenapa?"

"Aaa ...! Aku juga ingin bahagia! Aku ingin!"

Unna berteriak kesal sambil memukul-mukul bantal dengan keras. Air mata sudah tidak terhitung lagi jumlahnya yang jatuh. Sekarang, dia yang begitu kesal tidak lagi mampu menumpahkan air mata. Hanya kemarahan yang sekarang dia rasakan.

Pintu kamarnya di ketuk dari luar. Unna tidak ingin mendengarkan ketukan itu. Dia abaikan langsung dengan pura-pura tidak mendengarkan ketukan tersebut.

"Na, ini papa. Papa ingin masuk untuk bicara dengan kamu sekarang. Buka pintunya, Nak!"

"Aku tidak ingin bicara, Pa. Aku ingin sendiri."

"Na .... "

"Pa. Aku ingin sendiri. Tidak ingin bicara dulu."

"Baiklah. Datang temui papa jika kamu sudah siap untuk bicara ya, Na."

"Tunggu, Pa! Aku berubah pikiran," ucap Unna sambil bangun dari baringnya.

Diapun langsung membuka pintu kamar dan mempersilahkan papanya masuk. Keduanya bicara hal serius dengan sang papa yang terus berusaha menyemangati anaknya. Dari pembicaraan itu, Unna jadi yakin untuk memperjuangkan cintanya pada Geza.

Usai pembicaraan itu, Unna langsung menghubungi Geza. Tepatnya, setelah kepergian sang papa dari kamarnya.

"Ada apa, Na?" tanya Geza ketika sambungan panggilan terhubung, dan tangisan Unna dia dengar dengan sangat jelas. Kepanikan Geza pun terdengar dengan sangat nyata.

"Kak Geza. Aku ingin kita bertemu di tempat biasa malam ini. Apa kamu bisa?"

"Aku bisa. Tapi, katakan dulu apa sebab kamu menangis sekarang! Karena apa, Na?"

"Nanti kamu juga tahu, kak Geza. Aku akan katakan apa sebabnya."

Terpopuler

Comments

Nurwana

Nurwana

astaga Una dan geza, Klian jangan jadi pengecut, sepupu sendiri lho... mudah mudahan nantinya geza tdk menyesal setelah menyakiti Misya.... karena disaat itu tiba, hati Misya bukan untukmu lagi tapi sudah menjadi milik orang lain.

2024-06-01

0

Widia Aja

Widia Aja

Pasti ada konspirasi jaga ya diantara mereka ber 3..

2023-01-16

0

Anonymous_cinta

Anonymous_cinta

sah..sah...aja unna mencintai. tapi kenapa mesti berbohong, kenpa mesti iri dan egois. unna dan geza memiliki satu sifat yg sama, suka membanding bandingkan yg pada akhirnya timbullah rasa iri dan benci.
oklah....selama baca novel ini geza selalu mwnjelekkan mysha depan unna, ngebamdingkan mysha dengan unna dan mysha selalu memilih diam dan diam meski sakit. sekali aja thor tolong buka selabar lebarnya pikiran geza tentang mysha, biarlah geza menyesal dulu. jika emang akhirnya novel ini harus menjodohkan geza dan unna yang penting bikin geza menyesali tindakan dan sifat buruknya. neg aku thor pada peran geza dan unna. gk ketulungan....

2022-11-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!