*Bab 2

"Mama ih! Nggak! Aku nggak suka ... maksudku. Ah, aku lupa kalau ada kerjaan yang belum aku selesaikan. Aku harus ke kamar dulu sekarang. Gak papakan, Ma, Pa?"

Mysha yang malu dan tidak punya cara untuk menghindar dari godaan yang mamanya buat. Terpaksa pakai cara alasan pekerjaan untuk kabur dari obrolan yang semakin membuat dia merasa bahagia sekaligus malu.

Mamanya tersenyum sambil mengangguk.

"Ya sudah. Silahkan saja. Tapi mama udah tahu, kalau kamu sengaja menghindar dari mama, Sha."

"Mama ... kok malah mojokin anak terus-terusan sih. Kambuh lagi deh, sifat jahilnya itu." Papa Mysha pun berucap sambil melirik manja sang istri.

"Ih, Papa."

Kedua orang tua itu bermesraan dengan cukup bahagia. Mysha yang melihat kebahagiaan itu, ikut merasakan kebahagiaan yang sama.

Dalam hatinya berkata. 'Semoga aku juga merasakan kebahagiaan ini setelah aku menikah kelak. Aku ingin sekali hidup seperti mama dan papa. Yang selalu romantis sampai ke hari tua.'

Setelah tersenyum dan melihat kebahagiaan kedua orang tuanya beberapa saat lama. Mysha memutuskan untuk langsung pergi tanpa pamit lagi. Karena dia tidak ingin menganggu kehangatan dari keromantisan yang kedua orang tuanya rasakan saat ini.

Namun, saat Mysha baru saja melangkah beberapa langkah menjauh, mamanya menyadari kepergian dari anaknya. Candaan pun langsung terhenti seketika.

"Sha, mama lupa bilang .... "

Sontak, kata-kata itu langsung membuat langkah Mysha terhenti seketika.

"Iya, Ma. Bilang apa?" tanya Mysha sambil memutar tubuh.

"Besok sore, kakak kamu yang dari tanah air akan datang ke sini."

"Apa! Kak Kiyan datang?" Mysha langsung memasang wajah kaget ketika mendengar tentang kakak sepupu jauh yang ada di tanah air itu akan datang.

Seketika, terbayang oleh Mysha akan betapa jahil dan nakalnya kakak sepupu jauh itu dulu. Saat mereka masih anak-anak, mereka sering bertemu ketika keluarga omnya datang untuk berlibur ke tempat mereka. Hanya saja, setelah menginjak usia remaja, mereka tidak lagi saling bertatap muka. Ngobrol lewat udara juga tidak pernah sekalipun terjalin sejak mereka sama-sama remaja hingga sekarang.

Kakak sepupu jauh yang bernama Kiyan itu sangat nakal dan terlalu jahil. Saat datang, Kiyan pasti merusak barang-barang Mysha. Tidak hanya itu, Mysha kecil yang tidak bisa apa-apa, sering dijahili dengan menarik rambut, atau mengakali Mysha dengan hal-hal yang tidak Mysha sukai.

Untunglah, Geza selalu ada untuk Mysha di saat-saat Kiyan jahil pada Mysha. Geza yang selalu menjadi pelindung, dan selalu menjadi penghibur ketika kejahilan dan kenakalan Kiyan mengusik ketenangan sampai ke batin Mysha.

"Sha. Kok diam?"

Pertanyaan mama membuat ingatan masa lalu Mysha langsung menghilang. Dia yang tidak suka dengan kakak sepupu jauhnya itu, langsung memasang wajah tidak enak di lihat.

"Untuk apa dia datang ke sini, Ma? Ya Tuhan ... apa dia akan bikin onar lagi nantinya?" tanya Mysha tanpa sadar.

"Sayang, apa yang kamu katakan barusan? Kamu tidak suka dengan kehadiran Kiyan?" tanya papa dengan wajah tidak enak hati.

"Eh, bukan gitu, Pa? Aku ... maksudku, kenapa kak Kiyan datang? Lama atau tidak? Ada urusan apa dia? Tinggal di mana nantinya ketika dia datang ke sini? Dan ..... "

"Sha. Banyak banget yang kamu tanyakan barusan. Gimana cara papa sama mama mau ngejawabnya satu persatu, hm?"

Mysha tersenyum nyengir dengan kata-kata yang mamanya ucapkan barusan. Hanya itu yang bisa dia lakukan. Karena dia sadar, kalau dia barusan telah menunjukkan ketidaksukaannya secara terang-terangan pada kedua orang tuanya.

"Mysha. Dengarkan mama baik-baik. Mama tahu kalau kamu kurang suka dengan kakak sepupu jauh mu itu karena kenakalan dan kejahilannya saat kecil. Tapi, itu bukan alasan untuk kamu membencinya. Karena bagaimanapun, dia tetaplah keponakan jauh papamu. Mengerti, Sha?"

"Aku mengerti, Ma. Tapi, katakan dulu apa perlu kak Kiyan datang ke tempat kita."

"Dia datang untuk bekerja di perusahaan Prayoga grup."

"Hah!" Makin kagetlah Mysha dengan tujuan kedatangan kakak sepupu jauhnya itu.

"Bagaimana mungkin dia datang untuk bekerja di perusahaan Prayoga Grup, Mama?"

"Lah, kenapa tidak mungkin, Sha? Apa yang membuat Kiyan tidak bisa bekerja di Prayoga Grup?"

"Iya, Sha. Apa yang menurut kamu tidak mungkin? Kiyan kan tamatan sarjana seperti kamu juga. Meski dia kuliah hanya di dalam negeri, tapi dia lulusan terbaik di kampusnya setengah tahun yang lalu lho Sha. Sama seperti kamu."

"Pa, bukan itu maksudku. Aku tidak meragukan pendidikan kak Kiyan."

"Lalu?"

"Aku hanya tak percaya saja. Dia kok bisa kerja di Prayoga? Padahal kan, keluarganya juga punya perusahaan besar yang tak kalah terkenal dari Prayoga, Pa, Ma."

"Nah itulah hebatnya om kamu, Sha. Dia ingin anaknya mandiri dengan bekerja sambil belajar di perusahaan orang lain sebelum jadi pemimpin di perusahaan sendiri."

Mysha terdiam dengan penjelasan papanya barusan. Benaknya membenarkan sepenuhnya dengan alasan itu.

"Lalu, dia akan tinggal di mana, Ma, Pa? Apa dia akan tinggal di hotel? Atau nyewa rumah? Atau ... beli rumah sendiri selama bekerja di sini?"

Mamanya tersenyum sambil melirik papanya. Mysha yang melihat hal itu, tentu saja memasang wajah tidak enak karena sesungguhnya, batin Mysha sudah menangkap sinyal tidak baik dari senyum yang mamanya lontarkan.

"Mysha-Mysha. Tentu saja Kiyan tinggal di sini."

"Hah? Tinggal di sini?"

"Ya iyalah. Dia akan tinggal di sini. Untuk apa punya saudara jika harus nyewa rumah. Kalau tinggal di hotel kan juga akan mubazir uang saja. Yah, walaupun dia anak orang kaya. Tetap saja, mubazir uang tidak baik. Jika untuk beli rumah. Ya mikir-mikir jugalah, Sha. Kakak sepupu kamu itukan masih lajang. Untuk apa beli rumah hanya untuk tinggal sendirian saja?"

Penjelasan sang mama membuat Mysha senyum kecut. Senyum tidak enak karena sesungguhnya, dia sangat tidak suka, alias, sangat-sangat keberatan dengan keputusan orang tuanya itu.

"Tapi, Ma .... Bagaimana mungkin dia tinggal di rumah kita? Mama gak ingat bagaimana sikap kak Kiyan saat mereka berlibur ketika aku berusia lima tahun dulu, Ma?"

"Ya Tuhan, Mysha. Ternyata itu alasan kamu dari tadi panjang lebar menanyakan prihal Kiyan, Nak?"

"Sha. Dengarkan mama baik-baik sekali lagi yah. Saat kalian anak-anak, wajar jika kalian nakal atau lain sebagainya. Tapi, ketika sudah menginjak dewasa, semua juga akan berubah, Mysha sayang."

"Dengar tuh, Sha! Apa yang mama kamu katakan itu benar. Makanya, jalin hubungan baik saat remaja. Saat dewasa seperti ini, kamu akan tahu apa saja yang berubah dari kakak kamu itu. Dia jauh berubah lho sayang. Gak sama seperti yang dulu."

Terpopuler

Comments

Cahyani Sutopo

Cahyani Sutopo

dari jahilnya sih sepertinya kiyan suka sama mysha, makanya di jahilin mulu🤣🤣

2022-12-07

2

Fitriyani Puji

Fitriyani Puji

aku penasaran seberapa jail nya kian he he

2022-11-14

3

Ani Nur

Ani Nur

kiyan ank damar bukan ya🤔🤔

2022-11-10

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!