*Bab 16

"Aku bisa. Tapi, katakan dulu apa sebab kamu menangis sekarang! Karena apa, Na?"

"Nanti kamu juga tahu, kak Geza. Aku akan katakan apa sebabnya."

Setelah berucap kata-kata itu, Unna langsung memutuskan sambungan panggilan tanpa salam penutup terlebih dahulu. Geza yang panik, semakin dibuat panik dengan sikap Unna barusan. Tanpa menunggu malam, Geza langsung bergegas menyiapkan diri agar bisa segera bertemu dengan sang pujaan hati.

...

"Mau ke mana, Za?" tanya mamanya ketika melihat Geza yang berjalan terburu-buru melewati ruang tamu.

"Aku ... ada urusan sebentar, Ma. Mau keluar sekarang."

"Keluar? Kamu yang benar saja, Geza. Ini sedang senja. Mana baik keluar saat senja-senja begini. Lagian, malam ini itu malam pembahasan soal pertunangan kamu dengan Mysha. Masa kamu mau ninggalin gitu aja."

"Ma. Sudah berulang kali aku katakan, aku tidak akan menikah dengan Mysha. Kenapa kalian tidak kunjung paham dengan apa yang aku katakan sih?"

"Jangan kecewakan mama, Za. Mama tidak ingin kamu jadi anak pembangkang. Mama juga tidak ingin, papa kamu bersikap keterlaluan pada kamu kelak. Turuti saja apa yang orang tuamu inginkan, Za. Insyaallah, hidup kamu akan bahagia kelak."

"Jangan paksa aku melakukan apa yang tidak aku sukai, Ma. Kalian seharusnya mendukung keputusan aku, bukan malah memaksa keinginan kalian. Selama ini, aku sudah mengikuti apa yang kalian inginkan. Mulai dari sekolah, kuliah, hingga kehidupan pekerjaan. Aku selalu dengarkan apa yang kalian katakan."

"Tapi ... kali ini, untuk hal pribadi pernikahan dan rumah tangga aku kelak. Aku tidak bisa mengikuti apa yang mama dan papa inginkan. Maafkan aku, Ma. Jika papa murka dan bertindak keterlaluan, aku siap menerimanya. Karena aku, tidak akan mengikuti apa yang mama dan papa inginkan."

Selesai berucap, Geza langsung meninggalkan mamanya. Hal itu membuat mamanya kesal dan langsung berteriak keras memanggil nama nya.

"Geza! Tunggu! Jangan pergi karena mama belum selesai bicara, Za!"

Sangking kerasnya panggilan itu, papa Geza yang sedang berada di ruang kerja langsung keluar.

"Ada apa sih, Ma? Kenapa mama berteriak-teriak seperti barusan?"

"Geza, Pa! Dia pergi dan tidak mau mendengarkan apa yang mama katakan."

"Pergi? Ke mana dia pergi senja-senja begini, Ma? Apa dia tidak tahu, kalau malam ini kita akan membahas soal pertunangannya yang akan diadakan satu bulan lagi?"

"Dia tahu, Pa. Dia tidak bilang mau ke mana dengan mama. Dia hanya bilang ada urusan saja. Tapi, dia bilang, dia tetap pada pendiriannya. Tidak akan menerima perjodohan ini bagaimanapun caranya."

"Bagaimana ini, Pa? Apa yang akan kita katakan pada kak Dion dan Anggun? Perjodohan ini sudah direncanakan sejak bayi. Nasib perusahaan besar kita ada di tangan mereka berdua. Jika mereka tidak bersama, bagaimana kita bisa mempersatukan keluarga Prayoga, Pa?"

"Mama tenang dulu ya. Jangan pikirkan soal itu dulu. Biarkan saja dia pergi sekarang, karena kita pasti akan bisa membujuk Geza agar bersedia menikah dengan Mysha. Papa akan buat dia paham dengan maksud kita, Ma."

Mama Geza bisa sedikit lebih tenang setelah usaha panjang yang suaminya lakukan. Sementara itu, Geza sudah tiba ke tempat yang ingin dia datangi.

Tempat itu adalah cafe depan hotel megah. Tempat biasa Geza dan Unna sering bersama melepaskan kasih sayang mereka tanpa diketahui oleh kedua orang tua mereka masing-masing.

Setengah jam setelah kedatangan Geza, Unna pun tiba ke tempat tersebut. Awalnya, Geza ingin datang ke rumah Unna, tapi Unna melarang. Alasan larangan itupun tidak dia katakan pada Geza. Hal itu semakin membuat Geza cemas dengan keadaan Unna.

"Na." Geza langsung menjemput sang pujaan hati ketika melihat kedatangannya dari jauh.

"Kak." Unna langsung menghambur ke dalam pelukan Geza sambil menjatuhkan air mata.

"Ada apa, Na? Apa yang terjadi?"

"Kak Geza, bawa aku pergi sekarang juga, Kak. Aku mohon."

Kata-kata itu langsung membuat Geza kaget. Sampai-sampai, dia langsung melepaskan pelukan Unna dari tubuhnya.

"Apa maksud kamu, Na? Bawa kamu pergi? Pergi ke mana? Apa alasannya?"

Unna menatap Geza lekat.

"Kamu alasannya, Kak. Kamu."

"Aku?"

"Ya, kamu. Aku sudah tahu soal perjodohan antara kamu dengan Mysha."

"Ap--apa? Kamu sudah tahu, Na?"

"Ya. Aku sudah tahu dan aku tidak akan melepaskan kamu. Aku sungguh sangat mencintai kamu kak Geza. Apa salahnya jika kita bersama. Kenapa mereka tidak mengerti juga dengan apa yang kita rasakan?"

"Unna .... "

"Kak Geza. Aku tidak ingin berpisah dengan kamu. Aku ingin kita tetap bersama. Kamu juga cinta padaku, kan kak?"

"Unna tenang. Aku juga tidak ingin menikah dengan Mysha. Karena aku hanya bisa anggap Mysha sebagai adikku. Karena itu, aku tidak bisa menikah dengannya. Sebaliknya, aku juga sangat mencintai kamu. Aku akan memperjuangkan hubungan kita, Na."

"Aku tidak yakin hubungan kita mampu bertahan jika tetap di sini, kak. Untuk itu, ayo pergi jauh! Tinggalkan kota ini dan mulai kehidupan baru di tempat lain. Tempat yang jauh dari jangkauan keluarga kamu, kak."

"Na. Kita tidak boleh lari. Kamu percayalah padaku, Sayang. Hubungan kita akan tetap bertahan, dan kita akan menenangkan pertarungan sengit ini. Aku yakin jika kita bersikeras meyakinkan kedua orang tua kita, maka hubungan kita berdua pasti akan direstui."

Pada akhirnya, Unna mampu Geza yakinkan. Dia menyerah dan menaruh harapan pada Geza sekarang. Dia percaya dengan apa yang Geza katakan.

"Baiklah, jika itu yang kak Geza katakan. Aku akan berusaha mempercayainya. Tapi ... maukah kamu dan aku menghabiskan malam ini bersama-sama, kak? Aku sungguh tidak ingin pulang sekarang."

Geza paham dengan apa yang Unna katakan. Dia pun langsung membawa Unna masuk ke hotel yang ada di hadapan mereka.

Sebenarnya, ini bukan kali pertama Unna dan Geza menghabiskan malam-malam bersama. Ini sudah untuk yang kesekian kalinya mereka menghabiskan malam bersama di tempat yang rentan melakukan apa yang bisa pasangan kekasih lakukan.

Hubungan terlarang itu berawal dari mereka yang sering melakukan perjalanan dinas berdua di tempat yang jauh. Karena hasrat yang mereka anggap indah itu, Unna tak segan menyerahkan dirinya pada Geza.

Dia lupa dengan status yang sedang mereka sandang. Status yang tidak jelas, tidak diakui keluarga, dan masih belum pasti langkah selanjutnya.

Hasrat terlarang yang berlandaskan cinta itu pun tanpa segan Unna dan Geza lakukan. Hingga malam ini, keduanya kembali menikmati waktu bersama di kamar VIP yang Geza pesan atas nama karyawan lain.

Sementara itu, mama Geza yang sedang menanti kepulangan anaknya semakin di landa kekhawatiran. Jam sudah menunjukkan pukul 23:50 malam. Sepuluh menit lagi, sepuluh menit lagi akan berada di tengah malam tepat. Tapi Geza masih juga belum pulang.

Terpopuler

Comments

Nurwana

Nurwana

hohohoho.... ternyata kalian berdua sampah... dan kamu geza... tdk pantas tuk mendapatkan Misya yang masih murni.

2024-06-01

0

Risma Farna

Risma Farna

Ntar nyesel kmu Za

2023-06-04

0

Widia Aja

Widia Aja

Setuju 👌🏼

2023-01-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!