Kafe ini terasa sangat damai dan nyaman yang mana cocok untuk tempat bersantai, aku akan memberi mereka nilai 9.
Aku menyeruput kopiku dengan wajah datar sementara Arline menatapku dengan wajah keterkejutan.
"Rasanya tidak terlalu buruk loh, mau mencobanya?" kataku.
"Melihatmu aku juga sedikit penasaran."
Arline menerima gelas cangkir yang kusodorkan padanya dan saat dia meneguknya ia tersenyum kecut selagi menjulurkan lidahnya.
"Pahit sekali."
Aku tertawa sedikit ke arahnya, ketika dia melihat ke arahku dan cangkir di tangannya membuat wajahnya memerah.
"Ugh, bukannya ini sama dengan ciuman tidak langsung... memalukan."
"Para gadis benar-benar memikirkan hal seperti itu."
"Tentu saja terlebih untuk aku yang belum berpengalaman."
"Kukira kau sudah terbiasa berkencan apalagi ciuman."
Dari wajah malu Arline kini menunjukan wajah merah.
"Berisik, aku memang belum pernah pacaran, kamu puas."
Bagiku yang memiliki nasib yang sama adalah sebuah keuntungan sama, dengan kata lain dia belum pernah disentuh orang lain kecuali aku. Aku tiba-tiba merasakan sensasi bagaimana aku menyentuh melon itu.
"Aku akan membunuhmu jika kau berfikir yang tidak-tidak."
Instingnya sangat kuat.
Tidak baik untuk menggodanya terus terusan jadi aku merubah ke topik yang ingin kubahas, setelah Arline mengambil beberapa suapan manis ke dalam mulutnya aku bertanya.
"Jadi seperti apa anggota baru yang kau maksud?"
"Benar juga."
Dia memberikan sebuah foto dari seorang gadis berusia 15 tahun dengan wajah cantik serta rambut perak yang indah, tidak ada elemen sosok petualang di dalamnya dengan kata lain dia benar-benar tidak memiliki kekuatan untuk bertarung, wajahnya tampak pucat serta ada sesuatu yang tidak bisa aku jelaskan saat melihatnya.
Itu mungkin rasa simpati.
"Namanya Latisha Arfurarus, ia putri kedua dari keluarga bangsawan Duke, bukannya dia cantik."
"Aku pikir kau lebih cantik Arline," kataku selagi memandang foto dengan serius.
"Jangan mengatakannya dengan wajah serius begitu."
Aku tidak bohong, Arline berada di daftar atas dari seorang yang ingin kunikahi tapi aku tidak berani untuk mengatakannya sekarang lalu melanjutkan.
"Mengingat ia bangsawan Duke bukannya keluarganya terlihat seolah membuangnya begitu saja, petualang adalah pekerjaan sulit bagi sebagian orang, mungkin dia akan terbunuh... yah, meski kami masih belum pergi ke tempat berbahaya kemungkinan itu tetap akan terjadi di masa depan."
"Aku juga berfikir demikian saat pertama kali mendengarnya, tapi dia sendiri yang menginginkan entah itu menjadi petualang atau tidak, dia tetap akan mati setahun lagi."
Mendengarnya aku sedikit terkejut, gadis secantik ini akan mati. Seolah mengerti ekpresiku Arline melanjutkan.
"Dia terkena kutukan yang membuatnya mati di usia 16 tahun, aku tidak tahu lebih jelasnya tapi pihak keluarganya bilang bahwa Latisha ingin sekali melihat dunia luar walaupun hanya sekali karena Itulah mereka mengizinkannya, mereka bahkan bilang jika terjadi hal yang tidak diinginkan mereka tidak akan pernah menuntut namun sebagai gantinya tolong tempatkan dia bersama orang-orang baik, bahkan mereka memohon dengan tulus pada master."
"Itu bukan sesuatu yang bisa dilakukan oleh bangsawan atas dan juga.."
"Dan juga apa?"
"Aku senang karena Arline mempercayaiku."
"Jangan menggodaku, kita baru saling kenal."
Dia berubah jadi pemalu.
"Yap, aku akan memasukkan dia ke dalam partyku tapi aku akan melakukan sesuatu agar kutukannya bisa dihilangkan."
Kurasa dia tidak akan aneh seperti dua orang yang kukenal.
"Terima kasih, itu mengejutkan kupikir kau pria yang suka mempermainkan wanita dengan lendir ataupun itu."
Itu menyerang hatiku.
"Semua orang salah paham, mereka hanya kalah melawan slime dan akibatnya seperti itu."
Arline menutup matanya selagi tersenyum jahil.
"Aku pikir aku akan mempercayaimu."
Sepertinya aku memang jatuh cinta padanya.
Tak lama tiga orang menerobos kafe, salah satunya pria berpenampilan mewah dengan topi bundar dan pakaian khas miliknya, tubuhnya bundar dengan sepatu runcing di bagian ujungnya, sementara yang lain hanyalah seorang pengawal.
"Apa-apaan ini nona Arline bukannya sudah kukatakan bahwa kau hanya diizinkan berkencan denganku?"
"Aku tidak ingat punya hubungan seperti itu denganmu."
"Apa?"
Aku berkata dengan wajah datar.
"Siapa pria bulat ini?"
"Kau tidak tahu aku, aku adalah bangsawan paling disegani di kota ini namaku Eren."
"Dia bangsawan Baron pemilik tanah ini."
"Jadi begitu, aku tidak tahu apa yang terjadi diantara kalian berdua tapi Arline adalah milikku."
Aku merangkul Arline dengan sedikit manja.
"Hentikan."
Itu cukup membuatnya marah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments