Ingatan Joandra

Lima Tanun Yang Lalu

Joandra baru saja meneteskan ke buku buku jari tangannya yang terluka setelah bertanding di pertandingan semifinal karate yang diselenggarakan antara tiga SMU di sekolahnya.

Besok dia akan memasuki babak final, melawan karateka dari SMA musuh bebuyutan mereka, SMA Adiraja.

Tapi selama tiga tahun ini Joamdra ngga terkalahkan. Dia championnya.

Joandra membuka jubah karatenya, niatnya akan mengoleskan salep di bahu belakamg atasnya yang terasa pegal dan nyeri.

CEKLEK

Tatapanya bertemu pada seorang perempuan cantik yang hampir terkena pantulan bola basket Dilo dulu.

Anak perempuan itu membalikkan tubuhnya karena kaget saat melihat Joandra hampir bertelanjang dada.

Dia bermaksud mengambil perban dan betadine di ruamg uks untuk teman teman mereka yang terluka setelah selesai bertanding sepakbola.

Joandra tersenyum.

"Sorry," kata Joadra sambil menaikkan lagi baju karatenya.

"Ya," sahut anak perempuan cantik itu yang diyakini Joandra sebagai adik kelasnya, kemudian tersenyum setelah membalikkan badannya.

Joandra terpana. Ada dua lesung pipi yang tercetak dalam di kedua pipi merahnya.

Cantik, batin Joandra dengan jantung berdebar.

"Kakak kenapa?" tanya anak perempuan itu sambil menatap buku buku jarinya yang berlepotan betadine.

Kemudian dia spontan menghampiri Joandra setelah mengambil kapas.

Dia pun mengusap lelehan betadine di buku buku jari kedua tangan Joandra dengan telaten.

"Tadi kakak hebat ya," pujinya sambil berkonsentrasi penuh dengan kegiaatannya.

"Kamu nonton?" tanya Joandra dengan jantung terus berdebar ngga seirama. Semakin senang mendengar pujiannya.

Ada rasa hangat mengalir ke seluarih tubuhnya saat anak perempuan itu memegang tangannya.

"Iya. Aku senang banget saat kakak menang," katanya sambil memgangkat wajahnya. Kemudian senyumnya merekah.

Kedua mata mereka saling bersitatap, Joandra menatapnya sangat lembut.

"Emmm..." Anak perempuan itu terlihat salah tingkah.

"Kak, ditempel plester ya, biar besok udah sembuh. Kakak, kan, mesti tanding lagi," katanya sambil menunduk malu.

Joandra dapat melihat rona merah di wajahnya. Dia pun tersenyum.

"Ya, boleh."

Dengan agak gugup anak perempuan itu meraih kotak yang berisi plester dan hampir saja menjatuhkannya. Karena tangannya terlihat gemetar.

Untungnya Joamdra dengan sigap meraihnya hingga ngga sampai jatuh dan berserakan di lantai.

"Eh, maaf, kak," ucapnya semakin malu. Wajah putihnya sangat merah bahkan sampai ke telinganya.

"Namaku Joandra," kata Joamdra sambil terus mematap anak perempuan yang semakin grogi ini. Dalam hati dia tersenyum senang.

"Aku Renata," sahutnya masih menunduk, menyibukkan diri dengan menempelkan plester di kedua buku jari Joandra.

"Nata ya," usik Joandra begitu anak perempuan yang bernama Renata itu selesai menempelkan seluruh plesternya.

"Kok, Nata?" protesmya dengan wajah heran. Biasanya teman teman dan keluarganya menyingkat namanya menjadi Ren.

"Aku suka Nata," ucap Joandra membuat bibir merah itu merekah. Sangat manis. Jangan lupakan lesung pipinya yang menambah cantik wajahnya.

Keduanya terdiam sesaat dengan jantung yang berdebar semakin kencang.

"Kak, tadi, kok, pegang salep itu?" tanya Renata tersadar dan mengalihkan tatapannya pada salep yang ada di pangkuan joandra.

"Agak memar di sini," jelasnya sambil menunjukkan punggung atasnya. Sekalian mengklarifikasi kenapa tadi dia melepaskan baju karatenya hingga terlihat seperti bertelanjang dada.

"Boleh aku oleskan? Kakak terlihat susah. Tapi jangan dibuka bajunya," katanya dengan wajah merona.

"Mau?" tanya Joandra ngga percaya.

Renata menganggukkan kepalanya.

"Oke."

Joandra pun menurunkan sedikit naju karatenya hingga memar di punggungnya mulai terlihat.

"Sakit, kak?" tanya Renata hati hati sambil mengoleskan salep itu ke bagian yang memar

"Sedikit," ringisnya kettika dia merasakan tangan lembut itu sedikit menekan

"Maaf," kata Renata ngga enak karena sudah menekan cukup dalam.

"Ngga apa."

Joandra menahan nafasnya karena tubuh Renata cukup delat dengannya.

"Selesai," kata Renata sambil menjauhkan dirinya.

Anak perempuan ini sepertinya ngga sadar sudah membuat jantung remaja laki laki ini hampir melompat karena ulahnya.

Mungkin karena dia benar bemar tulus ingin mengobati tanpa memikirkan hal lain. Begitu pikir Joandra.

"Mungkin tadi sempat kena, ya, kak?" ucapnya prihatin.

Kasian juga, demi nama sekolah, tubuh jadi memar dan luka, batin Renata.

"Cepat sembuh ya, kak. Besok harus menang," katanya sambil memegang kotak obat di tangannya.

"Tapi jangan sering kena pukul, ya," tambahnya lagi dengan senyum manisnya.

NYESSS.

Ada yang dingin seperti es menyentuh hatinya membuatnya kedinginan.

"Mau kemana?" tanya Joandra heran karena kini perhatiannya teralihkan pada kedua tangan Renata.

"Mau ngobatin tim sepak bola, kak."

"Ooh." Ada nada ngga rela dalam suara Joandra. Tapi dia bisa apa?

"Cepar sembuh, ya, kak," pamitnya sambil berjalan keluar. Senyum manis dengan lesung pipinya pun dia berikan lagi untuk Joandra.

"Ya," balas Joandra ngga semangat.

Ingin rasanya dia menghalangi niat balik Renata, tapi dia merasa ngga berhak.

Baru juga kenal, masa udah posesif.

Setelah Renata pergi, Joandra mengusap punggung atasnya sambil tersenyum senyum.

"Ngapain lo, senyum senyum sendirian,' seru Bisma yang melangkah masuk bersama Imam dan Dilo

Mengganggu saja, batin Joandra kesal. Padahal dia masih ingin mengingat kedekatannya tadi bersama Renata. Tanpa sadar Joandra tersenyum lagi.

"Apa otaknya udah konslet? Tadi ngga ada pukulan yang mampir di kepalanya, kan?" tukas Dilo sambil menatap Bisma dan Imam heran.

"Sarafnya kali yang kena," balas Imam cuek membuat Bisma terkekeh.

Joandra sendiri ngga mempedulikan kata kata teman temannya. Hatinya sangat senang berkenalan dengan Renata, hingga bibirnya terus saja mengembangkan senyumnya.

Dulu memang sangat manis. Joandra menyimpan kenangan itu hingga sekarang. Walau akhirnya menyakitkan.

Terpopuler

Comments

💗vanilla💗🎶

💗vanilla💗🎶

lho bukannya udh kenal ya , wkt kena bola basket itu

2024-04-14

1

Erly Hafidz

Erly Hafidz

iya byk bgt flash back. ga maju2 alurnya

2024-01-27

1

Aripin Aripin

Aripin Aripin

kebanyakan on off masa lalu

2023-02-06

4

lihat semua
Episodes
1 Penebus Utang
2 Takut
3 Kilas Balik
4 Jalan Takdir
5 Pertunangan
6 Hari Pertama Bekerja
7 Ketemu Susan
8 Kilas Balik Susan
9 Masih dirahasiakan
10 SP 1
11 Masih setia memberi hukuman
12 Ulah Bos Joandra
13 Diana Yang Menghindar
14 Ingatan Joandra
15 Hati Diana
16 Saraswati
17 Sakit di Hati
18 Ngga Di anggap
19 Rahasia
20 Terbuka dan meninggalkan rasa kecewa
21 Kemarahan yang Meledak
22 Diikat dengan Kuat
23 Foto Yang Asli
24 Bu Inggrid yang Pengertian
25 Pikiran dan Hati yang ngga sinkron
26 Penuh Tanda Tanya
27 Tugas Tambahan Renata
28 Panas
29 Rencana masa depan
30 RESIGN?
31 Taktik tarik ulur
32 Ketahuan Berbohong
33 Ingatan Joandra
34 Kegilaan Joandra
35 Mengerjai Saraswati
36 Circle Diana
37 Kemyataan yang sebenarnya
38 Pembalasan memalukan
39 Bertemu Tante Anggia
40 Kilas balik donor darah Renata
41 Perlahan Terbuka
42 Dua situasi yang berbeda
43 Interogasi
44 Keputusan Joandra
45 Masih berprasamgka
46 Rencana Mama Joandra
47 Pasangan Alay
48 Menikmati Berdua
49 Rumor
50 Mama Joandra yang kejam
51 Mama Joandra yang kejam part 2
52 Masih Berlanjut
53 Kabar tentang mama
54 Harapan Sahabat
55 Musibah Joandra yang beruntun
56 Renata beneran pergi
57 Dendam mantan sahabat
58 Mengambil Sikap
59 Kenyataan yang menyedihkan
60 Hari kelam Diana
61 Karma
62 Dejavu Renata
63 Bertemu lagi
64 Bahagia
65 Takdir
66 Rencana Silvia
67 Akhir yang Kejam
68 Berakhir dengan Indah
69 Extra part 1
70 extra part 2
71 Pengumuman
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Penebus Utang
2
Takut
3
Kilas Balik
4
Jalan Takdir
5
Pertunangan
6
Hari Pertama Bekerja
7
Ketemu Susan
8
Kilas Balik Susan
9
Masih dirahasiakan
10
SP 1
11
Masih setia memberi hukuman
12
Ulah Bos Joandra
13
Diana Yang Menghindar
14
Ingatan Joandra
15
Hati Diana
16
Saraswati
17
Sakit di Hati
18
Ngga Di anggap
19
Rahasia
20
Terbuka dan meninggalkan rasa kecewa
21
Kemarahan yang Meledak
22
Diikat dengan Kuat
23
Foto Yang Asli
24
Bu Inggrid yang Pengertian
25
Pikiran dan Hati yang ngga sinkron
26
Penuh Tanda Tanya
27
Tugas Tambahan Renata
28
Panas
29
Rencana masa depan
30
RESIGN?
31
Taktik tarik ulur
32
Ketahuan Berbohong
33
Ingatan Joandra
34
Kegilaan Joandra
35
Mengerjai Saraswati
36
Circle Diana
37
Kemyataan yang sebenarnya
38
Pembalasan memalukan
39
Bertemu Tante Anggia
40
Kilas balik donor darah Renata
41
Perlahan Terbuka
42
Dua situasi yang berbeda
43
Interogasi
44
Keputusan Joandra
45
Masih berprasamgka
46
Rencana Mama Joandra
47
Pasangan Alay
48
Menikmati Berdua
49
Rumor
50
Mama Joandra yang kejam
51
Mama Joandra yang kejam part 2
52
Masih Berlanjut
53
Kabar tentang mama
54
Harapan Sahabat
55
Musibah Joandra yang beruntun
56
Renata beneran pergi
57
Dendam mantan sahabat
58
Mengambil Sikap
59
Kenyataan yang menyedihkan
60
Hari kelam Diana
61
Karma
62
Dejavu Renata
63
Bertemu lagi
64
Bahagia
65
Takdir
66
Rencana Silvia
67
Akhir yang Kejam
68
Berakhir dengan Indah
69
Extra part 1
70
extra part 2
71
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!