Ketemu Susan

Setelah selesai mengerjakan tugasnya dengan setumpuk berkas itu, Renata membuang nafas lega.

"Haaaah."

Renata pun berdiri dan mengangkat tangannya untuk melakukan peregangan pada otot ototnya.

Ngga sadar, sudah hampir empat jam dia duduk dan menekuni pekerjaannya.

Selama itu Joandra sekali pun ngga memanggilnya.

Pesan di kotak masuk membuatnya mengecek jam yang melingkar di tangannya.

Sepuluh menit lagi. Ngga apa kali, ya, korupsi waktu sedikit, senyum Renata membatin.

Dengan santai dia melenggang meninggalkan ruangannya.

Susan akan menunggunya di restoran murah meriah yang dulu sering mereka datangi waktu SMA

Jaraknya lumayan jauh juga, Renata memutuskan naek ojek online saja. Biar bisa menghemat waktu dan lebih lama mengobrol dengan Susan nantinya.

Sudah tiga tahun mereka ngga ketemu. Walaupun secara umur Renata lebih muda dua tahun dari Susan tapi saking akrabnya, mereka seperti teman sebaya saja.

Beberapa menit setelah Renata pergi, Joandra membuka pintu ruangannya dan berjalan keluar.

Langkahnya terhenti di depan pintu ruangan Renata.

Sedari tadi Joandra menahan keinginannya untuk menemui Renata. Padahal bisa saja dia meminta Renata ke ruangannya. Suruh ngapain aja, yang penting bisa melihat lagi gadis itu. Tapi perasaan gengsi menahannya.

Seorang OB laki laki tiba tiba melintas di depannya dan berhenti.

"Nona Renata sudah keluar, tuan muda," lapor sang OB yang tadi melihat kepergian Renata sopan. Dia menduga Bosnya sedang mencari sekertarisnya, karena bosnya berhenti di depan ruangan sekertaris barunya itu.

"Ya." Joandra melirik jam mewahnya.

"Saya permisi tuan," pamitnya kemudian merundukkan kepalanya sebelum pergi.

Dia malah pergi duluan sebelum bos nya, tawa Joandra dalam hati. Senyum tipisnya terukir.

"Tuan muda?" panggil Bu Inggrit heran karena melihat bosnya melangkah sendiri meninggalkan ruangannya.

Mana sekertarisnya?" batin bu Ingrit bertanya dalam hati.

Ini juga belum jam makan siang, batinnya lagi.

"Kasih sekertaris baru itu SP 1. Pergi sebelum jam kerja kantor berakhir," kata Joandra sambil berlalu pergi meninggalkan Bu Inggrit yang masih ngga percaya mendengarnya.

"Ya, tuan muda," ucapnya buru buru setelah menyadari kepergian bosnya.

Dia menghela nafas panjang.

Ada apa dengan anak bosnya ini. Dulu Prisila malah setengah jam sebelum berakhir jam kerjanya sudah minggat ngga apa apa. Tapi kenapa sekertaris yang baru ini hanya ngga sampai sepuluh menit aja sudah mendapatkan SP? batin Bu Inggrit sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

Kemudian beliau pun pergi ke ruang HRD untuk memproses permintaan sang tuan muda.

Kasian, batinnya ngga tega. Tapi Bu Inggrit ngga bisa berbuat apa apa.

"SP bu?" tanya Lia kaget yang mendapat tugas itu.

"Ya. Setelah itu kamu antar ke ruang nona Renata," perintah Bu Inggrit tegas.

"Ya bu," jawab Lia patuh. Tapi dalam hati merasa ngga enak, karena alasan kesalahan sekertaris baru itu hanya keluar sepuluh menit sebelum jam kantor usai.

Sepuluh menit, catat, ulang Lia membatin aneh.

"Mungkin juga buat peringatan yang lain," kata Bu Inggrit sebelum berlalu.

DEG

Bosnya kenapa berubah jadi seram gini, ya, padahal biasanya cuek, batin Lia mulai parno melakukan kesalahan.

*

*

*

Renata bersyukur, saat ojeknya tiba tepat waktu berhenti di dekat Susan yang baru saja memarkirkan motornya.

"Renataa!" seru Susan sangat ceria.

Renata mengembangkan senyumnya setelah membayar ongkos ojek onlinenya.

Keduanya pun berpelukan sambil tertawa tawa. Ngga peduli jadi pusat tontanan pengunjung resto atau pun tukang parkir.

"Gila, kamu cantik banget sekarang," puji Susan setelah melepaskan pelukannya.

"Kamu juga," balas Renata tulus. Sahabatnya pun lebih cantik dan lebih terawat dari pada dulu, cengir Renata dalam hati.

Mengingat Susan yang tomboy, yang selalu menguncir asal rambutnya waktu SMA.

Lihatlah sekarang, rambut panjang se dadanya malah dibiarkannya tergerai. Padahal dulu dia paling risih kalo ujung ujung rambut itu menyentuh kulitnya.

"Masa, sih?" tanyanya sambil menyisir rambut dengan jari jari lentiknya.

"Iya."

Renata tersenyum melihatnya. Perasaannya mengatakan sahabatnya berubah agak centil.

"Yuk, kita ke dalam. Menu menunya masih sama. Cuma sekarang yang ngelola anaknya, si mba Cicih," jelas Susan sambil menarik tangan Renata masuk ke dalam restoran favorit mereka.

"Kamu masih sering ke sini?"

"Masih, dong."

Selain menunya yang enak enak, harganya juga pas di kantong pelajar.dan mahasiswa.

"Di cat lagi, ya," komentar Renata sambil menatap sekeliling dindingnya yang berwarna lebih cerah.

"Bulan kemarin kayaknya. Sempat tutup dua hari, sih."

Mereka pun duduk di tempat biasa yang sudah diletakkan tanda sudah dipesan.

"Kamu niat banget sanpe pesan tempat dulu," kekeh Renata sambil menatap sekitarnya yang sudah rame.

"Iya, dong. Kalo ngga gitu, kita ngga bisa duduk di tempat favorit kita," balas Susan sangat bersemangat.

Sebenarnya ada satu orang lagi yang kadang ikut bersama mereka. Tapi Susan sudah telanjur kesal dan belum bisa melupakan, hingga lebih suka mengabaikannya.

"Kita pesan menu biasa kita dulu, ya," lanjutnya penuh semangat.

"Oke," sahut Renata setuju. Dia juga kangen dengan menu menu yang selalu mereka pesan. Kadang Diana juga ikut bersama mereka. Tapi sepertinya kali ini Susan ngga mengajak Diana.

Apa hubungan mereka masih memburuk? batin Renata menduga.

"Pesanan buat langganan nomer wahid udh tiba," sapa mba Cicih sambil membawa pesanannya dengan dibantu dua orang pegawainya.

"Halo mba Cicih," sapa Renata hangat.

"Akhirnya non Renata pulang juga. Selamat kembali ke negara banyak hutangnya, non," sambut mba Cicih sangat gembira.

Renata dan Susan tertawa lepas mendengarnya.

Itu adalah kata kata favoritnya. Dulu setiap mendengar pembelinya numpang ngutang, mba Cicih ngga pernah marah, malah sering mencandai sampai yang punya hutang tersipu malu.

"Boleh, mas. Negara kita aja kalo susah berhutang ke negara lain. Tapi dicatat ya, identitasnya," kekehnya selalu.

"Silakan dinikmati. Jangan lupa bawa temannya yang lain," katanya setelah meletakkan pesanan Susan.

Itu juga semboyan favorit mba Cicih.

"Beres, mba," sahut Susan dengan senyum lebarnya.

Renata juga ikut tersenyum melihat keceriaan mba Cicih yang ngga pernah berubah.

"Kamu pesan sebanyak ini?" tanya Renata takjub saat melihat banyaknya pesanan Susan yang ada di meja mereka.

Nasi satu bakul, udang goreng mentega, udang saos asam, cumi bakar, stik ikan, sayur asem, oseng kangkung, dan dendeng goreng.

Tapi memang itu adalah makanan yang selalu mereka pesan jika ke sini secara bergantian. Tapi bukan sekaligus begini.

Renata pun tersenyum lebar.

"Gue lapar banget. Tadi abis kuis," kata SuSan cuek sambil meraih udang goreng saos mentega dan mulai mengulitinya.

Renata tersenyum senang akrena melihat cara makan sahabatnya belum berubah. Penampilan boleh berubah cantik dan anggun , tapi cara makan tetap aja harus bar bar.

Renata pun jadi ngga sungkan, karena Susan masih mempertahankan cara makannya seperti dulu saat mereka SMA.

Terpopuler

Comments

Gala Galaya

Gala Galaya

gak cuma negara kira yg banyak utang lhooo...

2023-02-15

2

arthiagucia

arthiagucia

👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
maaf baru lanjut ☺️☺️🙏

2022-12-12

1

Tri Widayanti

Tri Widayanti

👍👍👍👍

2022-12-01

1

lihat semua
Episodes
1 Penebus Utang
2 Takut
3 Kilas Balik
4 Jalan Takdir
5 Pertunangan
6 Hari Pertama Bekerja
7 Ketemu Susan
8 Kilas Balik Susan
9 Masih dirahasiakan
10 SP 1
11 Masih setia memberi hukuman
12 Ulah Bos Joandra
13 Diana Yang Menghindar
14 Ingatan Joandra
15 Hati Diana
16 Saraswati
17 Sakit di Hati
18 Ngga Di anggap
19 Rahasia
20 Terbuka dan meninggalkan rasa kecewa
21 Kemarahan yang Meledak
22 Diikat dengan Kuat
23 Foto Yang Asli
24 Bu Inggrid yang Pengertian
25 Pikiran dan Hati yang ngga sinkron
26 Penuh Tanda Tanya
27 Tugas Tambahan Renata
28 Panas
29 Rencana masa depan
30 RESIGN?
31 Taktik tarik ulur
32 Ketahuan Berbohong
33 Ingatan Joandra
34 Kegilaan Joandra
35 Mengerjai Saraswati
36 Circle Diana
37 Kemyataan yang sebenarnya
38 Pembalasan memalukan
39 Bertemu Tante Anggia
40 Kilas balik donor darah Renata
41 Perlahan Terbuka
42 Dua situasi yang berbeda
43 Interogasi
44 Keputusan Joandra
45 Masih berprasamgka
46 Rencana Mama Joandra
47 Pasangan Alay
48 Menikmati Berdua
49 Rumor
50 Mama Joandra yang kejam
51 Mama Joandra yang kejam part 2
52 Masih Berlanjut
53 Kabar tentang mama
54 Harapan Sahabat
55 Musibah Joandra yang beruntun
56 Renata beneran pergi
57 Dendam mantan sahabat
58 Mengambil Sikap
59 Kenyataan yang menyedihkan
60 Hari kelam Diana
61 Karma
62 Dejavu Renata
63 Bertemu lagi
64 Bahagia
65 Takdir
66 Rencana Silvia
67 Akhir yang Kejam
68 Berakhir dengan Indah
69 Extra part 1
70 extra part 2
71 Pengumuman
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Penebus Utang
2
Takut
3
Kilas Balik
4
Jalan Takdir
5
Pertunangan
6
Hari Pertama Bekerja
7
Ketemu Susan
8
Kilas Balik Susan
9
Masih dirahasiakan
10
SP 1
11
Masih setia memberi hukuman
12
Ulah Bos Joandra
13
Diana Yang Menghindar
14
Ingatan Joandra
15
Hati Diana
16
Saraswati
17
Sakit di Hati
18
Ngga Di anggap
19
Rahasia
20
Terbuka dan meninggalkan rasa kecewa
21
Kemarahan yang Meledak
22
Diikat dengan Kuat
23
Foto Yang Asli
24
Bu Inggrid yang Pengertian
25
Pikiran dan Hati yang ngga sinkron
26
Penuh Tanda Tanya
27
Tugas Tambahan Renata
28
Panas
29
Rencana masa depan
30
RESIGN?
31
Taktik tarik ulur
32
Ketahuan Berbohong
33
Ingatan Joandra
34
Kegilaan Joandra
35
Mengerjai Saraswati
36
Circle Diana
37
Kemyataan yang sebenarnya
38
Pembalasan memalukan
39
Bertemu Tante Anggia
40
Kilas balik donor darah Renata
41
Perlahan Terbuka
42
Dua situasi yang berbeda
43
Interogasi
44
Keputusan Joandra
45
Masih berprasamgka
46
Rencana Mama Joandra
47
Pasangan Alay
48
Menikmati Berdua
49
Rumor
50
Mama Joandra yang kejam
51
Mama Joandra yang kejam part 2
52
Masih Berlanjut
53
Kabar tentang mama
54
Harapan Sahabat
55
Musibah Joandra yang beruntun
56
Renata beneran pergi
57
Dendam mantan sahabat
58
Mengambil Sikap
59
Kenyataan yang menyedihkan
60
Hari kelam Diana
61
Karma
62
Dejavu Renata
63
Bertemu lagi
64
Bahagia
65
Takdir
66
Rencana Silvia
67
Akhir yang Kejam
68
Berakhir dengan Indah
69
Extra part 1
70
extra part 2
71
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!