Diana Yang Menghindar

Ikut meeting bersama Joandra sangat menyiksa. Joandra seenaknya memintanya mencatat seluruh jalannya meeting.

Padahal Renata sudah menggunakan tabletnya sebagai perekam. Juga sudah ada berkas berkas pendukung. Tapi kata Joandra itu belum cukup.

Renata mengira begitu meeting mereka selesai, mereka akan langsung pulang bersama ke kantor. Tapi ternyata enggak. Tepatnya Joandra yang pulang duluan mengabaikannya dan dirinya harus pulang sendiri dengan ojekonline.

Tadi saat berangkat, bosnya memerintahkannya menumpang di mobilnya tanpa mau mendengar penolakannya.

Tau begini, Renata akan ngotot menolak pernintaannya tadi dan memilih naek mobilnya sendiri.

Ngga enaknya jadi kacung, batinnya sambil menunggu ojek onlinenya.

Tapi kemudian matanya menangkap sosok Diana yang berdiri ngga jauh di depannya. Seperti sedang menunggu jemputan juga.

Walaupun sudah lama ngga bertemu, tapi Renata yakin kalo itu sosoknya.

Ngga ada yang berubah, baik penampilannya maupun rambutnya. Mungkin hanya sedikit lebih tinggi saja.

"Diana!" serunya sambil agak mempercepat jalannya menghampiri sahabatnya yang sudah lama menghilangkan diri darinya.

Diana yang terlihat kaget, membeku di tempatnya. Tatapannya sangat shock menatap Renata.Seperti melihat hantu di siang bolong. Ngga mengira akan bertemu Renata secepat ini. Walauoun sudah empat tahun berlalu, tapi ini masih terlalu cepat baginya. Dia belum siap. Apalagi untuk mengakui dosa yang sudah dia perbuat pada Renata.

Bukannya dia di Inggris?

Apa kuliahnya sudah selesai?

Belum tiga tahun! batinnya dengan jantung semakin berdebar kencang.Keringan dingin pun membasahi keningnya.

Apa dia sudah bertemu Susan?

Susan sudah cerita keburukannya kah?

Pikirannya kalut dan takut dipenuhi banyak tanya.

Dia ngga mau diadili sebagai terdakwa.

TIN TIN

Syukurlah, batinnya saat mendengar suara klakson mobil temannya.

Diana pun melambaikan tangannya pada Renata yang sudah ngga jauh lagi dan buru buru masuk ke dalam mobil sambil menarik nafas lega.

Seolah berhasil menghindari keburukannya yang mungkin sudah tetbongkar.

Apa Renata akan marah? batinnya ngga tenang.

"Kamu kenapa?" tanya teman kuliahnya heran mendengar bunyi nafas yang ngos ngosan dari Diana. Padahal Diana hanya menunggu dirinya yang mengambil mobil di parkiran.

"Ngga apa apa," dustanya agar temannya ngga bertanya lagi.

"Seperti habis lari dikejar pencuri," tawa temannya lagi sambil menekan pelan gasnya.

Diana hanya tersenyum kaku.

"Tadi kamu melambaikan tangan pada siapa? Kalo penting aku bisa nunggu."

"Menunggu dalam kemacetan?" sergah Diana pura pura ngga enak hati.

"Nunggu di depan dikit, kan, bisa parkir juga."

"Ngga perlu. Nanti aku akan memghubunginya," dusta Diana lagi agar temannya berhenti menanyainya. Sedikit ketus.

Temannya pun mengerti dan hanya tersenyum saja mendengar penolakan Diana yang terkesan ngga suka

Bukan urusannya juga, batin temannya.

Sementara itu langkah Renata terhenti saat melihat Diana yang terburu buru memasuki mobil dan langsung pergi begitu saja setelah melambaikan tangan padanya. Seakan akan sedang dikejar deadline kerjaan yang menumpuk.

Tapi penampilannya bukan seperti pekerja, lebih ke anak kuliahan.

Apa dia kuliah sesibuk itu? batinnya penuh tanya. Tapi sangat terasa di hatinya kalo Diana menghindarinya. Ekspresinya pun seperti ketakutan?

Hanya sebentar dia terpaku sambil mrlihat mobil yang membawa sahabatnya pergi merayap dalam kemacetan, panggilan dari ojol menyadarkan dari keterdiamannya.

"Saya ke situ, pak."

Setelah menyimpan ponselmya Renata pun berbalik ke tempat dia menunggu ojolnya tadi.

Tapi sikap Diana sangat menganggu pikirannya.

Apalagi Susan sudah memwarningnya kalo Diana ngga pantas jadi sahabatnya.

Tapi mengapa?

*

*

*

Ojolnya pun ngga akhirnya sampai di parkiran kantornya. Dengan santai Renata berjalan memasuki lobi perusahaannya sambil merapikan rambutnya yang agak sedikit berantakan. Untung dia menguncirnya hingga ngga terlalu kusut.

Tanpa di sadarinya, Joandra memperhatikan dari balik kaca mobilnya. Dia sengaja belum memarkirkan mobilnya. Menunggu kedatangan Renara.

Hatinya merutuki kekhawatirannya. Dia sebenarnya sedikit menyesal membiarkan Renata ngga ikut bersamanya.

Kamu terlihat baik baik saja, batin Joandra sambil membuang nafas dengan kesal.

Kenapa membalasmu membuat hatiku juga sakit, Nata?

Joandra lagi lagi menghela nafas berat. Kemudian menjalankan mobilnya perlahan ke arah basemen.

Nata.

Dulu gadis itu selalu memprotes setiap dia memanggilnya begitu. Tapi dia suka. Karena wajahnya sangat manis dengan dua lesung pipi tercetak dalam di sana.

Sekarang lesung pipi itu akan jarang terlihat.

"

Terpopuler

Comments

Fina Safina

Fina Safina

karna kamu masih sangat mencintainya bodoh!

2023-12-31

1

Naftali Hanania

Naftali Hanania

seneng bgt dpt up_an...hehe...😆✌️

2022-11-20

1

lihat semua
Episodes
1 Penebus Utang
2 Takut
3 Kilas Balik
4 Jalan Takdir
5 Pertunangan
6 Hari Pertama Bekerja
7 Ketemu Susan
8 Kilas Balik Susan
9 Masih dirahasiakan
10 SP 1
11 Masih setia memberi hukuman
12 Ulah Bos Joandra
13 Diana Yang Menghindar
14 Ingatan Joandra
15 Hati Diana
16 Saraswati
17 Sakit di Hati
18 Ngga Di anggap
19 Rahasia
20 Terbuka dan meninggalkan rasa kecewa
21 Kemarahan yang Meledak
22 Diikat dengan Kuat
23 Foto Yang Asli
24 Bu Inggrid yang Pengertian
25 Pikiran dan Hati yang ngga sinkron
26 Penuh Tanda Tanya
27 Tugas Tambahan Renata
28 Panas
29 Rencana masa depan
30 RESIGN?
31 Taktik tarik ulur
32 Ketahuan Berbohong
33 Ingatan Joandra
34 Kegilaan Joandra
35 Mengerjai Saraswati
36 Circle Diana
37 Kemyataan yang sebenarnya
38 Pembalasan memalukan
39 Bertemu Tante Anggia
40 Kilas balik donor darah Renata
41 Perlahan Terbuka
42 Dua situasi yang berbeda
43 Interogasi
44 Keputusan Joandra
45 Masih berprasamgka
46 Rencana Mama Joandra
47 Pasangan Alay
48 Menikmati Berdua
49 Rumor
50 Mama Joandra yang kejam
51 Mama Joandra yang kejam part 2
52 Masih Berlanjut
53 Kabar tentang mama
54 Harapan Sahabat
55 Musibah Joandra yang beruntun
56 Renata beneran pergi
57 Dendam mantan sahabat
58 Mengambil Sikap
59 Kenyataan yang menyedihkan
60 Hari kelam Diana
61 Karma
62 Dejavu Renata
63 Bertemu lagi
64 Bahagia
65 Takdir
66 Rencana Silvia
67 Akhir yang Kejam
68 Berakhir dengan Indah
69 Extra part 1
70 extra part 2
71 Pengumuman
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Penebus Utang
2
Takut
3
Kilas Balik
4
Jalan Takdir
5
Pertunangan
6
Hari Pertama Bekerja
7
Ketemu Susan
8
Kilas Balik Susan
9
Masih dirahasiakan
10
SP 1
11
Masih setia memberi hukuman
12
Ulah Bos Joandra
13
Diana Yang Menghindar
14
Ingatan Joandra
15
Hati Diana
16
Saraswati
17
Sakit di Hati
18
Ngga Di anggap
19
Rahasia
20
Terbuka dan meninggalkan rasa kecewa
21
Kemarahan yang Meledak
22
Diikat dengan Kuat
23
Foto Yang Asli
24
Bu Inggrid yang Pengertian
25
Pikiran dan Hati yang ngga sinkron
26
Penuh Tanda Tanya
27
Tugas Tambahan Renata
28
Panas
29
Rencana masa depan
30
RESIGN?
31
Taktik tarik ulur
32
Ketahuan Berbohong
33
Ingatan Joandra
34
Kegilaan Joandra
35
Mengerjai Saraswati
36
Circle Diana
37
Kemyataan yang sebenarnya
38
Pembalasan memalukan
39
Bertemu Tante Anggia
40
Kilas balik donor darah Renata
41
Perlahan Terbuka
42
Dua situasi yang berbeda
43
Interogasi
44
Keputusan Joandra
45
Masih berprasamgka
46
Rencana Mama Joandra
47
Pasangan Alay
48
Menikmati Berdua
49
Rumor
50
Mama Joandra yang kejam
51
Mama Joandra yang kejam part 2
52
Masih Berlanjut
53
Kabar tentang mama
54
Harapan Sahabat
55
Musibah Joandra yang beruntun
56
Renata beneran pergi
57
Dendam mantan sahabat
58
Mengambil Sikap
59
Kenyataan yang menyedihkan
60
Hari kelam Diana
61
Karma
62
Dejavu Renata
63
Bertemu lagi
64
Bahagia
65
Takdir
66
Rencana Silvia
67
Akhir yang Kejam
68
Berakhir dengan Indah
69
Extra part 1
70
extra part 2
71
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!