Hari ini adalah hari Minggu, Virlie baru saja bangun dan langsung turun ke bawah.
"Sayang, ikut Daddy yuk!"
"Ke mana?"
"Biasa main golf, Mommy kamu gak bisa nemenin Daddy soalnya mau jalan-jalan katanya sama Vanessa."
"Daddy manja banget, pergi aja sendiri," sahut Virlie dengan mengambil susu kotak kesukaannya dari lemari es.
"Ayolah sayang, sekali-kali temani Daddymulah, Daddy juga kan ingin mengenalkan putri Daddy yang cantik ini kepada teman-teman Daddy."
"Idih, ogah, ajak si Vero aja."
"Vero main sama teman-temannya, dia sudah berangkat tadi pagi-pagi sekali. Buruan mandi dan ganti baju, pokoknya Daddy tunggu kamu."
"Daddy maksa banget sih, Virlie lagi malas Dad, pengen rebahan."
"Pokoknya buruan ganti baju, Daddy tunggu di sini."
Virlie memperlihatkan wajah cemberutnya, tapi Daddy Dion tidak memperdulikannya. Akhirnya dengan menghentak-hentakan kakinya, Virlie pun terpaksa mengikuti keinginan Daddynya itu.
Setengah jam kemudian, Virlie pun menuruni anak tangga dengan menggunakan kaos dan celana pendek, tidak lupa rambutnya dia ikat dengan polesan wajah tipis.
"Jangan cemberut gitu dong, nemenin Daddy itu dapat pahala loh," goda Daddy Dion.
Virlie hanya mendelikan matanya ke arah Daddynya itu, tapi Daddy Dion malah cengengesan dan merangkul pundak putri cantiknya itu.
"Ibra! Ibra!"
"Iya Pak."
"Tolong antarkan kita ke lapangan golf."
"Baik Pak."
Virlie terlihat memperhatikan Ibra yang saat ini memakai kaos hitam dan celana pendek serta sepatu sport.
"Lumayan juga penampilannya," batin Virlie.
Virlie dan Daddy Dion pun masuk ke dalam mobil, Ibra mulai melajukan mobilnya menuju lapangan golf.
"Ibra, kamu ikut main golf saja ya," seru Daddy Dion.
"Iya Pak."
Tidak membutuhkan waktu lama, Ibra pun memarkirkan mobilnya di sebuah lapangan golf elit tempat olahraganya para sultan.
Virlie langsung merangkul lengan Daddynya itu, sedangkan Ibra membawakan alat-alat golf dan mengikuti langkah Virlie dan Daddy Dion dari belakang.
Semua mata pria yang kebanyakan pengusaha muda dan juga anak seorang pengusaha menatap Virlie tanpa berkedip membuat Ibra sedikit kesal.
"Astaga mata mereka benar-benar ingin aku colok saja pakai tusukan sate, sampai melotot begitu," batin Ibra.
Semua teman-teman Daddy Dion langsung menghampiri dan menyambut kedatangan Daddy Dion dan juga Virlie.
"Wah, sepertinya kali ini Tuan Dion bawa daun muda, ingat loh Pak, di rumah ada Nyonya Valerie yang menunggu, kalau Tuan Dion sudah tidak menginginkan Nyonya Valerie, saya siap menampungnya," goda salah satu temannya.
"Siapa juga yang tidak mau dengan Nyonya Valerie, walaupun sudah punya dua anak dia tetap cantik seperti anak gadis," sambung teman yang satunya lagi.
"Silakan saja kalian ambil istriku, tapi jangan harap kalian bisa bernapas sampai hari esok," sahut Dion dengan wajah bengisnya.
"Astaga Tuan Dion ini tidak bisa diajak bercanda ya."
"Kenalkan ini putriku, Virlie," seru Daddy Dion.
"Wah, sepertinya cocok kalau kita besanan," seru Hendri yang merupakan Papanya Kevin.
Hendri baru saja datang dan langsung menghampiri Daddy Dion dan Virlie.
"Jangan mau jadi besan aku, kalau gak mau rahasia kalian terbongkar," sahut Daddy Dion dengan senyuman sinisnya.
Daddy Dion pun menarik tangan Virlie dan mengajaknya duduk, begitu pun Ibra yang masih setia mengikuti keduanya.
Hendri sedikit kesal dengan jawaban Dion, dia tidak tahu apa maksud dari ucapan Dion barusan. Hendri pun ikut gabung bersama Dion dan juga Virlie, Ibra duduk di samping Virlie.
"Tuan Dion, siapa laki-laki ini?" tanya Hendri dan menunjuk ke arah Ibra.
"Dia sopir putriku," sahut Daddy Dion.
"Oh, ternyata hanya seorang sopir pribadi, aku kira dia calon menantunya Tuan Dion, lagipula mana mungkin Tuan Dion mau punya menantu seorang sopir, iya kan, Tuan?" seru Hendri dengan sombongnya.
Ibra hanya bisa menundukkan kepalanya sembari mengepalkan tangannya, sedangkan Virlie tampak menatap Hendri dengan tatapan tidak sukanya.
"Anak sama Bapak, sama-sama menyebalkan," batin Virlie.
"Memangnya kenapa dengan sopir? dia bekerja dengan cara halal, justru aku akan sangat malu kalau mempunyai menantu seorang sampah masyarakat," sahut Daddy Dion dengan santainya.
Hendri tampak mengepalkan tangannya, Dion benar-benar sudah membuatnya malu. Hendri pun bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja membuat Virlie tersenyum sinis.
Akhirnya Ibra, dan Daddy Dion pun bermain golf. Ternyata Ibra pandai bermain golf membuat Daddy Dion yang jarang memuji orang itu tampak senang melihat Ibra.
Tapi tidak dengan Virlie, dia memakai kacamata hitamnya kemudian memasang earphone di telinganya.
Ibra yang melihat itu, segera menghampiri Virlie dan melepas earphone Virlie membuat Virlie kembali marah.
"Apa-apaan sih kamu?" bentak Virlie.
"Ayo olahraga."
"Ogah, malas."
"Jangan malas-malas, wanita itu harus banyak olahraga biar gak gendut."
"Ih apaan sih, sok tahu banget," kesal Virlie.
Ibra pun langsung menarik tangan Virlie sampai-sampai Virlie terkejut.
"Apaan sih, lepasin."
"Kamu harus nyoba, golf itu asyik loh."
"Gak mau, kenapa kamu yang jadi ngatur-ngatur aku sih."
Ibra tidak memperdulikan ocehan Virlie, dia pun membawa Virlie ke arena golf dan memberikan stik golf kepada Virlie.
Virlie hanya memperhatikan stik golf itu membuat Ibra tepuk jidatnya sendiri.
"Kamu ngapain, malah lihatin stik golfnya?"
"Ya, terus harus bagaimana? aku gak tahu cara mainnya," sahut Virlie.
Ibra pun menghampiri Virlie dan membalikan tubuh Virlie ke depan, sedangkan Ibra berdiri di belakang Virlie sembari memegang tangan Virlie, seolah-olah posisi mereka seperti berpelukan.
Dagu Ibra menempel di pundak Virlie membuat jantung Virlie berdetak tak karuan, bahkan di saat Ibra mengarahkan cara main golf pun Virlie tidak fokus.
"Nah, begitu caranya. Coba sekarang giliran kamu sendirian," seru Ibra.
Virlie pun mencobanya tapi tidak bisa, akhirnya Virlie memberikan stik golfnya kepada Ibra.
"Malas ah, gak asyik."
Virlie menghampiri Daddynya yang baru selesai main golf, karena kursinya penuh, Virlie pun duduk di pangkuan Daddy Dion. Sedangkan Ibra memilih melanjutkan golfnya.
Di waktu bersamaan, Amara datang ke tempat golf itu untuk mengantarkan hasil loundrian kepada pemilik arena golf.
Di saat Amara celingukan mencari perhatian pengusaha muda, tiba-tiba Amara membelalakkan matanya saat melihat Virlie yang sedang duduk dipangkuan Daddy Dion.
"Gila, itu kan si Virlie. Nah kan, apa aku bilang dia itu wanita murahan penggoda om-om," gumam Amara.
Amara pun mengeluarkan ponselnya dan mengambil gambar Virlie bersama Daddy Dion.
"Lihat saja, ini bakalan menjadi gosip hot di kampus. Siap-siap kamu Virlie, semua orang pasti akan sangat membencimu termasuk Kevin bahkan Kevin akan jijik dan tidak akan mendekatimu lagi," gumam Amara dengan penuh kemenangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Salmah
Amara jangan buat virlie marah ntar kamu nyesel
2022-11-22
1
R@yn@
ini biang kerok ......
ngak tau aja itu ayah dan anak.....
ngak takut kena masalah .......
2022-11-22
1
R@yn@
kalau dilihat orang dikira cewek ngak bener loh vir......kan ngak semua orang tau dia papa mu.....
2022-11-22
1