"Ayo cepat, perkenalkan namamu!" tegas Ibra.
Virlie benar-benar terlihat sangat kesal kepada pria tampan yang ada di sampingnya itu.
"Namaku Virlie."
Virlie menghampiri Ibra dan menatap tajam Ibra. "Puas kamu!"
Virlie pun langsung turun dan kembali duduk dengan perasaan kesalnya.
"Si Ibra memang menyebalkan, kamu tenang saja aku akan kasih dia pelajaran," seru Kevin.
Kevin tampak tersenyum dan memperhatikan Virlie, Kevin benar-benar kagum dilihat dari dekat Virlie sungguh sangat cantik membuat Kevin semakin terobsesi kepada Virlie ingin memilikinya.
"Aku tahu aku cantik, jadi tidak usah lihatin aku terus seperti itu," ketus Virlie.
Kevin kembali terkekeh. "Jadi nama kamu Virlie?"
Virlie tidak menghiraukan Kevin, dia benar-benar sangat malas dengan pria bule yang ada di sampingnya itu.
"Selamat pagi teman-teman, mohon perhatiannya sebentar. Aku selalu ketua BEM di kampus ini akan menyampaikan sesuatu perihal yang wajib kalian ikuti. Fakultas bisnis saat ini ada tugas lapangan yaitu kita semua akan ada tugas ke setiap desa untuk memberikan penyuluhan mengenai bisnis," seru Ibra.
"Tugas apaan sih Lo? Kita kan, bisa tugas di sini saja, ngapain jauh-jauh ke perkampungan? Membuat susah diri sendiri saja!" teriak Kevin.
"Begini, saat ini banyak masyarakat perkampungan yang belum memahami mengenai bisnis. Mereka hanya tahu berkebun dan berkebun, memang setiap panen itu mereka akan mendapatkan uang dua kali lipat tapi proses dari menanam sampai panen itu membutuhkan waktu yang lumayan panjang. Jadi untuk mengisi waktu luang, aku ingin memberi pemahaman kepada mereka bagaimana caranya berbisnis dan menghasilkan uang selain dari bertani. Masyarakat desa itu sebenarnya punya keahlian masing-masing, cuma mereka tidak tahu bagaimana cara mengembangkannya," sahut Ibra.
"Jangan macam-macam deh lo Ibra, malas banget gue tinggal di perkampungan. Cari tugas lain saja," seru Kevin.
"Maaf, ini semua sudah di bicarakan dan sudah di setujui oleh pihak kampus," sahut Ibra.
"Tujuan kami melakukan tugas ini adalah supaya masyarakat bisa membuat UMKM sendiri dan lebih maju," seru Fakih rekan Ibra.
Tiba-tiba Virlie mengangkat tangannya, Ibra sudah melihatnya cuma dia pura-pura tidak melihat karena pasti Virlie akan protes.
Virlie berdiri sembari mengangkat tangannya, tapi Ibra terus saja mengacuhkannya.
"Ishh, menyebalkan sekali sih tuh orang," geram Virlie.
"Program kerja lapangan ini akan dilakukan besok lusa selama 1 minggu di daerah Bogor jadi aku do'akan semoga kita semua selalu sehat dan tidak ada kendala sama sekali, sekian pengumuman dari kami, sekarang kalian boleh kembali ke kelas. Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarrakatu."
Virlie menurunkan tangannya, Ibra memang sengaja membuat Virlie marah. Semua orang langsung berhamburan keluar dari aula, kecuali Virlie yang dengan kesalnya menunggu Ibra.
Ibra lagi-lagi mengacuhkan Virlie dan melewati Virlie, tapi dengan sigap Virlie menahan lengan Ibra membuat Ibra menghentikan langkahnya dan melihat tangan Virlie yang menahan lengannya.
"Lepaskan, aku paling tidak suka disentuh oleh orang asing," seru Ibra mengikuti ucapan Virlie.
Virlie langsung melepaskan tangannya. "Kenapa kamu begitu sangat menyebalkan? Dari tadi aku mengangkat tangan tapi kamu sama sekali mengacuhkanku, kamu sengaja ya?" sentak Virlie.
Ibra membalikan tubuhnya menghadap Virlie kemudian melipat kedua tangannya di depan dada.
"Memangnya kamu mau protes apa, Nona Virlie?"
"Aku tidak mau ikut."
"Semua Mahasiswa wajib ikut, kalau kamu tidak mau ikut, kamu akan mendapatkan sangsi."
"Memangnya sangsi apa?"
"Kamu harus membuat kalimat, SAYA TIDAK AKAN MENGIKUTI PROGRAM LAPANGAN sebanyak 100 lembar di kertas HVS tanpa di ketik atau pun di fotocopy, semuanya harus tulisan tangan."
"Apa?"
Ibra pun langsung meninggalkan Virlie yang saat ini sedang terkejut dengan ucapannya.
"Dasar kurir menyebalkan!" teriak Virlie.
Ibra yang mendengar teriakan Virlie hanya terkekeh.
"Awas kamu," geram Virlie.
Virlie pun dengan menghentak-hentakan kakinya keluar dari Aula dan masuk ke dalam kelas. Virlie mendelikan matanya ke arah Ibra sebelum dia duduk, tapi dengan tengilnya Ibra malah tersenyum membuat Virlie semakin kesal.
***
Malam pun tiba....
Kebiasaan keluarga Dion adalah, setelah selesai makan malam mereka akan berkumpul di ruangan keluarga sebagai quality time untuk mereka.
Bagi mereka hanya malam waktu yang tepat untuk mendengarkan curhatan anak-anaknya, keluh kesah mereka selama sekolah dan kuliah.
"Mom, tadi Vero kasih bekal makanan ke Aisya terus Vero juga antar Aisya pulang soalnya kasihan, tadi uangnya hilang dan dia harus jalan kaki pulang."
"Ya Allah kasihan sekali," sahut Mommy Valerie.
"Aisya itu anak beasiswa Mom, dia sangat pintar bahkan Aisya sangat cantik," seru Vero.
Virlie menoyor kepala Vero dengan gemasnya. "Bocah sudah tahu mana yang cantik, bukanya pacar kamu itu si Salma, lah terus tadi kamu nganterin bocah lain, gak ngamuk tuh si Salma," ledek Virlie.
"Siapa juga yang pacaran sama Salma, Kakak sotoy nih."
"Terus ngapain waktu itu ngasih sepatu kesayangan Kakak ke Salma? Bukanya itu artinya Salma pacar kamu?"
"Enggak, lagipula sekarang sepatu Kakak malah di pakai sama Mamanya."
"Ya iyalah Onta, di pakai sama Mamanya, mana mungkin sepatu Kakak muat di kaki bocah. Makanya kalau mau apa-apa itu bilang dulu, mana itu sepatu kesayangan Kakak lagi, beruntung banget Mamanya si Salma dapat sepatu branded," kesal Virlie.
"Kalau kamu ada cerita apa, sayang?" tanya Daddy Dion.
Virlie yang sedang rebahan di pangkuan Mommynya langsung bangun.
"Dad, besok lusa Virlie ada tugas lapangan untuk memberikan edukasi mengenai cara berbisnis ke masyarakat perkampungan, Virlie malas Dad, bisa tidak Daddy bilang ke pihak kampus kalau Virlie tidak bisa ikut? Apa kek alasannya," rengek Virlie.
"Masalah gampang itu mah," sahut Daddy Dion santai.
Pluk...
Bantal sofa mendarat sempurna di wajah Daddy Dion membuat Daddy Dion kaget.
"Mommy, kok Daddy ditimpuk?"
"Daddy sudah kebiasaan kalau sudah manjain Virlie, sudah biarkan saja Virlie ikut kegiatan seperti itu, itung-itung untuk melatih kemandiriannya!" sentak Mommy Valerie.
"Kamu ikut saja ya sayang, Daddy gak kuat kalau harus menghadapi kemarahan Mommy kamu, bisa-bisa Daddy babak belur," bisik Daddy Dion.
"Tapi Mommy, Virlie harus tinggal di perkampungan selama satu minggu, memangnya Mommy gak kasihan Virlie nanti tidur di mana saja kaya gelandangan," rengek Virlie.
"Ada Ibra, kan? Nanti Mommy bilang sama Ibra buat jagain kamu."
"Gak mau Mom, dia orangnya nyebelin banget."
"Mommy, jangan dipaksakan kalau Virlie gak mau, ya sudah ja-----"
Seketika ucapan Daddy Dion terhenti karena melihat Mommy Valerie yang menatap tajam ke arahnya.
"Daddy mau ngomong apa?" ketus Mommy Valerie.
"Ah, tidak apa-apa Mommy, sepertinya perut Daddy sakit, Daddy ke kamar mandi dulu ya."
Daddy Dion pun langsung kabur daripada urusannya semakin runyam.
"Pokoknya kamu jangan banyak mengeluh, ikuti saja apa yang ditugaskan dari kampus," seru Mommy Valerie dingin.
"Tapi Mommy----"
Mommy Valerie bangkit dari duduknya dan menutup telinganya karena dia sudah tidak mau mendengar protes lagi dari anak sulungnya itu.
"Kak, Vero kasih tahu ya, di kampung itu nanti Kakak bakalan tidur di atas tikar jadi siap-siap badan Kakak bakalan sakit-sakit. Terus kalau mau mandi, mandinya di sungai yang airnya coklat, terus Kakak bakalan disuruh turun ke sawah, nanti kuku-kuku Kakak yang cantik itu bakalan rusak dengan lumpur, dan pulang-pulang ke sini kulit Kakak jadi burik, ihh...menyeramkan," bisik Vero.
"Apa?"
Vero tertawa terbahak-bahak dan langsung lari menuju kamarnya.
"Apa iya, yang dikatakan sama si Vero? Astaga mengerikan sekali," gumam Virlie dengan bergidik ngeri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
icha
dunia halu mah kebnykkn istri yg berkuasa,klau dunia nyata laki2 yg lbh berkuasa 🤣🤣🤣🤣🤣,betul apa botol
2023-08-28
2
R@yn@
🤣🤣🤣🤣🤣 punya adik mulutnya kompor .......panas bener ucapannya bikin gerah aja . ...
2022-11-18
1
Ryanti Yanti
benci dgn cinta itu beda tipis virlie😀😀😀😀awas low jngn jutek"dgn ibra,bucin baru tau rasa
2022-11-13
1