Jantung Ibra berdetak lebih kencang saat Virlie tersenyum kepadanya.
***
Malam pun tiba....
Virlie, Vero, dan kedua orangtuanya sedang berkumpul bersama di ruangan keluarga setelah sebelumnya mereka makan malam.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
"Om Panjul!" teriak Virlie.
Virlie langsung bangkit dari duduknya dan berlari menyambut kedatangan Julian, Vanessa, dan juga Lisa.
Seperti biasa, Virlie akan memeluk Om kesayangannya itu. Mungkin memang dari sejak bayi, Julian selalu maling-maling waktu untuk menggendong Virlie, jadi Virlie pun sangat sayang kepada Julian.
"Mana yang sakit, sayang?" seru Julian dengan memperhatikan tubuh Virlie.
"Lutut sama kening Virlie, Om."
"Ya ampun, siapa yang sudah membuat kamu seperti ini?" seru Julian.
"Biasalah Pa, orang-orang syirik," sahut Lisa.
"Tenang saja, Daddy sudah bicara dengan pihak kampus suruh keluarkan mereka semua," seru Daddy Dion.
"Dad, jangan keluarin mereka," seru Virlie.
"Kenapa? mereka sudah buat anak Daddy seperti ini, Daddy tidak terima. Lecet sedikit saja Daddy emosi apa lagi lihat kamu luka kaya gitu, Daddy gak bakalan biarkan mereka lolos," geram Daddy Dion.
"Setuju Bos," sahut Julian.
Julian memang masih memanggil Dion dengan sebutan Bos, karena sampai saat ini Julian masih bekerja di The Black Hunter bersama Dion.
"Sudahlah Dad, kasihan orangtua mereka pasti akan sangat sedih kalau anaknya dikeluarkan dari kampus, kita kan tidak tahu bagaimana susahnya orangtua mereka mencari uang untuk biaya kuliah anaknya tapi anaknya saja yang tidak tahu diri," sahut Virlie.
Ibra yang kebetulan lewat, mendengar ucapan Virlie terlihat menyunggingkan senyumannya.
"Virlie itu bukan anak jahat, Virlie cuma ingin ketenangan tanpa ada yang mengusik hidup Virlie itu saja."
Daddy Dion dan Mommy Valerie tampak saling pandang satu sama lain, hingga akhirnya mereka pun tampak tersenyum dan menyetujui keinginan Virlie.
"Tapi Daddy akan buat mereka meminta maaf kepada kamu dan berjanji tidak akan membuat masalah lagi denganmu," seru Daddy Dion.
***
Keesokan harinya....
Virlie pergi ke kampus bersama Ibra, karena jalanan macet, Ibra memilih memotong jalan supaya tidak terlambat ke kampus.
Hingga di sebuah jalan, dari kejauhan Virlie dan Ibra melihat seorang Ibu yang sedang memohon-mohon kepada beberapa orang pria yang sedang merusak tokonya.
"Berhenti," seru Virlie.
"Kamu mau ngapain?" tanya Ibra.
Virlie tidak memperdulikan Ibra, dia pun keluar dari dalam mobilnya dan menghampiri Ibu-ibu itu, tentu saja Ibra pun ikut turun karena takut terjadi kenapa-napa kepada Virlie.
Di saat salah satu pria mendorong Ibu-ibu itu, kebetulan Virlie ada di sana jadi si Ibu-ibu jatuh kepelukan Virlie.
Sedangkan perempuan yang sangat Virlie kenal sedang menangis di dalam toko sembari memeluk mesin cuci yang mau mereka ambil.
"Amara, apa yang kalian lakukan!" bentak Virlie.
Amara menoleh saat mendengar suara yang dia kenal.
"Virlie."
"Hai Nona cantik, jangan ikut campur urusan kami. Dia itu mempunyai hutang kepada kami, janjinya hari ini tapi lagi-lagi dia mengingkarinya. Kami sudah memberikannya waktu tapi dia selalu saja banyak alasan."
"Maafkan aku, saat ini usaha laundry ku sedang sepi jadi aku tidak bisa membayar hutang-hutangku. Beri aku waktu satu Minggu lagi, aku janji akan melunasi semuanya," seru Ibu-ibu paruh baya itu.
"Banyak alasan, ambil barang-barang berharga yang bisa dijual!" perintah salah satu pria itu.
"Baik."
Beberapa pria itu masuk ke dalam toko dan mengambil beberapa barang yang bisa dijual seperti tv, mesin cuci.
Ibu itu dan Amara berlari dan berusaha menghalangi pria-pria itu.
"Aku mohon jangan ambil barang-barang Ibuku, itu buat usaha kami," seru Amara dengan deraian airmata.
"Minggir kalian!"
Amara dan Ibunya di dorong sehingga terjatuh, membuat Virlie merasa geram.
"Berapa hutang Ibu ini?" tanya Virlie.
"10 juta, itu sudah termasuk bunganya."
Virlie segera masuk ke dalam mobilnya, kemudian mengambil cek yang selalu dia simpan di dalam dashboard mobilnya. Lalu Virlie menuliskan cek sebesar 10 juta, setelah itu Virlie kembali menghampiri mereka dan memberikan cek itu.
"Ini cek 10 juta, sudah lunas kan? jadi mulai sekarang jangan ganggu mereka lagi," tegas Virlie.
"Terima kasih."
Beberapa pria itu akhirnya pergi, Amara tampak menundukkan kepalanya karena merasa malu kepada Virlie.
"Terima kasih Nak, Ibu janji akan mencicilnya."
"Tidak usah Bu, Ibu tidak usah membayarnya."
Virlie pun hendak melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam mobilnya dan disusul oleh Ibra.
"Virlie, tunggu!"
Virlie menghentikan langkahnya, tanpa membalikan tubuhnya.
"Terima kasih Vir, aku janji akan membayarnya dengan cara mencicil," seru Amara.
"Kamu tuli ya? tadi aku sudah bilang, tidak usah membayarnya," ketus Virlie.
Virlie pun langsung masuk ke dalam mobilnya, sedangkan Ibra tampak tersenyum. Ibra mulai melajukan mobilnya meninggalkan Amara dan Ibunya.
Amara benar-benar merasa sangat malu, selama ini dia sudah jahat kepada Virlie tapi nyatanya justru Virlie yang sudah menolongnya.
"Kamu kenal dengan anak itu, Amara?" tanya Ibunya.
"Iya Bu, dia teman kuliah Amara."
"Sudah cantik, baik pula, kamu harus banyak-banyak berterima kasih kepada dia, karena kalau tidak ada dia barusan, toko kita sudah hancur dan kita tidak bisa bekerja lagi."
"Iya Bu."
Sementara itu, Ibra terus saja memperhatikan Virlie dari balik kaca spion dengan senyumannya.
"Ternyata Virlie punya sisi baiknya juga, memang benar apa yang dikatakan Pak Rohman, Virlie arogan hanya karena keadaan saja karena semua keluarga sudah memanjakan Virlie, tapi sebenarnya Virlie itu baik dan juga mandiri," batin Ibra.
Beberapa saat kemudian, mobil Virlie pun sampai di parkiran kampus. Virlie dan Ibra merasa tercengang saat melihat semua Mahasiswa dan Mahasiswi yang kemarin membullynya berdiri berjejer dengan rapinya dengan memegang poster bertuliskan.
"MAAFKAN KAMI VIRLIE"
"KAMI MENYESAL"
"JANGAN KELUARKAN KAMI DARI KAMPUS"
Salah satu Mahasiswi datang menghampiri Virlie.
"Vir, maafkan kami sudah membuat kamu terluka, kami menyesal dan kami minta maaf jadi kami mohon jangan keluarkan kami dari kampus ini."
Virlie hanya diam saja, hingga salah satu Mahasiswa pun ikut menghampiri Virlie dan memegang tangan Virlie tentu saja Virlie geram dan menghempaskan tangan laki-laki itu.
"Aku bilang, jangan pernah sentuh aku! sudah sana, kalian bubar!" sentak Virlie.
Virlie pun dengan cepat melangkahkan kakinya meninggalkan semuanya.
"Sudah kalian bubar, kalian tidak akan dikeluarkan dari kampus ini jadi kalian tidak usah khawatir," seru Ibra.
"Serius kamu, Ibra?"
"Aku serius, Virlie tidak akan mengeluarkan kalian asalkan kalian jangan mengusik dia lagi."
Semua orang langsung bersorak gembira, akhirnya masa depan mereka tidak akan terancam lagi. Ibra hanya bisa tersenyum dan melanjutkan langkahnya menyusul Virlie ke kelas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
☠☀💦Adnda🌽💫
si ibra udah ky jubir aj y 🤭🤭🤭
2022-12-25
1
Salmah
virlie kamu hebat membantu orang yg telah menjelekkan kamu
2022-11-24
1
Goesmalla Thee_wii 🐈💕
sisi baiknya menurun dari sifat Valerie...
haayy amara liat tuh Virlie yg kamu bilang simpanan Sugar Daddy tuh sok kaya tapi liat kan dia lebih kaya dari yg kamu bayangkan 🤭🤭
2022-11-24
1