Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba, pagi ini semua Mahasiswa jurusan Bisnis akan melaksanakan tugas lapangan.
Mahasiswa dibagi menjadi 3 kelompok dan masing-masing kelompok disebar ke 3 tempat yang berbeda.
"Astaga Elsa, kenapa kamu tidak bangunkan aku? Kan, aku jadi kesiangan," bentak Virlie.
"Maaf Nona, tapi tadi saya sudah beberapa kali membangunkan Nona, hanya saja Nona yang tidak bangun-bangun."
"Jadi maksud kamu, aku tidurnya kaya kebo gitu!" bentak Virlie.
"Ti-tidak Nona, saya tidak pernah berpikiran seperti itu."
Virlie pun segera turun menuruni anak tangga, sedangkan Elsa mengikuti Virlie dari belakang sembari menggeret 2 koper milik Virlie.
"Sayang, kamu mau ke mana bawa koper banyak banget?" tanya Daddy Dion.
"Virlie kan mau ada tugas lapangan Dad."
"Virlie, kenapa barang bawaan kamu banyak banget? Sampai bawa 2 koper seperti itu, kaya mau pindahan saja," seru Mommy Valerie.
"Yaelah Mommy, Virlie itu akan pergi ke kampung tempat di mana para manusia purba berada jadi Virlie harus membawa semua barang-barang yang Virlie butuhkan," sahut Virlie.
"Iya, tapi tidak sebanyak itu juga kali, sayang. Kamu mah kelihatan kaya yang mau pindahan banyak banget yang dibawa."
"Sudahlah, Mommy diam saja. Pokoknya Mommy mah cukup do'akan Virlie semoga kuat, dan kembali lagi dengan selamat."
"Amin."
Virlie hanya sarapan sedikit saja, karena Virlie sudah terlambat dan Virlie yakin pasti semuanya sudah menunggu Virlie.
Virlie pun dengan cepat masuk ke dalam mobilnya dan Pak Agus segera melajukan mobilnya menuju kampus.
Pak Agus segera turun dari dalam mobil dan membawakan 2 koper milik Virlie, sedangkan yang lainnya sudah menunggu di dalam bus dan hanya Ibra yang menunggu di luar bus karena Virlie belum datang.
Melihat kedatangan Virlie, Ibra tampak melipat kedua tangannya di depan dada.
"Bagus, ini jam berapa baru datang? Untung aku tidak meninggalkanmu!" sentak Ibra.
"Justru kalau kamu meninggalkanku malah bagus, jadi aku tidak usah ikut ke kampung," sahut Virlie dengan judesnya.
Tidak lama kemudian, Pak Agus pun datang dengan menggeret 2 koper milik Virlie. Ibra sudah ingin membuka mulutnya tapi Pak Agus menyimpan jari telunjuk di bibirnya, pertanda kalau Ibra jangan bicara apa-apa.
Pak Agus adalah Ayah Ibra, dan Pak Agus tidak mau sampai teman-teman Ibra tahu kalau dirinya seorang sopir karena Ayahnya takut Ibra akan malu, padahal kenyataannya Ibra sama sekali tidak malu.
"Ini Nona, kopernya," seru Pak Agus.
"Pak Agus simpan saja di dalam bagasi bus," perintah Virlie.
Ibra dangat kesal melihat Ayahnya di perintah-perintah seperti itu, Ibra sama sekali tidak tahu kalau Ayahnya bekerja menjadi sopir Virlie karena Ayahnya tidak pernah cerita.
"Nona kalau begitu, saya pamit."
"Oke."
"Kamu mau ke mana, bawa koper sebanyak itu? Memangnya kamu pikir, kita itu mau liburan?" ketus Ibra.
"Suka-suka akulah mau bawa koper berapa pun, bukan urusanmu," ketus Virlie.
Tiba-tiba sebuah mobil datang dan berhenti tepat di depan Virlie.
"Vir, ikut mobil aku saja ngapain naik bus, panas," seru Kevin.
"Kebetulan sekali, aku ikut sama kamu saja soalnya aku juga malas naik bus, aku belum pernah naik bus."
Virlie pun dengan cepat masuk ke dalam mobil Kevin membuat Kevin bahagia tak terhingga, sementara itu Amara yang melihat itu langsung keluar dari dalam bus dan berdiru di depan mobil Kevin.
"Vin, kok aku gak di ajak naik mobil kamu sih? Kok, malah cewek songong ini yang diajak," seru Amara.
Kevin baru saja mau membuka mulut, Amara tiba-tiba masuk mobil Kevin dan duduk di kursi belakang, tidak hanya itu Fatma pun ikut turun dan masuk ke dalam mobil Kevin juga membuat Kevin geram.
"Kalian ngapain masuk mobilku, cepat keluar!" bentak Kevin.
"Enggak mau, pokoknya kita akan awasi kalian takutnya kalian melakukan hal yang tidak-tidak," sahut Amara.
"Apaan sih, ngelakuin hal apaan?" ketus Virlie.
"Bisa jadi kan, kamu akan menggoda Kevin kita dan menjebak Kevin, aku tidak rela ya, Kevin sampai tergoda olehmu," sinis Fatma.
"Asalkan kalian tahu, aku tidak perlu menggoda laki-laki karena tanpa digoda pun, laki-laki akan tergila-gila kepadaku," sahut Virlie dengan angkuhnya.
"Cih, sombong sekali kamu," ledek Amara.
Kevin pun yang kesal akhirnya memilih melajukan mobilnya karena bus yang mengangkut puluhan Mahasiswa itu sudah mulai melaju.
Virlie memasang ear phone di telinganya, dia tidak mau sampai dengar ocehan para benalu di belakangnya itu.
"Wah Ra, ponsel si Virlie ponsel keluaran terbaru harganya pun selangit," bisik Fatma.
"Alah palingan hasil jual diri, zaman sekarang ini tidak ada yang tidak mungkin," sahut Amara dengan berbisik juga.
Butuh waktu berjam-jam untuk sampai di kampung yang dituju, dan Virlie sudah tertidur dengan nyenyaknya membuat Kevin tersenyum.
"Sumpah nih cewek, cantik banget bahkan saat tidur pun dia masih kelihatan sangat cantik," gumam Kevin.
Begitu pun dengan Amara dan Fatma yang sudah tertidur dengan mulut yang dua-duanya menganga, Kevin sampai bergidik ngeri melihatnya.
"Astaga, tidur mereka sangat mengerikan sekali, memang beda ya, tidur ala Tuan putri dan orang-orangan sawah," batin Kevin.
Hari mulai siang dan mereka pun mulai masuk ke daerah perkampungan, udara berubah menjadi sejuk membuat Virlie pun bangun.
"Kamu sudah bangun? Bagaimana, apa tidurnya nyenyak?" tanya Kevin.
Virlie hanya melirik sebentar ke arah Kevin, kemudian beralih melihat keluar jendela yang sepanjang perjalanan ditumbuhi perkebunan teh yang sangat indah.
Memasuki jalanan perkampungan, jalan mulai tidak rata membuat Amara dan Fatma pun terbangun karena kepala mereka saling beradu.
Bus pun berhenti di sebuah lahan luas milik warga begitu pun dengan mobil Kevin, semuanya turun dan disambut langsung oleh ketua Rw dan Rt.
"Selamat datang, di kampung kami. Semoga kalian betah dan kami mohon tolong jangan merusak fasilitas yang ada di kampung ini," seru Pak Rw.
"Terima kasih Pak, sudah menerima kami dengan baik. Kami hanya sepuluh orang soalnya rekan kami yang lainnya sudah disebar di beberapa kampung juga," sahut Ibra.
"Kami sudah menyiapkan rumah untuk adek-adek tempati selama di sini, mari ikut saya," seru Pak Rw.
Semua orang langsung melangkahkan kakinya mengikuti langkah Pak Rw, sedangkan Virlie dengan ribetnya kesusahan membawa dua koper. Hingga Ibra pun menoleh ke belakang dan Virlie ketinggalan jauh.
"Astaga, makanya bawa barang yang dibutuhkan saja, ngapain bawa-bawa 2 koper seperti ini," seru Ibra.
"Semuanya aku butuhkan makanya aku bawa, daripada banyak ngoceh mendingan kamu bantuin aku bawa koper ini," ketus Virlie.
"Idih ogah."
"Kamu benar-benar ya," kesal Virlie.
Kevin pun menghentikan langkahnya karena merasa Virlie tidak ada, dan benar saja di belakang Virlie sedang berseteru dengan Ibra, Kevin pun segera menghamiri keduanya.
"Ada apa ini?" tanya Kevin.
"Tolong bawakan koper aku!" perintah Virlie.
"Ya ampun Vir, kamu mau ke mana bawa koper sebanyak ini?"
"Ya ampun, kalian itu kenapa sih banyak tanya mulu menyebalkan sekali," kesal Virlie.
Virlie pun menyerahkan kopernya satu kepada Kevin dan satu lagi kepada Ibra.
"Tolong bawain koper aku."
Virlie pun tanpa merasa bersalah, langsung pergi meninggalkan kedua pria tampan itu. Sedangkan Ibra dan Kevin hanya saling pandang satu sama lain.
"Dasar cewek ribet," gumam Ibra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Bunda Elsa Caca
pak Agus ternyata ayah'y Ibra toh
2022-11-15
1
Ryanti Yanti
owaaalllhhhh ayah nya ibra pak agus tow
2022-11-14
1
ꪶꫝNOVI HI
loe kali yang jual diri Amara😏😏
2022-11-14
1