Semuanya pun mengikuti langkah Pak RW, hingga sampailah di sebuah rumah sederhana yang terbuat dari bilik dan juga papan.
Rumah itu sederhana tapi lumayan besar karena terdapat 3 kamar di dalamnya.
"Ini adalah rumah yang kami sediakan untuk kalian tinggali selama seminggu ke depan, saya harap kalian jangan sampai melakukan hal yang macam-macam, dan saya juga berharap kalau antara perempuan dan laki-laki tidak boleh tidur sekamar," seru Pak RW.
"Bapak tenang saja dan jangan khawatir, kami ini tahu tata Krama jadi kami tidak akan melakukan hal yang macam-macam," sahut Ibra.
"Baiklah kalau begitu, selamat beristirahat jika ada sesuatu kalian bisa hubungi saya, rumah saya yang di depan itu."
"Baik Pak terima kasih."
Pak RW pun mulai meninggalkan Ibra dan teman-temannya, Virlie langsung masuk ke dalam rumah dan memperhatikan setiap sudut rumah itu.
"Apa tidak salah, aku harus tinggal di rumah ini," seru Virlie.
"Kamu tidak suka ya Vir? ya sudah, bagaimana kalau aku Carikan penginapan biar kamu tidurnya nyenyak dan nyaman," seru Kevin.
"Jangan macam-macam, seharusnya kita berterima kasih karena Pak RW sudah memberikan tempat untuk kita tinggal," seru Ibra.
"Tapi aku gak terbiasa tidur di tempat seperti ini," rengek Virlie.
"Jangan manja, terima saja apa yang ada karena kita ke sini bukan untuk liburan melainkan untuk melaksanakan tugas," sahut Ibra.
"Jangan khawatir Vir, aku akan Carikan penginapan," seru Kevin dengan mengotak-ngatik ponselnya.
"Ini daerah perkampungan dan jauh dari mana-mana, jadi mana ada penginapan di sini yang ada noh pemakaman banyak," ledek Ibra dengan senyumannya.
"Busyet, sinyalnya kok gak ada sih? wah, bahaya nih bisa-bisa gue gak bakalan bisa main game," seru Kevin.
Virlie yang merasa kesal, akhirnya memilih untuk masuk ke salah satu kamar tapi ternyata Amara dan Fatma sudah rebahan di atas tempat tidur.
"Minggir kalian, aku mau tidur di sana," seru Virlie.
"Apaan sih, kita sudah duluan yang masuk ke dalam kamar ini jadi, kalau kamu mau satu kamar dengan kami, kamu tidur saja di bawah di atas tikar," sahut Amara dengan santainya.
Virlie merasa kesal, hingga akhirnya tanpa aba-aba, Virlie menarik kaki Amara dan Fatma sampai mereka terjatuh ke atas papan.
"AW...kamu apa-apaan sih? kasar banget," keluh Amara dengan memegang pan*atnya sendiri.
Fatma pun bangkit dan hendak menyerah Virlie tapi Virlie dengan sigap menahan tangan Fatma dan memutarnya ke belakang membuat Fatma menjerit kesakitan.
"AW, sakit lepaskan!" teriak Fatma.
"Kamu sudah memilih lawan yang salah, jadi kamu jangan macam-macam kepadaku," sentak Virlie.
Ibra dan yang lainnya terkejut saat mendengar teriakan Fatma, Ibra pun langsung masuk ke dalam kamar itu diikuti oleh Kevin dan yang lainnya.
"Astaga, lepaskan Virlie!" bentak Ibra.
Virlie menghempaskan tubuh Fatma tapi Ibra dengan sigap menangkap tubuh Fatma.
"Dasar cewek gila!" teriak Amara.
"Apa yang sudah kamu lakukan?" bentak Ibra.
"Tidak usah bentak-bentak aku, karena orangtuaku saja tidak pernah membentaku," sahut Virlie.
"Kalau kamu tidak mau dibentak, jangan bersikap arrogant seperti itu. Di rumah, kamu boleh saja bersikap manja dan juga arrogant, tapi kalau di sini beda lagi, kamu masih sama seperti kita!" sentak Ibra.
Kevin mendorong pundak Ibra. "Woi, bisa tidak gak usah bentak-bentak? bicara baik-baik bisa kan, Lo?" seru Kevin.
Ibra sangat malas berdebat, hingga akhirnya Ibra pun keluar dan Amara serta Fatma pun mengambil barang-barangnya dan memilih kamar lain.
"Kalian bisa tidur di kamar yang itu, biar para laki-laki tidur di ruangan tengah ini," seru Ibra.
Amara dan Fatma pun akhirnya masuk ke dalam kamar yang satu lagi, dan Virlie tidur di kamar sebelumnya sendirian.
***
Sore pun tiba....
Semua perempuan sedang masak seadanya, kebetulan di samping rumah itu banyak di tanami sayur-sayuran dan Pak RW membolehkan mereka untuk mengambil sayuran itu.
Virlie tidak ikut masak, selain Virlie tidak bisa masak dan tidak suka bau dapur, dia juga masih sangat marah kepada Ibra yang sudah membentaknya.
"Virlie gak ikut masak?" tanya Ibra kepada para perempuan.
"Cewek manja kaya dia mana mungkin mau ikut masak," sahut Fatma.
Ibra tidak ambil pusing, bahkan Ibra pun tidak memanggil Virlie.
Hingga waktu pun berjalan dengan sangat cepat, semua orang sudah bergiliran mandi dan siap-siap untuk makan malam bersama.
Kevin bangkit dari duduknya dan mengetuk pintu kamar Virlie.
"Vir, makan yuk!" ajak Kevin.
Virlie saat ini sedang membaca buku mengenai fashion, dia tidak menghiraukan ajakan Kevin.
"Sudahlah Vin, biarkan saja. Mau makan atau tidak, urusan dia," sinis Amara.
"Iya, biarkan saja nanti juga kalau dia lapar bakalan keluar sendiri," sambung Ibra.
Virlie mendengar ucapan Ibra membuat Virlie semakin membenci pria tampan itu.
"Ini semua gara-gara Lo, Ibra. Kalau saja tadi lo bicara baik-baik sama Virlie, dia tidak akan ngambek seperti ini," sentak Kevin.
"Sudahlah, kamu mau ikut makan atau mau kaya Virlie yang mogok makan?" seru Ibra.
Kevin maunya mogok makan seperti Virlie biar dibilang soulmate tapi perut dia berkata lain dan tidak bisa diajak kompromi, akhirnya Kevin pun ikut makan juga walaupun dia sangat tidak berselera karena makanannya terlihat bukan makanan kesukaannya.
Ibra terlihat mengambil piring dan menyisihkan nasi dan lauk pauknya untuk Virlie karena bagaimana pun yang bertanggung jawab atas kelompoknya dia, jadi Ibra tidak mau sampai Virlie sakit juga nanti dia yang disalahkan.
Setelah selesai makan malam bersama, semuanya duduk melingkar mendengarkan perkataan Ibra untuk kegiatan esok hari. Virlie tiba-tiba kebelet ingin pipis, Virlie pun dengan sangat terpaksa keluar dari dalam kamar dan semua orang langsung menoleh ke arah Virlie.
"Vir, kamu mau ke mana?" tanya Kevin.
"Toilet."
"Mau aku antar?"
"Tidak usah."
Virlie pun segera melangkahkan kakinya ke belakang, walaupun Virlie anak manja tapi dia bukan perempuan penakut yang akan merengek-rengek minta diantar ke kamar mandi seperti yang biasa perempuan-perempuan alay lakukan.
Beberapa saat kemudian, Virlie pun sudah selesai pipis dan hendak masuk lagi ke dalam kamar.
"Mau ke mana kamu? sini gabung, soalnya kita akan berdiskusi untuk kegiatan besok," seru Ibra.
Virlie menoleh ke arah Ibra dan menatapnya dengan tatapan tajam.
"Aku bilang, duduk!"
Virlie yang saat ini sedang tidak mood untuk bertengkar, akhirnya memilih duduk di pojokan. Kevin tentu saja menghampiri Virlie dan duduk di samping Virlie. Dia memang tidak akan menyerah untuk mendekati Virlie sebelum dia bisa mendapatkan Virlie.
Ibra mulai membuat rencana untuk besok dan semuanya tampak mendengarkan dengan seksama begitu pun dengan Virlie, hingga setengah jam pun berlalu dan Ibra pun mengakhiri diskusinya.
"Baiklah, diskusi kita cukup sampai di sini dulu dan kalian sekarang boleh istirahat," seru Ibra.
Semuanya pun mulai bubar, para perempuan masuk ke dalam kamar masing-masing dan para laki-laki sudah mulai berbenah memasang kasur lantai untuk mereka tidur.
Virlie hendak masuk ke dalam kamarnya tapi Ibra segera menahan lengan Virlie membuat Virlie menghempaskan tangan Ibra.
"Aku sudah menyisihkan nasi dan lauk pauk untukmu, makanlah nanti kamu sakit dan aku tidak mau sampai disalahkan," seru Ibra.
"Tidak usah sok perhatian, lagipula aku tidak selera makan," sahut Virlie dengan ketusnya.
Virlie pun langsung masuk ke dalam kamarnya dan Ibra hanya bisa menghembuskan napasnya secara kasar, berhadapan dengan Virlie memang serba salah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
☠☀💦Adnda🌽💫
sabar ibra gitu lah klo anak Sultan semau nya dwk aj nggak ngehargain orang lain
2022-12-25
1
R@yn@
mungkin metode yg kamu gunakan belum tepat untuk mengatasi si virlie....... jadi serba salah.....🤣🤣🤣🤣🤣
2022-11-18
1
Ryanti Yanti
semoga si ibra bisa jinakin si virlie
2022-11-16
1