Malam pun tiba...
Virlie sudah menggunakan mini dress yang sangat cocok dia kenakan. Malam ini Virlie tampak sangat cantik walaupun bajunya kurang bahan kalau menurut Ibra.
"Mom, Dad, Virlie jalan dulu sama Lisa."
"Pulangnya jangan terlalu malam, sayang!" teriak Mommy Valerie.
"Oke."
"Ibra, tolong kamu jagain Virlie ya."
"Baik Bu."
"Kak, tunggu!" teriak Vero dengan mengejar Virlie.
"Apa?"
"Kakak gak punya jaket ya, ini pakai jaket Vero."
"Apaan sih bocah?"
"Baju Kakak kurang bahan, kayanya Kakak lupa ya menambahkan bahannya, nanti masuk angin loh, Kak."
Ibra tampak menahan senyumannya, sedangkan Virlie mengacak-ngacak rambut Vero dengan gemasnya.
"Bocah mana tahu mode, ini adalah fashion you know!"
"Fashion apaan, sudah bawa saja jaket Vero takutnya Kakak sakit."
Virlie mengambil jaket Vero kemudian menutup wajah Vero dengan jaketnya itu.
"Sudah ah, Kakak berangkat dulu."
Virlie pun langsung masuk ke dalam mobilnya, sedangkan Vero menarik jaket Ibra.
"Kak, jagain Kak Virlie jangan sampai lecet," bisik Vero.
"Siap."
"Woi, buruan! malah bisik-bisik tetangga lagi!" teriak Virlie.
"Kaya lagu dangdut saja, bisik-bisik tetangga," kesal Vero.
Akhirnya Ibra pun mulai melajukan mobilnya menuju rumah Lisa, selama dalam perjalanan Virlie hanya sibuk dengan ponselnya dan Ibra seperti biasa curi-curi pandang.
"Yang dikatakan Vero benar, baju kamu terlalu seksi dan itu akan berbahaya bagi cewek, sama saja dengan mengundang kejahatan," seru Ibra mulai ceramah.
"Ya terus, aku harus pakai baju apa? gamis gitu?" ketus Virlie.
"Ya kalau mau pakai pakaian syar'i," sahut Ibra.
"Kenapa sih kamu begitu menyebalkan, bisa tidak kamu diam saja jangan banyak protes dan ceramah. Aku paling tidak suka diatur-atur, kalau kamu gak suka sama baju aku, jangan lihat saja, gitu aja kok repot," kesal Virlie.
"Bagaimana aku tidak melihat tubuh indah seperti itu, bahkan semua laki-laki pun akan melakukan hal yang sama dan itu yang membuat aku tidak suka, kamu jadi pusat perhatian semua laki-laki," batin Ibra.
Virlie kembali dengan kegiatannya, hingga Virlie pun sampai di depan rumah Lisa.
"Kamu tunggu di sini jangan ke mana-mana."
"Yaelah, memangnya aku mau ke mana? aku kan, memang sopirmu," sahut Ibra.
Virlie tampak mendelikan matanya, hingga Virlie pun masuk ke dalam rumah Lisa.
"Om Julian, Tante Vanessa!" teriak Virlie.
"Halo sayang."
Julian merentangkan kedua tangannya, tentu saja Virlie langsung berlari dan memeluk sahabat Mommynya itu.
"Semenjak kamu pulang dari Amerika, kamu belum pernah ke sini, sudah lupa ya sama Om," seru Julian.
"Ih kok Om ngomongnya gitu sih? mana mungkin Virlie lupa sama Om tampanku ini," sahut Virlie dengan mencium pipi Julian.
"Kalau sampai Daddymu tahu, kamu cium pipi Om, bisa-bisa bibir kamu di cuci sama tanah sebanyak 7 kali," seru Julian.
"Daddy memang kadang-kadang suka nyebelin, Om."
"Persis sama kaya kamu," ledek Lisa.
Virlie mendelikan matanya ke arah Lisa tapi tidak lama kemudian mereka semua pun tertawa bersama.
"Ma, Pa, kalau begitu Lisa pergi dulu sama Virlie," seru Lisa.
"Ingat, pulangnya jangan terlalu malam."
"Siap Bos."
Lisa dan Virlie pun segera pergi dan masuk ke dalam mobil, Lisa dan Virlie duduk di kursi belakang.
"Ke xxx," seru Virlie.
"Apa? bukankah itu sebuah bar? mau ngapain kalian ke sana?" tanya Ibra.
"Kita mau numpang tidur di sana," sahut Virlie asal.
"Cewek seperti kalian gak baik masuk tempat seperti itu, apalagi sampai mabuk-mabukan bisa bahaya," seru Ibra.
"Astaga Ibra, kita dulu sering datang ke sana tapi kita sama sekali belum pernah mabuk jangankan minum minuman beralkohol, mencium baunya aja kita sudah muntah. Kita ke sana hanya sekedar nongkrong saja dan cari hiburan," sahut Lisa.
"Tapi kan, tetap saja bahaya. Soalnya banyak laki-laki gak benar di sana."
"Kan, ada kamu yang nanti bakalan jagain kita," seru Lisa dengan senyumannya.
Ibra tampak terdiam, dia benar-benar merasa tidak habis pikir dengan pemikiran kedua perempuan itu, sudah pakaiannya kurang bahan, pergi ke tempat seperti itu pula, sama saja dengan menyerahkan diri ke sarang buaya.
"Sudah jangan bawel deh, buruan kamu itu hanya sopir jadi tugas kamu antarkan kita ke tempat tujuan," seru Virlie.
Tidak lama kemudian, Ibra pun menghentikan mobilnya di sebuah bar. Bar itu tampak mewah dan tidak sembarangan orang bisa masuk, karena hanya yang sudah menjadi member saja dan mempunyai kartu member yang boleh masuk.
Virlie pun memperlihatkan kartu member VIPnya kepada penjaga dan penjaga pun langsung mempersilakan ketiganya masuk.
Virlie langsung dibawa ke ruangan privat yang khusus untuk tamu VIP.
"Silakan masuk."
"Kami pesan minuman dan makanan yang menjadi andalan di sini," seru Virlie.
"Baik Nona."
Pelayan itu pun pergi, Virlie dan Lisa langsung duduk sedangkan Ibra tampak melongo.
"Kenapa? kamu pikir kita akan ke bar receh yang kebanyakan pengunjungnya para biawak semua," seru Virlie.
"Buaya Vir, bukan biawak," sambung Lisa.
"Sama saja, mereka satu bangsa dan satu tanah air," sahut Virlie dengan santainya.
"Bra, sini duduk ngapain berdiri terus seperti itu? nanti asam uratnya kambuh," goda Lisa.
"Ishh..ishh..ishh...aku sehatlah gak punya penyakit asam urat," sahut Ibra sembari duduk di samping Lisa.
Tidak lama kemudian, para pelayan pun datang membawa pesanan Virlie. Virlie memesan banyak makanan dan minuman sampai-sampai meja pun penuh.
"Silakan, selamat menikmati."
"Iya, terima kasih."
Para pelayan pun pergi, Virlie dan Lisa mulai menyantap hidangan yang berada di hadapannya.
"Ayo makan, memangnya kamu tidak lapar," seru Virlie.
"Maaf, aku tidak usah makan saja soalnya aku tidak punya uang untuk membayar makanan ini," sahut Ibra.
Lisa terkekeh mendengar jawaban Ibra, sedangkan Virlie tampak menepuk jidatnya sendiri.
"Aku tidak bilang kalau kamu harus membayar makanan ini, semua makanan ini sudah aku bayar jadi kamu tinggal makan saja," seru Virlie.
"Oh, jadi nanti kamu tidak akan meminta bayar patungan gitu?"
"Memangnya kamu pikir, aku ini anak kosan yang harus patungan kalau beli makanan?"
"Kamu lucu Ibra, uang si Virlie itu banyak ngapain patungan segala bahkan kalau dia mau, bar ini juga bisa dia beli," sahut Lisa sembari terkekeh.
Ibra menggaruk kepalanya yang tidak gatal sembari cengengesan.
"Iya juga, aku lupa."
Akhirnya Ibra pun langsung makan tanpa banyak bicara lagi, Ibra tersenyum sendiri dalam hati.
"Ternyata si anak manja dan arogan ini, baik juga," batin Ibra.
Mereka pun makan bersama dengan sekali-sekali bercanda, Lisa dan Ibra tampak akrab sedangkan Virlie tampak cuek saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
R@yn@
🤣🤣🤣🤣🤣 dikira najis kali ya.......
2022-11-22
1
R@yn@
aduh...... baru kali ini ada sopir posesif sama juragannya.....😂😂😂
2022-11-22
1
R@yn@
Ibra ... ngak takut juling matanya ......
2022-11-22
1