Akhirnya bus pun sampai di kampus pas menjelang siang, Virlie langsung menghubungi Pak Agus tapi sayang Pak Agus sudah dua hari izin karena sakit.
"Astaga, dasar sopir manja baru sakit sedikit saja sudah izin, lihat saja aku bakalan pecat dia," kesal Virlie.
Ibra baru saja selesai menghubungi Ayahnya dan ternyata Ayahnya sedang sakit. Ibra hendak mengambil motornya yang dia simpan di parkiran kampus tapi dia melihat Virlie sedang berdiri di pinggir jalan menunggu taksi lewat.
"Ah, Ayah kan sakit jadi otomatis tidak ada yang jemput Virlie dong," gumam Ibra.
Ibra pun dengan cepat mengambil motornya dan berhenti di depan Virlie.
"Kamu mau pulang? ayo, biar aku antar kamu pulan," seru Ibra.
"Tidak usah, aku takut naik motor karena seumur-umur aku belum pernah naik motor," ketus Virlie.
"Yaelah, naik motor sama aku aman kamu tidak akan jatuh."
"Enggak, aku bilang enggak ya enggak, kalau kamu mau pulang, pulang aja sana aku mau nunggu taksi saja," ketus Virlie.
"Ya sudah, selamat menunggu taksi."
Ibra pun langsung melajukan motornya meninggalkan Virlie, sedangkan Virlie terlihat sangat kesal.
Virlie pun akhirnya menghubungi Daddynya dan menyuruh sopir Vero untuk menjemputnya ke kampus.
Beberapa saat kemudian, motor Ibra pun sampai di halaman rumah yang sangat sederhana itu.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, Abang sudah pulang!"
Asya yang merupakan adik perempuan Ibra berlari dan tentu saja Ibra langsung menyambutnya dan menggendongnya.
"Ih, Abang, Asya sudah besar masa digendong sih? kalau teman Asya lihat, Asya bisa malu," keluh anak perempuan berusia 7 tahun itu.
Asya adalah teman sekolah Vero yang suatu hari ditolong oleh Vero.
"Idih, pakai malu segala."
Ibra pun menurunkan Asya dan segera menuju kamar Ayah dan Ibunya.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, kamu sudah pulang, Nak?" seru Ayah Agus.
"Iya Yah, Ayah sakit apa?"
"Biasa, kepala Ayah terasa sangat pusing. Oh iya, bagaimana dengan Nona Virlie? apa tadi dia ada yang jemput?"
"Tidak ada Yah, tadi Ibra mau mengantarkan dia pulang tapi Virlienya gak mau."
"Nona Virlie mana mau naik motor, Ayah sudah dua hari tidak kerja, pasti besok Ayah akan dipecat sama Nona Virlie. Terus, bagaimana dengan kebutuhan keluarga kita? mana kamu juga baru saja dipecat jadi kurir," lirih Ayah Agus.
"Ayah tidak usah banyak pikiran, biar Ibra yang urus semuanya."
"Bra, bagaimana kalau kamu menggantikan Ayah jadi sopirnya Nona Virlie? gajinya besar Bra, kamu tidak akan mendapatkan gaji sebesar itu di mana pun," seru Ayah Agus.
Ibra tampak terdiam, dia berpikir sejenak.
"Tapi, bagaimana kalau Virlie tidak mau?"
"Kamu bicara dulu sama Nyonya Valerie, bukanya Nyonya Valerie sudah mengenalmu? pasti beliau akan menerimamu."
"Baiklah Yah, nanti Ibra akan coba."
Ayah Agus mengambil kunci mobil yang ada di atas malas.
"Ini kunci mobil Nona Virlie, kamu bisa mengembalikannya sekalian minta izin untuk menggantikan Ayah."
Ibra pun menerimanya, Ibra pun keluar dari kamar kedua orangtuanya dan masuk ke dalam kamarnya. Ibra pun merebahkan tubuhnya dan menatap lurus ke langit-langit kamarnya.
Ibra senyum-senyum sendiri kala mengingat sosok Virlie.
"Astaga, sudah tahu Virlie itu perempuan arrogant kenapa aku justru menyukainya sih? cinta memang gila, gak pandang apa pun. Lagipula, mana mungkin Virlie menyukai laki-laki miskin kaya aku. Ibra-ibra, kadang-kadang otakmu memang gila," gumam Ibra bermonolog pada dirinya sendiri.
Perlahan mata Ibra pun mulai sayu dan tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya Ibra pun terlelap menuju alam mimpinya.
***
Sementara itu, Virlie baru saja sampai di rumahnya. Dengan wajah yang cemberut, Virlie masuk ke dalam rumah dan langsung menuju kamarnya.
"Sayang, kamu kenapa? pulang-pulang kok wajahnya cemberut?" tanya Mommy Valerie.
"Besok, suruh Pak Agus jangan datang lagi ke sini karena Virlie memecatnya."
"Hai, Pak Agus itu sakit sayang, jangan main pecat-pecat begitu dong."
"Habisnya, Virlie kan jadi ribet mana Virlie harus nunggu lama lagi," kesal Virlie.
"Ya sudahlah, yang penting sekarang kamu sudah sampai rumah kan?"
"Pokoknya Virlie bakalan pecat Pak Agus, dan tolong Mommy bilangin sama Daddy buat cariin sopir baru buat Virlie. Kalau begitu, Virlie ke kamar dulu, Virlie capek ingin istirahat."
Virlie pun melanjutkan langkahnya masuk ke dalam kamarnya.
"Lihat Ver, Kakakmu memang menyebalkan kan?" seru Mommy Valerie.
"Mommy baru sadar kalau Kak Virlie sangat menyebalkan?"
"Entahlah apa yang salah, padahal saat ngidam Kakakmu, Mommy gak aneh-aneh malahan Mommy sempat menyelamatkan orang dulu sebelum melahirkan, sehingga akhirnya Mommy melahirkan di pinggir jalan," seru Mommy Valerie.
Vero yang sedang asyik nonton tv sembari ngemil langsung tersedak.
"What, jadi Kak Virlie dilahirkan di pinggir jalan, Mommy?" tanya Vero.
Mommy Valerie hanya menganggukkan kepalanya.
"Ya ampun, anaknya Daddy dilahirkan di pinggir jalan, sungguh sangat mengenaskan nasib Kak Virlie."
"Habisnya Mommy sudah gak kuat, ya terpaksa Kakakmu berojol di jalan."
Tawa Vero seketika pecah membayangkan Kakaknya harus dilahirkan di pinggir jalan.
Tiba-tiba ponsel Mommy Valerie pun berbunyi tanda ada notif pesan, dan ternyata ada pesan dari Pak Agus yang memberitahukan kalau untuk sementara waktu, pekerjaannya akan digantikan oleh anaknya.
Sore pun tiba....
Ibra sudah berpenampilan rapi, dia akan mengantarkan mobil Virlie sekalian minta izin untuk menggantikan Ayahnya untuk sementara waktu.
"Kamu mau ke mana, Nak?" tanya Ibu Hasna.
"Ibra mau mengantarkan mobil majikan Ayah, sekalian mau minta izin menggantikan Ayah untuk sementara waktu," sahut Ibra.
"Memang kamu tidak ada apa-apa menggantikan Ayahmu jadi sopir?"
"Tidak Bu, tenang saja. Kalau begitu Ibra berangkat dulu ya Bu, takut kemalaman."
"Ya sudah, kamu hati-hati ya."
"Iya, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Ibra pun segera masuk ke dalam mobil dan mulai meninggalkan rumahnya menuju rumah Virlie. Ayah Agus memberikan alamat rumah Virlie kepada Ibra.
"Rumahnya di kawasan elit," gumam Ibra.
Hanya butuh waktu setengah jam, Ibra pun mulai memasuki kawasan elit itu. Ibra celingukan mencari rumah Virlie.
"Gila, rumah di sini gede-gede kaya lapangan sepak bola," gumam Ibra.
Hingga akhirnya setelah mencari-cari, Ibra pun menemukan rumah Virlie. Pagar gerbang yang tinggi membuat Ibra tampak menganga saking kagetnya.
"Buset dah, ini rumah apa Mall? gede amat."
Perlahan Ibra pun turun dari dalam mobilnya dan menekan bel, sehingga tidak lama kemudian satpam di rumah itu pun datang.
"Maaf Mas, Mas mau bertemu dengan siapa?"
"Pak, saya anaknya Pak Agus sopir di rumah ini, kedatangan saya ingin mengembalikan mobil karena Ayah saya saat ini sedang sakit."
"Oh, Mas ini anaknya Pak Agus?"
Satpam pun dengan cepat membukakan pintu gerbang, Ibra pun kembali masuk ke dalam mobil dan memasukan mobilnya ke dalam halaman rumah Dion.
"Sebentar Mas, saya laporan dulu kepada Nyonya."
Satpam itu pun kemudian menghubungi Valerie.
"Mas, kata Nyonya Mas di suruh langsung masuk saja ke rumah."
"Ah iya, terima kasih Pak."
Perlahan Ibra pun melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah Dion, Ibra semakin merasa kecil di mata Virlie bahkan angan-angannya untuk mengharapkan Virlie membalas cintanya semakin tidak mungkin terlaksana.
Ibra dan Virlie itu bagaikan punduk merindukan bulan sangat jauh sekali dan susah untuk di jangkau.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
ㅤㅤㅤㅤ 🦚⃝⃟ˢᴴ𝐀⃝🥀ѕαηтι
kalo sudah cinta tidak memandang orang itu miskin atau kaya Ibra
2022-11-18
1
ㅤㅤㅤㅤ 🦚⃝⃟ˢᴴ𝐀⃝🥀ѕαηтι
semoga virlie mau menjadikan Ibra sopirnya 🤭
2022-11-18
1
Ryanti Yanti
jodoh mu ada ditangan kak poppy ibra🤣🤣🤣
2022-11-18
1