Ibra pun dengan perlahan mengobati kening Virlie, sementara itu Vero baru saja pulang sekolah dia hendak menuju kamarnya tapi di saat pintu kamar Virlie terbuka, Vero pun merasa penasaran dan masuk ke dalam kamar Kakaknya itu.
"Astaga, mata Vero sakit," seru Vero dengan menutup kedua matanya.
Ibra dan Virlie terlonjak kaget, dan Ibra pun langsung memundurkan tubuhnya.
"Kalian lagi ngapain? Vero laporin loh sama Mommy dan Daddy, biar kalian di nikahkan," seru Vero dengan masih menutup matanya.
"Apaan sih bocah, memangnya Kakak sudah melakukan apa?" kesal Virlie.
Vero pun membuka matanya dan menghampiri Ibra dan Virlie, Vero duduk di samping Virlie.
"Barusan kalian ngapain? Ya ampun, kening Kakak kenapa?" tanya Vero dengan menekan lutut Virlie yang terluka.
"Veroooooo....sakiiiiiittt!"
Seketika Vero dan Ibra menutup telinganya karena merasa berisik.
"Kakak mau buat Vero budeg ya? teriak-teriak, bagaimana kalau Vero sawan?" sentak Vero.
"Mommyyyy....Dadddyyyy....huwaaaaaa!"
Virlie malah menangis membuat Vero semakin bingung.
"Idih, Kakak kenapa malah mewek?"
"Kamu menekan lutut Kakak kamu kamu terluka, Vero," bisik Ibra.
Vero seketika menutup mulutnya. "Maaf Kak, Vero gak tahu kalau lutut Kakak terluka."
"Mommyyyy....Dadddyyyy..."
Tidak lama kemudian Mommy Valerie dan Daddy Dion pun datang.
"Ada apa ini, berisik banget kaya di pasar," seru Daddy Dion.
"Vero, Daddy, dia sudah membuat lutut Virlie kembali berdarah," sahut Virlie dengan deraian airmata.
"Astaga Vero."
"Vero gak sengaja Daddy, Vero gak tahu kalau lutut Kak Virlie terluka."
Mommy Valerie pun menghampiri Virlie dan kembali mengobati lutut Virlie.
"Hai bocah, ambilin Kakak susu," seru Virlie.
"Siap Bos."
Vero pun langsung berlari untuk mengambil susu untuk Kakaknya itu, sedangkan Ibra pamit dan memutuskan untuk kembali ke kamarnya.
"Mommy kok lama banget, katanya mau obatin Virlie tapi malah menghilang," keluh Virlie.
"Salahkan tuh Daddymu, dia yang sudah membuat Mommy tidak bisa keluar dari dalam kamar," kesal Mommy Valerie.
"Daddy genit banget sih, hobi banget ngurung Mommy di kamar, pokoknya Virlie gak mau tahu ya, Virlie gak mau punya adik lagi, satu adik saja pusingnya minta ampun," kesal Virlie.
"Vero juga gak mau punya adik, punya satu Kakak saja ribetnya melebihi punya adik," seru Vero yang baru saja datang dengan membawa susu kotak buat Virlie.
"Kalian kompak benar, padahal Daddy ingin punya dua anak lagi biar rumah semakin ramai," seru Daddy Dion.
"No Daddy!" teriak Virlie dan Vero bersamaan membuat Daddy Dion kaget sampai memegang dadanya.
"Astaga, kalian ya benar-benar bikin Daddy kaget, untung jantung Daddy sehat karena rajin olah raga," seru Daddy Dion.
"Iya, rajin olah raga pagi, siang, dan malam tidak pernah libur," sambung Mommy Valerie.
"Tapi kamu juga suka kan, sayang," goda Daddy Dion dengan mencolek dagu istrinya itu.
"Mulai, lebaynya datang."
Virlie langsung merebahkan tubuhnya, sedangkan Vero memilih keluar dari kamar Virlie membuat Mommy Valerie dan Daddy Dion terkekeh melihat kelakuan anak-anaknya itu.
Sore pun tiba....
Virlie merasa sangat jenuh seharian diam di kamarnya, dia pun perlahan turun dari tempat tidurnya walaupun kakinya masih terasa kaku karena luka di lututnya.
Virlie pun menuju halaman belakang untuk menemui peliharaan kesayangannya.
"Halo Pablo!" seru Virlie dengan mengusap kepala Pablo.
"Nona, apa Nona mau menunggangi Pablo?" tanya Rohman.
"Iya Pak, aku ingin menungganginya."
"Sebentar biar saya keluarkan dulu Pablonya."
Virlie pun bersiap-siap dengan memakai sepatu khusus untuk menunggang kuda, serta pelindung kepala. Sementara itu, Ibra yang sedang duduk santai di teras mendengar suara kuda membuat Ibra celingukan, pasalnya Ibra belum tahu kalau Virlie memelihara kuda.
"Bi, kok ada suara kuda?" tanya Ibra.
"Itu kuda peliharaan Nona Virlie, kalau kuda itu bersuara, itu tandanya Nona Virlie sedang berada di halaman belakang," sahut Bi Nani.
"Iyakah? apa Ibra boleh ke sana?"
"Bolehlah, lihat saja Nona Virlie keren kalau sedang menunggang kuda."
"Kalau begitu, Ibra ke belakang dulu ya, Bi."
Ibra pun segera pergi ke halaman belakang, Ibra tampak menganga melihat halaman belakang yang sangat luas itu karena Ibra sama sekali belum pernah melihatnya.
"Wow, luas sekali, aku baru tahu kalau di belakang ini ada kandang kuda dan arena kuda juga," gumam Ibra.
Dari kejauhan, terlihat Virlie sedang menunggangi kudanya itu, seketika Ibra tampak terpesona akan Virlie.
"Sudah cantik, pintar, kaya raya, serba bisa pula, sempurna sekali Virlie," gumam Ibra.
Ibra pun menghampiri Pak Rohman yang saat ini sedang memperhatikan Virlie, karena takutnya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Sore Pak!"
"Sore, Mas ini siapa? kok, saya baru lihat," seru Pak Rohman.
"Aku Ibra, Pak, anaknya Pak Agus sopir di rumah ini. Ayahku sedang sakit makanya aku yang menggantikan beliau selama beliau sakit," sahut Ibra.
"Owalah, ternyata kamu anaknya Pak Agus. Kalau nama saya Rohman, saya pengurus kudanya Nona Virlie."
"Sudah lama Virlie memelihara kuda, Pak?"
"Sudah lama Mas, kuda itu hadiah ulang tahun Nona Virlie saat usia Nona Virlie 5 tahun."
"Wah, pantas saja Virlie begitu lihai menunggangi kuda seperti itu."
Ibra memperhatika Virlie yang sedang menunggangi kudanya, malahan terlihat Virlie tertawa dengan riangnya membuat Ibra terpesona.
"Senyumannya cantik sekali, beruntung banget aku bisa melihat tawa lepas Virlie seperti itu, biasanya aku hanya melihat Virlie yang galak, judes, dan juga arogan."
Pak Rohman tampak menyunggingkan senyumannya.
"Sebenarnya Nona Virlie itu baik Mas, cuma akibat terlalu dimanja oleh semua orang makanya Nona Virlie seperti itu. Apa lagi Tuan Dion, beliau sangat melarang siapa pun untuk menyentuh anak-anaknya. Kadang-kadang saya juga bingung, kalau di sebut manja tapi Nona Virlie mandiri, tapi kalau dibilang mandiri, Nona Virlie juga terlihat manja, entahlah saya juga bingung," seru Pak Rohman terkekeh.
"Orang kaya memang sangat membingungkan ya, Pak."
"Iya."
Tidak lama kemudian, Virlie pun berhenti dan Pak Rohman dengan sigap bangkit dari duduknya dan segera menghampiri Virlie.
Pak Rohman membantu Virlie untuk turun dari atas kuda kesayangannya.
"Terima kasih Pablo, sore ini kamu sudah mau menemani aku," seru Virlie dengan senyumannya sembari mengelus-ngelus Pablo.
"Wah, tidak di sangka kamu punya hobi langka," seru Ibra yang ikut menghampiri Virlie.
"Aku keren kan, kalau naik kuda?" seru Virlie narsis.
"Keren banget dan juga cantik."
"Hah, hai Pak sopir, memang sudah sejak orok aku cantik, kamu baru sadar ya," sahut Virlie dengan sombongnya.
"Dasar Nona manja yang narsis."
"Idih, bukan narsis tapi kenyataannya seperti itu kok."
"Iya deh, kamu memang selalu benar."
"Pablo, besok kita main lagi ya, untuk hari ini sudah cukup. Terima kasih Pablo, I love you," seru Virlie dengan mencium kuda kesayangannya.
"Sama-sama, I love you too," sahut Ibra dengan sengirannya.
"Apaan sih," sahut Virlie dengan menonjok pelan dada Ibra.
Virlie tersenyum kepada Ibra, lalu pergi meninggalkan Ibra.
"Senyuman langka Virlie sungguh sangat cantik," gumam Ibra dengan senyumannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Salmah
ibra ada rasa sm virlie
2022-11-24
1
ꪶꫝNOVI HI
Ibra terpesona 🤭🤭
2022-11-24
1
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
cie dah akrab aja nih
2022-11-24
1