"maaf,boleh diulang tadi pondok apa?".tanya senior itu pada Renata ketika Renata menyebutkan nama pondoknya dulu.
"saya...dari pondok darul hikmah kak"jawab Renata dengan singkat dan tak lupa dengan senyum tipis yang melukis diwajahnya.
"hmm....saya tau pondok itu.."kata senior itu pada Renata lantas Renata membulatkan matanya karena ia merasa bangga pada pondoknya,ternyata bukan hanya Renata yang berasal dari darul hikmah.
"loh kok bisa tau kak?kakak punya kenalan dari pondok itu atau gimana..."tanya Renata yang sebenarnya sudah tahu kalau senior yang didepannya ini alumni dari darul hikmah
"saya alumni dari pondok darul hikmah,kamu juga kan?".tanya senior tersebut pada Renata.mendengar percakapan Renata dan senior tersebut rara mulai menggeram
"kak,gimana kita mulai aja dulu pembinaannya,soalnya kita tidak punya banyak waktu kan"kata rara pelan tapi sedikit mendesak
"baiklah,kalau begitu sekarang saya perkenalan dulu nama saya muhammad rayhan kalian bisa panggil saya rayhan dan sekarang apa yang kalian ingin ketahui tentang apapun saya persilahkan untuk ditanya,dan yang paling terpenting point point nya jangan lupa dicatat atau digaris bawah kan"perjelas senior yang bernama rayhan itu dengan sopan dan ramah.
****************
Setelah beberapa menit kemudian mereka telah menyelesaikan wawancara pembinaan dari senior reyhan"yes....alhamdulillah kelar juga"kata Renata pada rara sedikit berbisik,karena dihadapannya masih ada Reyhan.
rara pun tersenyum manis menanggapi Renata yang terasa bebas dengan beban tugas tersebut.
"oiya,tadi kamu belum selesai jawab pertanyaan saya kan ya,Renata ?".tanya rayhan pada Renata yang sedikit tidak formal.
"hmm,saya juga alumni dari pondok tersebut kak,dari awal saya memang tidak asing dengan wajah kakak,makanya pas saya masuk tadi sempat bertanya tanya dalam hati"kata Renata sambil tersenyum menanggapi pertanyaan senior tersebut.
"bisa jadi,soalnya saya sering ikut kegiatan program pondok,makanya tidak sedikit orang yang tidak mengenal saya..."kata rayhan sedikit menceritakan pengalamannya di pondok lamanya.
****************
Setelah menceritakan tentang pondok mereka pondok darul hikmah,rara dan Renata pun berencana ingin mengumpulkan tugasnya pada senior mereka.karena menurut mereka lebih cepat lebih baik.
"Ren,menurut kamu gimana?,tugas ini kita kumpul sekarang atau besok?"tanya rara pada Renata yang berada disampingnya
"kalau menurutku sekarang aja deh soalnya biar tidurku enak gitu,gak kepikiran"sambung Renata lagi dengan menyetujui pendapat rara.
"aelah kamu,bisa ae....aku mah sebenarnya kapan saja bisa"kata rara sambil menggoda Renata.
"iya ya rara,aku percaya deh....btw dimana kakak seniornya ya?"tanya Renata pada rara.
"kayaknya di tingkat 3 ga sih?,kalau ga salah aku ya,soalnya kemarin aku pernah dengar kalau senior kita itu sering menetap di atas,tapi ga tau juga kalau aku salah ya...ren "tambah rara lagi.
Tak lama dari itu mereka langsung menaiki lantai tingkat 3,sedikit mengambil waktu untuk mencari ruangan senior tersebut.
"ra,gimana kamu kesana,aku cari kearah sebelah sini biar ga keambil waktunya,ntar kalau udah ketemu,kamu telepon aku atau aku telepon kamu,terserah siapa yang duluan ketemu kak senior dia yang nelpon,ok!"kata Renata pada rara memberi saran
dari tadi mereka belum juga menemukan keberadaan senior tersebut.mereka sebenarnya faham kalau kakak senior tersebut merupakan kakak senior yang paling tersibuk.
Renata dan rara pun mencari dengan sedikit bertanya kepada orang orang yang berada dilantai tersebut.
"kak,maaf kalau senior bisnis kak kael Morgan dimana ya?"tanya Renata pada salah seorang yang sedang duduk disana.
"aduh maaf kak,kael morgan yang mana ya?soalnya kael morgan di univ ini itu cuma ada satu dan aku ga tau keberadaannya dimana"jawabnya.
Renata membatin kesal mendengar jawaban orang itu,untuk apa menjawab panjang panjang jika ujungnya hanya sekedar jawaban tidak tahu.
"baik ka,terimakasih"jawabnya.Renata pun pergi meninggalkan orang tersebut setelah merasa waktunya terbuang tidak berguna.
"huh...kael dimana kamu kak?"batinnya.
Satu persatu ruangan yang berada di lantai itu dimasuki oleh Renata untuk melihat keberadaan seorang senior yang bernama "kael Morgan"
finally hanya ada satu ruangan yang belum dilihat oleh Renata,bisa jadi kael berada didalam sana bisa juga tidak,tetapi tidak ada salah jika sebelum meninggalkan lantai tersebut untuk melihat sekedar memastikan.
"krek..."bunyi yang dikeluarkan dari pintu itu terdengar melengking ketika Renata membukanya.
seketika mata Renata terbelalak ketika matanya menangkap pemandangan yang seharusnya tidak dilihat"astaghfirullahalazim..."batin Renata yang kini diam membatu tepat didepan pintu.
jantungnya berdebar hebat,tetapi entah mengapa rasa tubuhnya seakan Kelu untuk melakukan sesuatu.
Isak tangis seorang wanita terdengar pecah dari dalam sana,entah siapa wanita itu.tetapi dari sudut bibirnya terlihat luka yang tengah basah karena dari situlah darah mengalir.
"stop!!!apa yang kamu lakukan?"teriak Renata dengan lantang.
Seorang laki laki yang berada didalam sana menoleh kearah Renata dengan tatapan yang sangat menakutkan.mungkin itu tatapan takut,terkejut,atau mungkin itu tatapan marah karena melihat kedatangan Renata tiba tiba.
Laki laki itu langsung menjauhkan dirinya dari wanita yang berada dihadapannya itu.
"kamu ga bisa menghakimi dia seperti ini,kamu bisa dituntut atas percobaan pembunuhan"kata Renata lantang.
"kamu diam!!!,karena kamu ga tau apapun tentang dia"bantah laki laki itu dengan suara kerasnya.lalu pergi menjauh dari Renata yang perlahan mendekat kearah wanita yang sudah babak belur ditempatnya.
Renata mendekat dan membantu secara perlahan"mba, apa yang telah terjadi?"tanya Renata perlahan.
Wanita itu masih dalam tangisannya dari raut wajahnya sudah bisa dipastikan jika rasanya pasti sakit sekali,darah yang masih basah disudut bibirnya dan badannya yang mulai kehilangan tenaga menjadi saksi bahwa keadaannya sedang hancur babak belur.
"jangan dekati dia,sini ikut aku keluar dan biarkan dia disana,itu pantas untuknya!"laki laki itu tiba tiba secara cepat langsung menarik tangan Renata keluar dengan kasar.
belum habis karena kejadian yang dilihatnya didalam tadi,ia sudah dikejutkan dengan perbuatan laki laki yang menurutnya sangat tidak pantas dilakukan kepadanya.dasar laki laki tidak punya hati.
"aw...sakit"ringis Renata sambil berusaha melepaskan tangannya dari genggaman keras orang itu.
"siapapun kamu,jika kamu berani membeberkan kejadian tadi,kamu akan tahu akibat setelahnya"ancamnya
lagi lagi Renata dibuat Kelu oleh tingkah laki laki itu,selama hidupnya Renata belum pernah bertemu dengan laki laki yang sifatnya keras dan menakutkan apa lagi sampai memukul wanita.
"Renata!"teriak rara dari kejauhan.syukurnya rara datang tepat pada waktunya.
Dengan cepat orang itu melepaskan genggamannya pada pergelangan Renata dan mengisyaratkan agar Renata tidak memberi tahu apa yang telah dilihatnya tadi,isyarat itu bukan seperti isyarat biasa akan tetapi terasa seperti sebuah ancaman.
"dasar psikopat!"bisik Renata pelan dihadapan laki laki itu sebelum pergi meninggalkannya,setelahnya Renata berlari cepat kearah Rara yang mungkin hendak menghampirinya disana.
"rara..."panggil Renata sambil berlari kerahnya.
"kamu dari mana aja,ketemu ga?kalo ga ketemu pulang aja deh,besok pasti kita bisa ketemu sama senior itu.menurut kamu gimana,cari sampai ketemu atau...."
"pulang aja".potong Renata dengan cepat sebelum rara menyelesaikan perkataanya.
Renata langsung menggandeng tangan rara dan membawa rara jalan agak sedikit cepat agar tidak bertemu dengan laki laki psikopat yang menyeramkan itu, bahaya jadinya jika mereka bertemu dengan orang itu,bisa bisa nyawa mereka habis dalam sekejab ditangan kotornya.
"kamu baik baik aja kan Ren?"tanya rara pada Renata yang raut wajahnya sedikit berbeda dari sebelumnya
"nanti aku cerita ke kamu,Ra"bisik renata
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Runi
Semangat
2022-11-27
0