"Jangan sampai Devan salah langkah dan bisa mencelakakan putrinya sendiri," balas Daddy Rehan yang nampak panik dan buru-buru mendial nomor Om Devan.
Namun, beberapa kali menghubungi nomor papanya Lila tersebut, panggilan Daddy Rehan tidak diterima juga.
"Kemana sih lu, Dev? Di telepon enggak di angkat-angkat!" gerutu Daddy Rehan seraya memandangi layar ponselnya.
"Tidak bisa, Dad?" tanya Mommy Billa pada sang suami.
Daddy Rehan menggeleng. "Tidak diangkat, Mom," balas Daddy Rehan yang nampak khawatir.
Baru saja daddy tampan itu hendak menyimpan ponselnya kembali, ponsel miliknya itu bergetar sebagai tanda bahwa ada panggilan yang masuk.
Setelah melihat siapa yang memanggilnya, Daddy Rehan buru-buru menggeser tombol hijau untuk menerima telepon dari sang sahabat.
"Halo, Dev. Lu dimana, sih? Gue telepon dari tadi, enggak diangkat juga!" tanya Daddy Rehan yang protes karena panggilannya yang berulangkali tidak diangkat oleh orang di seberang sana.
"Gue lagi asyik-asyik sama istri," balas Om Devan enteng. "Ada apa?" tanyanya kemudian.
"Sialan, lu! Gue lagi panik gini, lu malah main enak-enak!" gerutu Daddy Rehan seraya melirik sang istri. "Bikin gue jadi ikutan pengin," imbuhnya.
Mommy Billa mencubit pelan perut rata Daddy Rehan. "Tanyain, siapa yang dijodohkan sama Lila?" Mommy Billa mengingatkan dengan penuh penekanan.
Daddy Rehan mengangguk dan tersenyum. "Oh ya, Dev. Siapa yang lu jodohkan sama Lila?" tanya Daddy Rehan yang kembali nampak khawatir.
"Oh jadi anak manja dan tengil lu itu udah ngadu?" tanya Om Devan meledak.
Daddy Rehan menghela napas kasar. "Ejek aja terus!" ketus Daddy Rehan. "Padahal dalam hati, lu mengakui bukan kalau putra gue tampan, cerdas, memiliki segalanya," lanjutnya menggebu.
"𝘞𝘩𝘢𝘵? Memiliki segalanya lu bilang?" cibir Om Devan bertanya.
"Iya, putra gue memiliki harta, tahta karena dia yang akan menjadi penerus gue dan satu lagi yang harus lu catat dengan huruf besar dalam pikiran lu, putra gue meskipun playboy tapi dia masih perjaka ting-ting!" balas Daddy Rehan penuh percaya diri.
"Iya, gue tahu itu. Dan asal lu tahu, Rey. Bukan hanya putriku yang beruntung jika mendapatkan Mirza, tetapi putramu juga akan sangat beruntung karena mendapatkan permata keluarga Devano," ucap Om Devan seraya terkekeh.
"Sudah-sudah, Daddy sama Bang Dev dari dulu enggak pernah bisa serius!" seru Mommy Billa yang langsung merebut ponsel sang suami.
"Bill, ada lu, rupanya," sapa Om Devan di seberang sana.
"Iya, Bang Dev." balas Mommy Billa. "Bang, siapa pemuda yang Abang jodohkan sama Lila? Bang Dev sudah menyelidiki latar belakang pemuda itu, belum? Jangan sampai sesuatu hal yang buruk menimpa Lila ya, Bang! Karena keteledoran Bang Dev!" cecar Mommy Billa pada sahabat suaminya itu.
"Iya, Bill. Kamu tenang saja," balas Om Devan.
"Mom, tolong di 𝘭𝘰𝘶𝘥𝘴𝘱𝘦𝘢𝘬𝘦𝘳," pinta Daddy Rehan.
Mommy Billa kemudian menekan tanda 𝘭𝘰𝘶𝘥𝘴𝘱𝘦𝘢𝘬𝘦𝘳 pada layar ponsel.
"Dia putra dari teman lamaku, pengusaha asal Australia. Latar belakang ayahnya baik, tapi memang si Ronald itu pemuda yang brengsek," terang Om Devan.
"Kalau udah tahu brengsek, kenapa lu kenalkan sama anak lu?" tanya Daddy Rehan tak mengerti.
"Jadi gini, Rey. Gue sebenarnya ada misi balas dendam dan sekaligus ingin memberikan pelajaran sama si Ronald itu," balas Om Devan.
"Balas dendam?" Daddy Rehan mengerutkan keningnya.
"Iya," balas Om Devan. "Jadi, Ronald pernah menyakiti keponakan gue hingga Anjali depresi, keponakan yang waktu itu pernah gue ceritain sama kalian," imbuh Om Devan.
"Nah, kebetulan sahabat lama lagi mencarikan jodoh untuk Ronald, anaknya Rusman, salah satu teman lama gue juga dia. Ya udah, gue setujui aja waktu sahabat SMA gue meminta untuk mengenalkan Ronald sama Lila." lanjut Om Devan.
"Jujur, Dev. Sebenarnya gue enggak setuju dengan alasan balas dendam lu, itu enggak benar, Dev!" peringat Daddy Rehan pada sahabatnya. "Tapi ya udahlah, udah terlanjur lu kenalkan juga si Ronald itu sama Lila. Mau apa lagi?" Daddy Rehan menghela napas panjang.
"Terus rencana, lu?" tanya Daddy Rehan kemudian.
"Ya, membuat Ronald benar-benar jatuh cinta sama Lila dan merasakan sakitnya cinta yang tak terbalas," balas Om Devan.
"Kalau dia macam-macam sama Lila, bagaimana?" tanya Daddy Rehan yang nampak khawatir.
Di seberang sana, Om Devan terkekeh. "Jangan khawatir, Besan. Gue tidak akan membiarkan Ronald pergi hanya berdua dengan Lila," jawab Om Devan. "Lagipula, 𝘣𝘰𝘥𝘺𝘨𝘶𝘢𝘳𝘥 Lila juga tidak akan membiarkan ceweknya jalan sama cowok lain, bukan?" imbuhnya bertanya.
"Ya, udah. Pokoknya lu kudu hati-hati menghadapi pemuda itu," pungkas Daddy Rehan yang mengingatkan sang sahabat.
🌸🌸🌸
Sementara itu di dalam kamar Mirza, selepas membersihkan tubuh dan berganti pakaian, pemuda tampan bermata kebiruan yang mirip dengan sang Daddy itu mengambil ponsel di atas nakas dan mulai berselancar.
Mirza mencoba mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai Ronald, melalui sosial media.
Mirza nampak kecewa karena hanya sedikit informasi yang ia dapatkan, tetapi pemuda cerdas itu tak kurang akal. Mirza kemudian menelepon seseorang.
"Assalamu'alaikum, Bang," sapa Mirza begitu panggilannya di angkat.
"Wa'laikumsalam," balas suara di seberang sana.
"Bang, Mirza butuh bantuan Abang, nih," ucap Mirza. "Bisa enggak, Bang Malik cariin info tentang seseorang. Dia pengusaha muda asal Australia, Bang," lanjut Mirza, yang ternyata minta bantuan sama abangnya.
"Bisa, nanti abang kontak si Jack atau teman abang yang lain. Kamu kirimkan saja nama dan kalau ada sama fotonya," pinta Malik yang dulu mengambil pasca sarjana di Australia.
"Oke, Bang. 𝘛𝘩𝘢𝘯𝘬𝘴, ya," ucap Mirza tulus.
"Dik, tunggu. Memangnya ada apa?" tanya Malik sebelum Mirza menutup panggilan teleponnya.
Mirza kemudian menceritakan pada abangnya mengenai perjodohan antara Lila dan Ronald.
"Siapa tadi nama cowoknya? Ronald?" tanya Malik memastikan bahwa dirinya tidak salah dengar.
"Benar, Bang," balas Mirza. "Abang tahu dia?" tanya Mirza dengan tidak sabar, yang ingin segera tahu tentang Ronald.
"Ya tahulah, Dik. Ronald R Junior, dia putra om Rusman, pengusaha sukses asal Jakarta, kan?" tanya Malik memastikan.
"Kayaknya iya, Bang," balas Mirza.
"Dia itu satu angkatan sama abang dan Jack. Kami bertiga pernah berteman baik beberapa bulan, tetapi karena perbedaan prinsip, hubungan kami jadi merenggang dan kemudian Ronald jalan sendiri," terang Malik.
"Dia itu 𝘱𝘭𝘢𝘺𝘦𝘳, Dik. Kamu harus jagain Lila dengan benar." Suara Malik terdengar sangat khawatir.
Mirza membulatkan mata mendengar penjelasan sang abang. "𝘗𝘭𝘢𝘺𝘦𝘳, Bang?" tanya Mirza yang tak menyangka, bahwa Om Devan begitu gegabah memperkenalkan sang putri pada cowok brengsek macam Ronald.
"Iya, Dik," balas Malik membenarkan.
"Bang, lantas apa yang harus kami lakukan agar Om Devan membatalkan pertunangan Lila dan Ronald?" tanya Mirza khawatir.
"Tunggu sebentar, abang sepertinya masih menyimpan bukti tindak asusila Ronald sama salah satu dosen di sana. Mungkin itu nanti bisa membantu kalian," ucap Malik.
Pembicaraan pun terjadi, sepertinya Malik sedang mencari-cari sebuah bukti yang masih ia simpan dalam flashdisk.
"Dik, Alhamdulillah bukti itu masih ada," ucap Malik yang terdengar senang.
"Kirim ke Mirza ya, Bang?" pinta Mirza dengan tidak sabar. "Bang, apa kami harus menekan Ronald dengan bukti video tersebut?" tanya Mirza kemudian.
"Bukan seperti itu, Dik. Itu tidak akan mempan," balas Malik.
Mirza mengerutkan kening. "Lantas, bukti itu untuk apa?" tanya Mirza, bingung.
____ bersambung ____
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Rapa Rasha
bang Mirza kmu harus lebih exstra jagain Lila ya
2023-03-06
1
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓜𝓲𝓻𝔃𝓪 𝓵𝓲𝓷𝓭𝓾𝓷𝓰𝓲 𝓛𝓲𝓵𝓪 💪💪💪💪💪💪
2023-02-23
1
Amy Jamilah
ya elah om Devan mah tega ma anak,masa anak di bikin ajang balas dendam sih,nanti gimana kalau Lila kenapa-napa,jgn sampai om Devan menyesal,kalau mau balas dendam, sendiri aja,ngapain bawa2 anak,jgn sampai Lila jadi korban ya om🤭
2022-11-14
1