Harta Tahta dan Perjaka (Playboy Sejati Mencari Istri)
Mirza Daniar Alamsyah, pemuda bertubuh tinggi tegap dan atletis, berjalan menyusuri area parkir kampus dengan penuh percaya diri. Sepertinya, Ia baru saja selesai mengikuti kelas dan hendak segera pulang.
Langkah pemuda bermata kebiruan itu terhenti, kala ada yang memanggil-manggil namanya. Ia menoleh kearah sumber suara dan benar saja, seorang gadis berambut pirang terlihat berlari kearah Mirza.
"Haduh, Za. Capek gue ngejar lu," ujar gadis tersebut dengan napas tersengal-sengal.
"Ada apa?" tanya Mirza dingin.
"Za, anterin gue ke butik, ya?" pinta gadis tersebut. "Gue mau beli gaun untuk ke acara ulang tahun lu, Za," rajuknya dengan manja.
"Lu bisa pergi sendiri, kan?" tolak Mirza, masih dengan ekspresi dingin.
"Za, kok lu sekarang gitu, sih," rengek sang gadis.
"Cellin, kita sekarang udah enggak ada hubungan apa-apa, ya! Jadi, please ... jauhi gue!" tegas Mirza.
"Gue enggak bisa, Za. Gue udah mencobanya, tapi gue benar-benar enggak bisa 𝘮𝘰𝘷𝘦-𝘰𝘯 dari lu." Cellin semakin merajuk.
Mirza menghela napas kasar. "Terserah! Bagi gue, diantara kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi!" pungkas Mirza, yang segera memacu langkah meninggalkan Cellin.
Bukan Cellin namanya, jika gadis yang rambutnya di warnai blonde itu berhenti mengejar cowok paling tampan dan tenar di kampus. Gadis cantik itu berlari kecil, mengikuti langkah panjang Mirza.
"Za, gue tahu gue salah, Za. Gue janji akan memperbaiki diri, Za. Tapi, please ... kasih gue kesempatan." Cellin terus merajuk sambil mengekori langkah panjang Mirza.
Mirza terpaksa menghentikan langkah dan membalikkan badan menghadap Cellin. "Dengar Cellin! Gue memang urakan dan sering jalan dengan banyak cewek, tapi bagi gue kehormatan adalah segala-galanya!" ucap Mirza penuh penekanan.
"Lu seorang gadis, Cellin. Harusnya lu bisa menjaga diri, lu! Bukan malah dengan suka rela memberikan tubuh lu pada laki-laki, seperti yang lu lakukan waktu itu!" Mirza menatap tajam Cellin.
"Za, itu gue lakukan karena gue cinta sama lu, Za," balas Cellin membela diri.
"Lagipula, gue 'kan cuma menawarkan ciuman, Za. Enggak lebih dari itu, kan?" Gadis berambut pirang yang ternyata salah satu mantan pacar Mirza itu masih saja membenarkan perbuatannya.
"Ck ...." Mirza berdecak kesal dan tersenyum sinis. "Berawal dari sekadar berciuman, lantas meraba-raba yang lain dan setelah itu penasaran ingin merasakan. Apa itu, sebuah hal yang lu anggap sepele, Cellin?" Mirza memiringkan wajah, menatap Cellin dengan tatapan mengintimidasi.
Cellin terdiam, ia akui dirinya salah telah menganggap Mirza seperti laki-laki kebanyakan yang jika disodori bibir ranum, akan langsung tergiur dan melahap hingga habis.
Mirza berbeda dan Cellin baru menyadari, setelah hampir tiga bulan mereka berpacaran. Cellin teringat, selama tiga bulan itu Mirza memang sama sekali tidak pernah menggandeng tangannya kala berjalan.
"Oke, Cellin. Gue harus pergi, gue masih ada urusan," pamit Mirza yang membuat lamunan Cellin buyar seketika.
Gadis berkulit putih bersih itu hanya bisa menatap punggung kokoh Mirza yang menjauh pergi. 'Mirza tidak akan lagi mampu untuk aku gapai, pemuda itu benar-benar istimewa. Bodohnya aku, yang telah menyia-nyiakan kesempatan dan berbuat ceroboh dengan merendahkan harga diriku sendiri,' gumam Cellin dalam hati, yang kemudian segera berbalik dan kembali masuk ke area kampus.
Sementara Mirza, terus memacu langkah menuju mobil. Baru saja pemuda gagah tersebut hendak masuk kedalam mobil sport berwarna hitam metalik miliknya, kembali terdengar nama Mirza dipanggil. Putra pengusaha kaya raya, Rehan Alamsyah itu pun menoleh kearah sumber suara.
Nampak dua orang gadis cantik berhijab, berjalan mendekati Mirza.
"Za, kamu mau balik sekarang?" tanya salah satu gadis cantik, yang mengenakan hijab pasmina berwarna merah maroon.
"Iya, Lila. Daddy menyuruhku untuk ke kantornya. Kamu nanti pulang bareng sama Nezia dan bang Attar aja, ya?" balas Mirza pada Lila, sahabatnya.
Lila mengangguk. "Oke, hati-hati di jalan, Za," pesan Lila pada sahabat baiknya yang hendak kembali masuk kedalam mobil. "Salam buat daddy," imbuhnya seraya tersenyum.
Mirza mengangguk dan tersenyum manis tetapi hanya pada Lila. Sementara pada gadis yang satunya, Mirza terlihat cuek.
"Mirza, tunggu!" cegah gadis yang berhijab motif bunga-bunga kecil.
Mirza nampak enggan, tetapi masih bersedia menunggu. "Ada apa?" tanya Mirza datar.
"Za, maafkan aku, ya? A-aku khilaf," ucapnya lirih sambil menunduk malu.
Mirza hanya mengedikkan bahunya.
"Kamu mau 'kan, maafin aku, Za?" desak gadis manis itu.
"Gue udah melupakan semua, Ra. 𝘚𝘰, enggak ada lagi yang perlu lu risaukan tentang gue. Cukup sesali apa yang telah lu lakukan dan ke depan, perbaiki sikap lu!" Mirza langsung masuk kedalam mobil, tanpa menunggu reaksi Tiara.
Deru mobil sport mewah milik Mirza semakin menjauh, meninggalkan Lila dan Tiara yang masih berdiri mematung dengan saling pandang.
"Ra, apa maksud perkataan Mirza tadi?" tanya Lila penasaran.
Tiara menunduk malu. "Gue yang salah Lila, tapi itu gue lakukan karena gue sayang banget sama Mirza," balas Tiara.
Lila mengernyitkan kening.
"Gue mencium pipi Mirza, waktu dia mengantarkan gue pulang," lanjut Tiara yang semakin menunduk.
"Astaghfirullah, Ra ... kenapa kamu senekat itu?" sesal Lila yang terkejut mendengar pengakuan teman satu jurusannya itu. "Kalian 'kan, belum lama jalan bareng?" lanjut Lila bertanya keheranan.
"Kita ini perempuan, Ra? Kita harus pandai-pandai menjaga diri dan bukan malah menyodorkan diri?" Lila menasehati teman baiknya, yang nampak ingin menangis.
Tiara mengangguk. "Iya, La. Gue juga menyesal dan berjanji tidak akan mengulangi hal itu lagi," janji Tiara pada dirinya sendiri dengan sungguh-sungguh. Gadis itu benar-benar sangat menyesali perbuatannya pada Mirza.
🌸🌸🌸
Di gedung perkantoran milik RPA Group, Mirza baru saja memarkirkan mobil di tempat parkir khusus. Pemuda jangkung itu bergegas memasuki lobi, yang disambut satpam dengan senyuman ramah.
"Selamat siang, Tuan Muda," sapa satpam tersebut dengan mengangguk hormat.
"Siang, Pak. Daddy ada, kan?" balas dan tanya Mirza basa-basi.
"Ada, tuan Ilham dan putranya, juga ada di dalam," balas satpam yang siang itu bertugas.
Mirza mengangguk dan tersenyum. "Saya masuk dulu, Pak," pamit Mirza, yang kemudian segera menuju 𝘭𝘪𝘧𝘵 khusus presiden direktur.
Begitu tombol dipencet, pintu 𝘭𝘪𝘧𝘵 langsung terbuka dan Mirza bergegas masuk kedalam kotak besi tersebut. Tak berapa lama, 𝘭𝘪𝘧𝘵 berhenti di lantai tertinggi yang Mirza tuju.
Setelah pintu 𝘭𝘪𝘧𝘵 terbuka, pemuda berkulit putih bersih itu langsung menuju ruangan c𝘩𝘪𝘦𝘧 e𝘹𝘦𝘤𝘶𝘵𝘪𝘷𝘦 o𝘧𝘧𝘪𝘤𝘦𝘳.
Mirza mengetuk pintu sekali dan langsung membuka pintu tersebut seperti biasanya.
"Assalamu'alaikum," sapa Mirza mengucapkan salam, untuk penghuni di ruangan khusus presiden direktur.
"Wa'alaikumsalam," balas semua yang berada di sana.
"Maaf, Dad. Mirza terlambat, tadi ada sedikit revisi sama dosen pembimbing," terang Mirza sambil menyalami sang daddy.
"Hem, duduklah, Bang," titah laki-laki paruh baya dengan penuh wibawa.
Mirza menyalami empat orang lain yang berada di sana, sebelum dirinya duduk.
"Abang tahu, kenapa daddy panggil kemari?" tanya sang daddy seraya menatap tajam pada Mirza.
Mirza yang baru saja duduk di sofa dan bersebelahan dengan Iqbal, sepupunya, menghela napas panjang. "Pasti karena cewek-cewek itu lagi 'kan, Dad?"
_____ bersambung _____
Hai bestie,,,
Ketemu lagi kita 😍
Sehat-sehat semua, kan?
Bosan gak, ketemu lagi sama keluarga Alamsyah?
Kalo bosan, Mirza pamit pulang deh... 😞
Hehe, canda ya? 🥰
Yuk, komen, biar aku tahu kalian masih setia apa mendua 😄
Buat yang baru saja gabung di novel ini, karya ini sudah TAMAT ya... tapi tetep, tolong tinggal kan jejak kalian di sini 😉😉
Dengan Like, komen, vote dan hadiah yang banyak, dan jangan lupa klik tombol hati/ masukkan favorit 🥰🥰
Dan jika kalian suka dengan cerita nya, jangan lupa berikan rating bintang lima dan katakan lah sesuatu untuk menyemangati ku 😊🙏
Makasih yah, hadir nya,,, 🤗🤗
Salam hangat dan Happy Reading,,,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Berhijab mau pun gak berhijab,semuanya sama kelakuannya ternyata..
2024-08-25
1
Supry Atun
halo kak thor ketemu lagi tapi aku bingung kadang mau cari novel yv kak thor kasih kadang blm ketemu hehehe
2023-11-17
1
Ita rahmawati
filingku sih jodohny mirza nih si lila yg lemah lembut diluar tp asik juga orgny klo sm adik dn kakakny 😁 kykny tp 🤭
2023-06-02
1