Sahabat Jadi Cinta

Keesokan harinya, Keluarga besar Alamsyah dan Antonio tanpa Kakek Ilyas dan Nenek Lin, memenuhi undangan 𝘨𝘳𝘢𝘯𝘥 𝘰𝘱𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨 kafe cabang baru milik Adam.

Kehadiran mereka semua disambut hangat oleh pemilik kafe langsung, Adam dan istrinya. "Mari, silahkan masuk," ajak Adam dan Melati yang kemudian menuntun para tamunya, menuju tempat yang telah disediakan.

Mereka semua duduk di tempat yang memang di desain secara lesehan, yang dilengkapi dengan tempat bermain khusus untuk anak-anak.

"Wah, tempatnya asyik ya, Dik Mela. Cocok untuk 𝘧𝘢𝘮𝘪𝘭𝘺 𝘵𝘪𝘮𝘦," puji Mommy Billa seraya memindai tempat bermain untuk anak.

Melati tersenyum.

"Benar, Mbak Billa. Melati yang punya ide, agar menambahkan ruangan khusus ini untuk keluarga kecil karena di ruang lain 'kan, sudah di desain untuk kalangan remaja," balas Adam mewakili sang istri, seraya memeluk mesra pundak ibu dua anak itu.

"Mari, silahkan duduk, Mbak." Melati kemudian mempersilahkan Mommy Billa dan yang lain untuk duduk.

Adam pun mempersilahkan Daddy Rehan serta sahabat-sahabatnya untuk duduk, begitu pula dengan putra-putri mereka yang sudah duduk berkelompok dengan sahabat masing-masing.

Arjuna dengan sigap, segera menyuruh para pegawai kafe untuk menyiapkan menu khusus bagi tamu istimewa Adam tersebut.

Manager kafe itu juga ikut melayani dengan membawakan minuman untuk para orang tua. "Silahkan diminum kopinya, Om. Ini kopi spesial dari kafe kami," ucap Arjuna seraya mempromosikan kopi spesial yang tersedia di kafe tersebut.

"Wah, dari aroma wanginya kayaknya enak," puji Om Ilham.

"Tampilannya juga sudah oke," timpal Om Alex.

"Makasih Om Ilham, Om Alex," ucap Arjuna senang.

"Kalau rasanya, semenarik tampilannya, tidak?" tanya Daddy Rehan, menatap Arjuna.

"InsyaAllah, tidak mengecewakan, Om," balas Arjuna.

"Om coba dulu deh, biar tahu seperti apa rasanya," lanjut Arjuna.

Daddy Rehan dan para sahabat masih asyik berbincang tentang per kopian, bersama Arjuna dan Adam.

Sementara di sudut lain, Mirza dan sahabat-sahabatnya masih sibuk membahas tentang jodoh untuk Mirza.

"Kalian berdua, beneran enggak mau nyoba untuk dekat dulu?" cecar Attar ketika Mirza dan Lila sama-sama mengatakan tidak ketika dijodohkan.

"Abang heran deh, sama kalian berdua. Tadi malam kayaknya, udah saling ngasih harapan. Kok sekarang, tiba-tiba saling menolak. Ada apa?" tanya Attar tak mengerti.

"Hem ... benar tuh, apa kata Bang Attar. Ada yang kalian sembunyikan, ya?" cecar Nezia.

Lila dan Mirza saling pandang dan sedetik kemudian menggeleng bersama.

"Tidak ada yang kami sembunyikan, kok," balas Mirza yang hari ini nampak tidak bersemangat.

Mirza teringat obrolannya dengan Lila bakda shubuh tadi di balkon, ketika saudara-saudaranya yang lain kembali tidur.

"Za, besok malam papa mau ngenalin Lila sama anak sahabat papa," ucap Lila yang pagi itu nampak kurang tidur.

Rupanya, setelah obrolan Lila dan para sahabat di gazebo, Om Devan kemudian memanggil sang putri ke paviliun keluarganya untuk diajak ngobrol serius.

Om Devan bermaksud untuk mengenalkan Lila pada putra dari teman masa SMA-nya dulu, yang kini menetap di Australia.

Kebetulan minggu ini mereka pulang ke Jakarta dan Om Devan memanfaatkan momen tersebut untuk menghindari perjodohan antara putrinya dengan Mirza, cowok playboy dan kolokan yang menurut Om Devan tidak akan bisa membahagiakan Lila.

"Besok malam? Putra temannya Om Devan?" tanya Mirza terkejut.

Lila mengangguk. "Iya, besok malam," balas Lila seraya tatapannya menerawang jauh.

Mirza terdiam, pemuda tampan itu tak tahu barus berkata apa. Ia sendiri masih belum yakin dengan perasaannya, yang akhir-akhir ini sering muncul kala berdekatan dengan Lila.

"Turuti saja apa kata orang tuamu, La. Enggak baik bukan, kalau kita menyakiti hati orang tua dengan tidak menuruti perintahnya?" Mirza menatap Lila dengan dalam, hingga membuat Lila yang saat itu juga tengah menatap Mirza, segera membuang pandangan ke arah lain.

"Toh kalian baru mau kenalan 'kan, La?" tanya Mirza kemudian, yang terselip harapan semoga ia masih memiliki kesempatan jika suatu saat nanti Mirza telah yakin dengan perasannya terhadap Lila.

Lila menganggukkan kepala. "Iya, baru kenalan," balas Lila datar.

"Ya, terserah kalian deh, kalau begitu." Kata-kata Attar membuyarkan lamunan Mirza.

"Kami 'kan, hanya mencoba untuk memberikan solusi yang mungkin saja bisa kalian berdua terima," lanjut Attar.

"Apa kamu mau mencoba untuk serius sama si Juli itu, Za?" tanya Attar kemudian.

Mirza terdiam, ia teringat tadi sebelum berangkat ke kafe milik Adam ini, sang daddy sudah mewanti-wanti agar ia menjaga jarak dengan Lila.

"Abang, tolong abang nanti jaga jarak sama Lila, ya?" pinta daddy Rehan.

Mirza mengernyitkan kening, menatap sang daddy menuntut penjelasan.

"Bukan apa-apa Bang, Lila 'kan sudah seperti putri kandung bagi daddy. Jadi rasanya, beda aja kalau tiba-tiba Lila jadi istri abang," terang daddy Rehan yang menyembunyikan alasan sebenarnya.

"Apa bukan karena, Lila putrinya om Devan?" tanya Mirza.

Daddy Rehan mengeleng. "Bukan juga, Bang. Daddy 'kan hanya becanda semalam," balas daddy Rehan beralasan.

"Daddy hanya ingin, Bang Mirza mendapatkan wanita di luar persaudaraan kami. Agar keluarga kita ini, bisa bertambah semakin banyak, Bang," lanjut daddy Rehan mencoba memperkuat alasannya.

Mirza mengangguk-angguk. "Gini aja deh, Dad. Mirza janji tidak akan dekat dengan perempuan mana pun dan Daddy juga tidak boleh menuntut Mirza, agar Mirza segera menentukan pilihan dan bertunangan di acara ulang tahun Mirza nanti." Mirza mencoba memberikan penawaran pada sang daddy.

"Bang Mirza yakin, bisa melakukannya?" tanya sang daddy yang terlihat ragu dengan keseriusan putranya.

Mirza mengangguk pasti. "InsyaAllah Mirza bisa, Dad," balas Mirza yakin. "Mirza akan fokus untuk melanjutkan S-2 sambil membantu Daddy di perusahaan," lanjut Mirza sungguh-sungguh, setelah tadi pagi ia mendengar pengakuan dari Lila yang akan dijodohkan.

Mirza ingin serius dalam menjalani hidup dan ingin membuktikan bahwa ia layak untuk Lila, ia juga berjanji pada dirinya sendiri suatu saat nanti Mirza pasti bisa membahagiakan sahabatnya itu.

"Za, woy! Kok, malah bengong!" seru Attar.

"Eh, iya. Tadi Bang Attar tanya apa?"

Attar geleng-geleng kepala. "Apa kamu mau mencoba untuk serius sama si Juli?" ulang Attar bertanya.

Mirza menggeleng. "Tidak, Bang. Mirza tidak akan jalan sama Juli atau siapapun lagi, Mirza akan mencoba untuk introspeksi diri dulu," balas Mirza, yang kemudian menunduk.

Attar dan Nezia mengangguk-angguk, sedangkan Lila mengerutkan kening dengan dalam seraya menatap Mirza.

"Bang Mirza 'kan, udah kadung janji sama Juli kalau besok mau jemput dia! Janji itu hutang lho, Bang. Harus ditepati!" sahut Iqbal yang tiba-tiba ikut nimbrung.

"Iya, abang tahu. Besok abang tepati kok, tapi untuk memberikan pengertian pada Juli," balas Mirza datar.

"Bro, kamu tadi 'kan lagi kepoin teman-temannya Maira dan Maida? Kenapa sekarang malah nimbrung kesini?" protes Mirza bertanya

"Udah dapet nomor ponsel cewek yang Iqbal incar, Bang. Ya udah, kan? 𝘉𝘶𝘴𝘪𝘯𝘦𝘴𝘴 𝘥𝘰𝘯𝘦 ...." balas Iqbal terkekeh, membuat Mirza dan sahabat-sahabatnya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Iqbal yang bahkan lebih parah dari Mirza tersebut.

Mereka masih asyik bercengkrama sambil bercanda ria, sambil menikmati makanan dan minuman yang dihidangkan oleh pemilik kafe.

Setelah cukup lama ngobrol, Daddy Rehan dan para sahabat beserta istri kemudian pamit. Yang diikuti oleh putra-putri mereka, kecuali rombongan Mirza yang masih betah berada di sana.

Ketika mereka sedang asyik menikmati santap siang yang dihidangkan sendiri oleh Melati, Mirza tiba-tiba beranjak dan kemudian berjalan menuju panggung kecil tempat konser 𝘭𝘪𝘷𝘦 𝘮𝘶𝘴𝘪𝘤.

Mirza nampak berbisik pada band pengiring dan setelah intro terdengar, pemuda tampan itu segera naik ke atas panggung.

"Lagu ini, ku persembahkan untuk seorang sahabat,' ucap Mirza seraya tersenyum ke arah sahabat-sahabatnya. Mirza kemudian segera menyanyikan sebuah lagu lama milik Zigaz, 'Sahabat Jadi Cinta' yang masih tetap hits hingga saat ini karena banyak yang merilis ulang lagu tersebut.

'Tak bisa hatiku menafikan cinta

Karena cinta tersirat bukan tersurat

Meski bibirku terus berkata tidak

Mataku terus pancarkan sinarnya'

'Kudapati diri makin tersesat

Saat kita bersama

Desah napas yang tak bisa dusta

Persahabatan berubah jadi cinta'

'Tak bisa hatiku menafikan cinta

Karena cinta tersirat bukan tersurat

Meski bibirku terus berkata tidak

Mataku terus pancarkan sinarnya'

'Apa yang kita kini tengah rasakan

Mengapa tak kita coba 'tuk satukan

Mungkin cobaan untuk persahabatan

Atau mungkin sebuah takdir Tuhan'

Tepuk tangan meriah, mengiringi berakhirnya lagu yang dibawakan oleh Mirza tersebut. Nampak banyak pengunjung yang kebanyakan remaja itu menjadi baper, mungkin karena mereka memiliki kisah yang sama dengan kisah yang tersirat dalam lagu yang dinyanyikan dengan epik oleh Mirza barusan.

Lila pun nampak berkaca-kaca, entah karena suara Mirza yang terdengar pas menyanyikan lagu tersebut atau karena isi dari lagu itu yang mungkin sama dengan apa yang dirasakan Lila.

Sebelum turun dari panggung, Mirza mengucapkan sesuatu. "I hope that someday, Allah will still give me the opportunity to express my feelings to someone." Mirza menatap dalam Lila dari kejauhan dengan mengulas senyuman manis.

____ bersambung _____

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Udah ku duga Devan gak bakalan setuju..Saat Ayahnya Devan mengusulkan perjodohan aja Devan langsung nolak, Sekarang baru Mirza tau rasanya di tolak mentah2..

2024-08-25

1

Ita rahmawati

Ita rahmawati

hisss ternyta gk sesederhana it y om devan sm daddy rey..nereka bneran gk mau besanan 🤔🤔🤔🙄🙄🙄

2023-06-02

1

Rapa Rasha

Rapa Rasha

lanjutkan kak

2023-03-06

1

lihat semua
Episodes
1 Mirza Daniar Alamsyah
2 Berjuang Mencari Istri
3 Akan Segera Kawin
4 Playboy Sholeh
5 Ibu Suri
6 Nikahkan Saja
7 Jangan Malu-malu, Kucing!
8 Sahabat Jadi Cinta
9 Don't Touch Me!
10 Perjodohan Lila dan Ronald
11 Apa Syaratnya, Ma?
12 Malaikat Tak Bersayap
13 Terbakar Api Cemburu
14 Rencana Ronald
15 Siapa Dia?
16 Bukti Tindak Asusila Ronald
17 Om Devan Tidak Setuju
18 Iqbal Masih Suci
19 Cara Halus Untuk Menjebak Lila
20 Siapa Dia, Za?
21 Jangan Ada yang Bergerak!
22 Sang Mantan Gebetan
23 Akal-akalan Ronald
24 Cium Orangnya
25 Amanah Nenek Rahmi
26 Menemui Nenek Rahmi
27 Kamu ...
28 Memiliki Banyak Anak
29 Mirza Galau
30 Kamu Beda, La
31 Segera Dinikahkan
32 Kuat Menahan Godaan
33 Ke KUA Sekarang?
34 Cincin Untuk Calon Istri
35 Bang Mirza Manis Sekali
36 I Love You
37 Di Gelandang ke KUA
38 Rencana Masa Depan
39 Lila Cuma Bercanda
40 Jangan Kecewakan Lila
41 Yovi Kecelakaan
42 Neng Geulis
43 Bukan Ide yang Bagus
44 Memancing Kecemburuan Mirza
45 Kawin itu Enak
46 Menikahlah Denganku
47 Bisikan Setan
48 Barisan Para Mantan
49 Story Sang Mantan
50 Wanita Sulit Dimengerti
51 Tertawa di atas Kesengsaraan
52 Promo Novel Baru
53 Tiba-tiba Saja, Rasa itu Datang
54 Memancing Keributan dalam Rumah Tangga
55 Rekomendasi Novel Super Keren
56 Bang Robert?
57 Pendapat Menyesatkan
58 Tebar Pesona
59 Disuruh Nikah Malam Ini?
60 Akad Nikah Mirza dan Lila
61 Indahnya Malam Pertama
62 Extra Part_ Musim Piala Dunia
63 Rekomendasi Novel Keren
64 Extra Part_ Modus Ngidam
65 Rekomendasi Novel Kece
66 Iklan & BonPul
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Mirza Daniar Alamsyah
2
Berjuang Mencari Istri
3
Akan Segera Kawin
4
Playboy Sholeh
5
Ibu Suri
6
Nikahkan Saja
7
Jangan Malu-malu, Kucing!
8
Sahabat Jadi Cinta
9
Don't Touch Me!
10
Perjodohan Lila dan Ronald
11
Apa Syaratnya, Ma?
12
Malaikat Tak Bersayap
13
Terbakar Api Cemburu
14
Rencana Ronald
15
Siapa Dia?
16
Bukti Tindak Asusila Ronald
17
Om Devan Tidak Setuju
18
Iqbal Masih Suci
19
Cara Halus Untuk Menjebak Lila
20
Siapa Dia, Za?
21
Jangan Ada yang Bergerak!
22
Sang Mantan Gebetan
23
Akal-akalan Ronald
24
Cium Orangnya
25
Amanah Nenek Rahmi
26
Menemui Nenek Rahmi
27
Kamu ...
28
Memiliki Banyak Anak
29
Mirza Galau
30
Kamu Beda, La
31
Segera Dinikahkan
32
Kuat Menahan Godaan
33
Ke KUA Sekarang?
34
Cincin Untuk Calon Istri
35
Bang Mirza Manis Sekali
36
I Love You
37
Di Gelandang ke KUA
38
Rencana Masa Depan
39
Lila Cuma Bercanda
40
Jangan Kecewakan Lila
41
Yovi Kecelakaan
42
Neng Geulis
43
Bukan Ide yang Bagus
44
Memancing Kecemburuan Mirza
45
Kawin itu Enak
46
Menikahlah Denganku
47
Bisikan Setan
48
Barisan Para Mantan
49
Story Sang Mantan
50
Wanita Sulit Dimengerti
51
Tertawa di atas Kesengsaraan
52
Promo Novel Baru
53
Tiba-tiba Saja, Rasa itu Datang
54
Memancing Keributan dalam Rumah Tangga
55
Rekomendasi Novel Super Keren
56
Bang Robert?
57
Pendapat Menyesatkan
58
Tebar Pesona
59
Disuruh Nikah Malam Ini?
60
Akad Nikah Mirza dan Lila
61
Indahnya Malam Pertama
62
Extra Part_ Musim Piala Dunia
63
Rekomendasi Novel Keren
64
Extra Part_ Modus Ngidam
65
Rekomendasi Novel Kece
66
Iklan & BonPul

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!