Tempat terindah.

Rama dan Rasti menikmati perjalanan menuju pantai dengan canda tawa, mereka merasa tidak ada beban karena sudah memiliki perasaan yang tulus dari masing-masing hati.

Rasti menutup semua kejelekan dan suami dan hanya akan bersama untuk menjadi satu cinta yang utuh.

Sesampainya di pantai ...

"Astaga, suara ombak sudah terdengar!" ucap Rasti ketika mendapati mobil sudah terparkir di depan sebuah gapura dengan view pantai pasir putih yang indah.

"Kita bisa langsung menuju TKP sayang," jelas Rama yang melihat raut kebahagiaan di wajah istrinya.

Rama sudah memahami apa yang paling disukai oleh istrinya yaitu sebuah pantai yang indah, pasir putih dan air yang terlihat begitu biru karena pantulan langit.

Ini aku sangat indah menurut Rasti.

Rama dan Rasti, keluar bersama sambil membawa barang-barang yang digunakan untuk camping, waktu sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi, jadi matahari belum terlalu tinggi.

"Sunset yang cukup indah meskipun sudah muncul mataharinya," ucap Rasti sesaat setelah sampai di pantai itu, dia menginjak pasir putih, seperti mimpi rasanya ketika dia bertemu dengan pasir putih lagi setelah beberapa tahun tidak pergi ke pantai, karena kesibukan suaminya.

Kini semua mimpinya menjadi kenyataan dan dia tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan ini.

Sang suami menegur Rasti jangan terlalu lelah, karana ada buah cinta di perutnya.

Rasti memahami hal ini dan bermain pasir sekedarnya.

Hingga sang suami meminta dirinya untuk datang kepadanya.

"Sayang, tendanya sudah jadi, kau beristirahatlah dan minum dulu!" pinta sang suami.

"Baik, aku akan datang padamu."

Rasti perlahan menuju sang suami yang sudah menunggunya dengan segelas teh hangat, yang sudah Rama siapkan dari rumah.

"Wah, teh hangat. Hm, aku rasa kau sudah memborong Villa dan pantai ini untuk kita berdua, apakah benar apa yang aku kira?"

"Haha, kau nikmati saja pantai yang ada di depanmu, semua itu adalah urusanku dan Vano."

"Haha, dasar kau ini! sama saja seperti sebelumnya, selalu membuatku terkejut. Terima kasih sayang, aku tak mau merepotkan karena kau sangat sibuk dengan pekerjaanmu. Jadi, permintaan jalan-jalan selalu aku tunda. Kemarin, saat kau pergi, aku merasa kau sedang bohong padaku. Namun, aku sudah memahami dirimu dan menerimamu apa adanya, demi anak kita."

"Terima kasih ya sayang, aku tidak mau merasa menjadi suami yang kejam karena meninggalkan Istriku yang sedang hamil. Kau cukup percaya saja padaku karena aku tidak akan berbohong lagi, kau bisa menghukum aku jika aku melakukan kesalahan yang sama!"

"Aku berdoa semoga kita berdua akan selalu langgeng sampai kakek nenek, sampai anak-anak kita dewasa."

Dua manik mata itu saling bertatapan dan penuh kebahagiaan, tidak ada lagi kesedihan karena kejujuran menghapus semua kesedihan.

Rasti, memeluk tubuh suaminya dan mengatakan cinta berulang kali karena memang dia sangat mencintai suaminya.

Rama, membalas rasa sayang itu dengan memeluk sang istri lebih erat.

Dia merasa kehidupannya akan berjalan baik-baik saja karena semuanya terkendali, satu hal yang tidak disadari yaitu sang ibu yang mulai menyelidiki penyebab putranya lebih memilih bekerja daripada menemani Mona.

Sang ibu masih tidak terima dengan sikap sang putra terlihat semena-mena terhadap menantunya yang sangat dia sayangi.

Sang ibu, tidak bisa membiarkan hal ini terjadi dan harus ada penyelesaian.

*****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!