Sang suami merasa bersalah ketika melihat kondisi sang istri yang sangat menyedihkan.
Mona masih tak mau bicara dengannya, meskipun sang suami sudah mengatakan banyak hal.
"Sayang? maafkan aku baru saja datang, aku mohon kau jangan marah padaku!" ucap Rama.
Dia berusaha membujuk istrinya agar tidak terlalu mengabaikannya.
Rama memang bersalah dan tidak bisa begitu saja mendapatkan maaf dari Mona.
Sehingga dia tahu diri.
Hingga saat Rama membuka salah satu oleh-olehnya, Mona menoleh ke arah sang suami dan menatap wajahnya.
"Ram, aku mohon jangan pergi lagi!" ucap Mona lirih.
Rama sangat senang, saat sang istri mau berbicara denganmu.
Dia segera meletakkan oleh-oleh itu di atas nakas dan memeluk tubuh Mona.
"Maaf sayang, tolong maaf aku yang jahat ini! aku sama sekali tidak bisa menjaga anak kita, aku adalah ayah yang buruk. Suami bertanggung jawab!"
Rama menyalahkan dirinya yang selama ini telah membuat kehidupan Mona menjadi semakin menderita, padahal Mona selalu memberikan cinta dan kasih sayangnya kepada sang suami.
"Kau hanya perlu menemaniku, temani aku tidur malam ini."
Sang suami, begitu dilema karena hari ini harus segera pulang.
Namun, mau bagaimana lagi jika sudah terdesak seperti ini, Mona masih dalam keadaan depresi sedangkan Rasti masih dalam kondisi yang terkendali.
Dia memilih untuk menemani Mona sementara waktu.
"Maaf Ras, untuk saat ini aku tidak bisa pulang. Aku masih ada tanggungan di sini, maaf Ras," batin Rama.
Dia tidak bisa melakukan apapun selain mencoba membagi waktu sebaik mungkin.
"Sayang? kau melamun?" tanya Mona sambil menggenggam tangan suaminya.
"Tidak, aku hanya senang ketika bertemu denganmu," jelas Rama.
Dia tidak akan mungkin mengatakan kepada Mona bahwa dirinya memiliki istri lain di luar sana.
Rama akan menjadi orang yang lebih profesional, meskipun di hatinya dia tidak bisa memilih diantara dua orang yang sangat dia sayangi, Mona memberikan segalanya untuk Rama, sedangkan Rasti sudah mempercayakan cintanya kepada Rama.
Dilema yang tak berujung dan akan menimbulkan banyak pertentangan di kemudian hari.
Rama, naik ke atas ranjang dan menemani istrinya memejamkan mata.
Rama membelai rambut sang istri dan mengatakan cinta yang membuat Mona semakin tenang.
Dalam pelukan Rama, sangat nyaman dan hangat sekali.
"Rama, terima kasih karena kau menemani aku sampai detik ini, tanpa dirimu aku akan hampa! kehilangan anak kita adalah pukulan terberat meskipun ...."
Belum selesai sang istri mengatakan isi hatinya tiba-tiba saja air mata menetes dari pelupuk matanya, Mona janin yang ada di dalam kandungan.
"Maaf Rama, hiks."
"Kau tidak perlu meminta maaf karena semua ini adalah kesalahanku! andai saja aku bisa menjagamu waktu itu," ujar Rama.
"Aku bersalah karena tidak percaya bahwa kau memang hanya untukku, bekerja di luar sana hanya untuk aku dan anak kita! tapi aku cemburu berlebihan hingga semua ini terjadi, maaf sayang!"
Mona selama ini tidak mau mengatakan yang sebenarnya tiba-tiba saja dengan mudah mengungkapkan yang ada di dalam hatinya.
Dada Rama mungkin sesak karena dia merasa bersalah, dia mampu mengubah keadaan, Rama tidak akan pernah menikahi Mona dan membiarkannya hidup dengan pria yang lebih baik.
"Maaf Mona, aku tidak bisa jujur kepadamu jika kondisi fisik dan mental mu masih terganggu! aku akan menunggu waktu yang tepat, aku ingin kita semua bisa berkumpul dalam satu keluarga. Mona dan Rasti, kalian berdua adalah orang yang tak pantas menderita karena aku, aku akan bertanggung jawab atas penderitaan kalian berdua!"
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments