Perasaan yang tak menentu.

Rama sudah berterima kasih kepada yang bersedia untuk menemani Rasti.

Dia berpamitan kepada Tanti dan sekeluarga, karena ingin pulang.

"Tanti, dan dua bos yang sangat aku sayangi, aku dan istri itu pulang dulu ya? aku sudah sangat merepotkan kalian."

Rama tidak enak hati, karena meninggalkan Rasti di rumah Tanti.

Dia selalu seperti ini tiap tahun memang, bedanya Rasti sudah mengandung dan urusan dengan Mona menjadi sangat genting karena depresi.

Dia teringat ketika berpamitan dengan Mona dan ingin pulang ke rumah, seperti biasanya dia harus berbohong.

Rama mengatakan kepada Mona bahwa dia harus pergi karena ada panggilan kerja, dia berjanji tiap hari akan menelpon dan mengabari Mona.

Mona yang sangat butuh suami, selalu menuruti apapun yang dikatakan suaminya meskipun terkesan sangat memaksa.

Untung Mona tidak merasa di paksa untuk menikah dengan Rama, mereka memang berawal dari perjodohan, tetapi Mona sudah suka lebih dulu sebelum seorang Rama.

Alhasil, Mona sangat menyayangi Rama meski cintanya kadang hanya sebelah mata di hati Rama.

Rama yang tidak suka, tetap dengan posisinya hanya saja dia tetap bertanggung jawab.

Mona, akhirnya hamil anak Rama.

Rama semakin sulit untuk berpisah dengan Mona.

Alhasil pada satu kesempatan, Rama mendapati nenek Rasti tiada.

Rasti, seorang gadis yang sangat Rama cintai menjadi rapuh karena tidak memiliki siapapun.

Rama memegang janji dari nenek dan segera menikahi Rasti.

Sejak saat itu, Rama sangat bahagia hidup dengan Rasti.

Namun, kebahagiaan hanya terasa beberapa bulan saja.

Rasti mendapati sebuah foto mencengangkan.

Dia menjadi istri kedua secara otomatis.

Kini Rasti memahami posisinya dan tidak akan memikirkan hal selain anak saja.

Mungkin untuk Rama, dia ada rasa cinta.

Hanya saja ketika Rama harus menjadi satu dengan Mona, ini akan membuat Rasti kehilangan sosok suami.

Rasti akan mengambil ancang-ancang sebelum merasa sedih ketika ditinggalkan.

..

Rama dan Rasti memeluk keluarga bahagia itu dan perlahan menuju mobil milik Rasta yang terparkir di depan rumah Tanti.

"Kami pulang dulu ya, terima kasih sekali lagi."

"Iya Ram, sama-sama."

Rama langsung tancap gas meninggalkan rumah Tanti.

Kini dia sudah berada di luar rumah dan melakukan perjalanan menuju rumahnya.

.

.

.

Sepanjang perjalanan menuju rumah, Rasti tidak mengatakan sepatah katapun, hingga Rama harus membuka pembicaraan.

"Ras, tadi aku bertemu dengan istri pertama aku. Lalu ibuku, nyonya Nana."

Deg!

Dada Rasti terasa sangat perih, dia tidak baik-baik saja.

"Ya, lalu?"

"Aku sudah memutuskan untuk mempertemukan dengan keduanya."

"Oh, nama wanita itu Mona?"

"Iya Ras, aku ingin jujur padamu bahwa sebenarnya kami menikah karena sebuah perjodohan. Aku sama sekali tidak menyukai Mona, ayah dan ibuku, memaksaku untuk segera menikah dengannya."

"Meski dipaksa, kau juga memberikan benih di dalam rahimnya, jadi kau sudah merasa cinta kan?"

"Aku hanya mengingatmu waktu itu, aku salah."

"Setidaknya kau harus belajar mencintainya."

"Maafkan aku Ras. Aku berjanji akan menjadi suami yang baik untuk Mona dan kau."

Rasti terasa sesak, dia tidak mau suaminya menduakan dirinya hanya saja, Rasti masih memiliki sifat baik dan kemanusiaan.

"Aku hanya butuh kau jujur padaku, aku memikirkan anak kita. Jadi kau harus jujur, jangan berbohong lagi."

"Jadi kau memberikanku kesempatan kedua?"

"Iya."

"Yes! terima kasih sayang, atas segalanya."

*****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!