Belum bisa sepenuhnya.

Rama terlihat sangat senang ketika mendapatkan kesempatan kedua ini, dia memang tidak selalu memilih Rasti menjadi istri keduanya.

Dia ditakdirkan untuk bersama seorang Rasti sejak dulu.

Hanya saja pertemuannya yang tidak bisa tepat waktu.

Rama, benar-benar beruntung memiliki Rasti yang tidak pernah menuntut apapun.

Makanya, tidak mau berpisah dengan istri keduanya itu.

"Sayang, aku ingin mengajakmu ke rumah ibuku, perlahan aku akan memberikanmu status yang jelas di dalam keluargaku."

Rama sangat tegas mengatakannya.

Dia merasa sudah saatnya memberikan rumah untuk Rasti, tetapi Rasti tidak mau.

Rasti hanya ingin menjadi istri kedua yang disembunyikan saja, dia sudah lelah dengan nasib ibunya dulu yang diolok-olok karena di anggap merebut suami orang, padahal ibu Rasti hanya korban saja.

Namun, kisah Rasti dan Rama memang sangat jauh berbeda dengan apa yang di alami oleh ibu Rasti.

Bedanya Rama sangat bertanggung jawab, tetapi ayah Rasti tidak seperti itu.

"Ibuku sudah cukup menjadi contoh untukku, belum tentu ibumu memahami dan mau menerimaku sebagai menantu meskipun tahu kita sudah memiliki hubungan yang dekat sejak kecil."

Rasti harus tetap tahu diri dengan posisinya.

Selama mengenal ibu Rama, wanita itu terlihat cukup ramah dan humble.

Namun, Rasti tidak tahu sifat aslinya, tiap orang pasti tidak ingin putranya berbohong.

Mungkin saja ibu Rama kecewa dan ketika mendapati Rama menikahi Rasti di saat yang sama dengan statusnya yang sudah beristri atas pilihan ayah dan ibunya, so pasti sebagai orang tua akan kecewa.

Rasti yang sedang hamil, meminta permintaan yang cukup sederhana, yaitu mau menuruti keinginan sang suami tetapi setelah bayi mereka benar-benar sudah lahir.

Rama memastikan jika keinginan si Rasti pasti akan terwujud.

"Kau tidak perlu mencemaskan hal itu, aku akan menjaga anak kita, jika kau ingin menunda bertemu ibuku, aku tidak masalah. Aku akan menjaga Mona juga, dia harus mendapatkan perhatian juga."

Entah mengapa kini Rasti sudah terbiasa dengan nama Mona yang sejatinya adalah rivalnya, dia tidak mau memperburuk keadaan dengan membenci siapapun.

Dia hanya ingin damai saja.

...

Sesampainya di rumah ...

Rasti terlihat cukup lelah, tapi dia senang karena sang suami mau jujur dengannya.

"Rama, terima kasih karena kau sudah jujur, aku merasa hubungan ini salah tetapi kita sudah memiliki calon anak. Kau tidak boleh menutup mata, kelak dia juga akan mengenal Mona sebagai ibunya."

Rasti cukup dewasa untuk mengakui bahwa dirinya memang bukan yang pertama untuk Rama.

Dia cukup paham jika Rasti hanya istri kedua dan tidak mau terekspos terlalu jauh.

"Kau sangat baik Rasti, itu mengapa aku begitu mencintaimu sejak dulu."

"Ram, lebih baik kita masuk ke dalam karena sudah malam."

"Iya sayang."

Rama memarkirkan mobilnya di garasi lalu keluar dari mobil secara perlahan.

Kini keduanya sudah berada di dalam rumah.

Ruang tamu ...

"Huft, perjalanan hari ini sungguh melelahkan, aku sangat antusias tetapi juga tubuhku remuk."

"Aku akan menyiapkan air hangat untukmu, kau tunggu lah di sini."

"Kau memang yang terbaik sayang."

Rasti terlihat masuk ke dalam kamar, dia meneteskan air matanya karena harus benar-benar menyiapkan mental sebagai istri kedua, dia tidak bisa melakukan apapun, demi anaknya dia harus berkorban.

"Hiks, aku sudah menjadi wanita yang merebut suami orang, meskipun secara tidak langsung tapi rasanya sungguh sakit, aku tidak mau diperlakukan seperti ini tetapi aku justru jahat! hiks, nak ... bersabarlah sebentar, ibu akan mencari solusi yang lebih baik lagi setelah kau lahir."

*****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!