Rencana ibu Rama.

Rumah Rama ...

"Mona sayang, sekarang minum obat dulu ya?" ucap ibu Rama.

"Iya bu," jawab Mona.

Sang menantu tidak pernah membangkang kepada ibu mertuanya sehingga selalu mendapatkan cinta yang banyak.

Mona, adalah seorang wanita dari kalangan high class, jadi ibu mertuanya yang bernama Nana, begitu senang sebab satu lingkungan dengannya.

Dia bukan seorang wanita yang membeda-bedakan kelas sosial seseorang, hanya saja dia lebih suka dengan wanita yang memiliki pendidikan tinggi, oleh karena itu mengapa nyonya Nana lebih memilih menjodohkan drama dengan gadis yang sudah ia siapkan.

"Mona, mau jalan-jalan dengan ibu?" tanya nyonya Nona.

"Iya boleh bu," jawab Mona yang lebih tenang dari sebelumnya, efek dari obat selalu membuat Mona terlihat lebih baik.

"Dokter pernah mengatakan kepadaku jangan membuat menantu banyak pikiran terutama mengenai anak, jadi aku harus membawa dia ke tempatnya sekiranya menyenangkan seperti pantai," batin sang ibu mertua.

"Mona, ibu ingin membereskan piring dan gelas, nanti ibu akan kembali."

"Ya bu."

...

Di dapur ...

Nyonya Nana begitu antusias menghubungi Vano, teman dari anaknya.

"Van, kau ada waktu tidak?" tanya nyonya Nana.

"Ada bibi, ada apa ya?"

"Ini, Mona mau jalan-jalan, kau bisa mengajakku ke sebuah tempat yang indah?"

"Bisa, tapi ada di luar kota, bagaimana?"

"Oke, dimana tempat itu?"

"Bibi, mau berangkat kapan?"

"Pagi ini, kau bisa?"

"Bisa, kebetulan ada satu pantai yang indah dan cukup menenangkan."

"Oke Van, bibi ditunggu ya."

"Oke."

..

Di tempat Vano berada ...

Setelah mendapatkan telepon dari Nyonya Mona, Vano kemudian menelpon salah satu temannya yang mengelola sebuah objek wisata pantai.

Pantai itu kebetulan berada dekat dengan pantai yang sedang dikunjungi oleh Rama dan Rasti.

Vano, bahkan lupa jika ada Rama dan Rasti di sana, tiap hari ingat ketika sudah fix dengan harga untuk satu malam menginap di Villa yang dekat dengan pantai.

"Astaga, aku tidak bisa membatalkan pesanan ini!" ucap Vano panik.

Dia segera menelpon Rasti, tetapi tidak ada jawabannya.

Vano juga menelpon Rama, berharap ada kepastian, kedua ponsel pasangan suami istri itu tidak aktif.

"Huft! kenapa aku sangat ceroboh! Ini akan membuat masalah yang besar."

Vano terdengar bingung, karena mempertemukan dua istri Rama dalam satu tempat.

Vano mencoba untuk berpikir jernih dan akan mencari cara agar Nyonya Nana tidak bertemu pasangan suami istri itu.

.

.

.

Satu jam kemudian ...

Vano kemudian menyiapkan perlengkapan untuk berkemah, dia sudah gundah terlebih dahulu sebelum berangkat.

Rasanya seperti bertempur di medan pertempuran.

Dia deg-degan sekali.

"Aku harus bertanggung jawab dengan apa yang aku lakukan, daripada integritas ku nanti turun sebagai pemandu wisata. Aku yang ceroboh dan akan bertanggung jawab."

Vano keluar dari rumahnya, lalu masuk ke dalam mobil.

Dia segera tancap gas menuju rumah nyonya Nana.

"Semoga aku tidak menjadi penyebab pertengkaran antara anak dan ibu, sekian lama aku belum pernah melihat Rama bahagia. Aku sudah membantunya sampai detik ini dan tidak akan pernah membuatnya kesulitan lagi," batin Vano ya udah sabar salah ketika Rama terpuruk karena terpisah dari seorang Rasti.

Dia memahami apa yang dirasakan oleh Rama, juga pihak dari nyonya Nana.

Keduanya sama-sama menginginkan yang terbaik hanya saja berbeda cara, keduanya memang sering terlibat sebuah kesalahpahaman yang mungkin akan terus berlanjut entah sampai kapan akan selesai, jika salah satu pihak tidak mau membicarakannya dengan gamblang.

*****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!