"Aaarrgh!" Farah memekik kesal. "Otakku sampai mengeluarkan asap kekesalan!" umpat Farah kembali menggebu setelah sampai dan duduk di meja kantin kampus.
"Kamu sih, aku kasih jawaban malah ga mau!" rutuk Axcel ikut uring-uringan.
Farah bukannya tidak pintar, dia hanya malas. Dia juga paling anti dengan mencontek atau membuat contekan. Dengan begitu dia bisa mengukur kemampuan dirinya sendiri. Karen selalu mengomentarinya saat sekolah menengah karena nilainya selalu berada di tengah-tengah. Pada akhirnya Farah tidak sanggup jika ikut bersekolah ke NY bersama Karen, dia sadar diri akan kemampuannya.
"Cel, gue lemes lu pesenin makan ya, gue mau makan berat Tenderloin Steak saus Blackpaper sama minumnya Soju!" titah Farah seenak jidatnya pada pria yang terus menempel dengannya.
"Lu mau mabok di kampus?" cecar Meishya setelah mendengar pesanan sahabatnya.
"Ok Ayaaang! Aku pesenin sekarang, kalian berdua pesan sendiri!" Axcel segera bangkit dan menunjuk kedua teman yang lain sebelum mereka memerintahnya juga.
"Dih, pilih kasih!" gerutu Meishya dan Ceillyn berjamaah.
"Enak banget sih jadi lu punya pangeran bucin di kampus!" cibir Meishya sebal langsung di hadapan orangnya.
"Iya, kasian tahu Far... Lu tolak mulu tapi lu juga ga ada tuh jaga jarak apa bersikap wajar ama tu bocah jadi-jadian!" timpal Ceillyn membenarkan dan merasa kasihan pada Axcel yang di manfaatin sahabatnya.
"Dah sana kalian pesen juga, tar kelamaan!" Farah menyanggah cepat, dia sedang tidak ingin menjawab pertanyaan keduanya yang sudah di tanyakan lebih dari beberapa puluh kali padanya. Keduanya mendengus kesal seraya bangkit dari tempat duduk mereka kemudian mendekat ke arah Axcel.
"Boleh aku gabung?" tanya seorang pria dewasa yang membuyarkan kantuk Farah saat menunggu temannya.
"Pak Victor?!" pekiknya terkejut dengan kedatangan dosen kelasnya, dia bangkit dan bersikap normal. "Ya, silahkan!" Farah tidak mungkin menolak, salah-salah nilainya dibuat anjlok.
"Gimana tadi ujiannya?" tanya dosen Victor basa-basi duduk disamping Farah persis.
Farah memutar bola mata dengan membuang nafasnya kasar membuat dosennya terkekeh dengan respon Farah. Gadis itu memang selalu terlihat apa adanya. "Bapak seneng bener ujian dadakan! Sebaaal..." cicit Farah menambahkan.
"Makanya, belajar itu bukan pas di kampus aja!" tukas dosen Victor begitu senang bisa dekat dengan Farah.
Axcel yang menyadari keberadaan dosen mencurigakan itu segera bergegas bergabung dengan mereka. "Maaf Ay, lama ya?" ujar Axcel langsung memposisikan dirinya di samping Farah tak lupa pria itu juga bersikap memanasi dosennya. Terlihat dosen Victor menatap tidak suka akan kehadiran Axcel sekarang.
Siapa yang tidak tahu gosip Axcel mengejar cinta Farah di kampus? Didukung dengan kedekatan keduanya semakin membuat rumor itu semakin merebak di seantero kampus akhir-akhir ini. Farah yang tidak ambil pusing tidak mempermasalahkan rumor dirinya. Toh bagi teman terdekat bahkan Axcel sendiri sudah sangat tahu bahwa Farah tidak bisa menyambut cinta pria tampan itu.
Meishya yang menyadari kedatangan dosen pujaannya semakin giat melakukan tebar pesona ke arah dosennya. Namun, sayangnya Meishya tidak dipedulikan oleh dosen Victor, justru mereka semua bisa menangkap basah dosen mereka yang masih terbilang muda ini terus mencuri pandang ke arah Farah Lee.
'Dih Farah terus yang jadi pusat perhatian para cogan! Pasti karena nama keluarga Kaviandra orang lebih notice dia!!' Meishya mulai merasa Farah ancaman terbesarnya dalam melakukan pendekatan pada dosen pujaan hatinya.
Akhirnya kelas telah selesai semua, Farah dan ketiga temannya keluar area gedung utama menuju pelataran halaman depan kampus bersiap pulang ke kediaman masing-masing.
"Ay, mau bareng ama aku aja gak?" Axcel menawari Farah dengan tatapan penuh harapan. Farah terlihat berpikir dia tidak mendapat kabar dari pengurus Tang, dia sendiri tidak meminta dijemput oleh supir kediaman besar. Dia menjadi pusing sendiri!
"Oke deh!" Farah menggelayut manja di tangan Axcel dan menyetujui ajakan pria di sampingnya. Axcel berbinar senang bukan kepalang dia melebarkan senyumannya.
"Kan, mulai di embat juga nih Si Sad Boy!" ejek Meishya di samping Farah mengolok teman adalah jalan ninja selebgram satu ini.
"Yoi, ternyata kerja keras mengalahkan kerasnya hati huhu~" timpal Ceillyn selalu memanasi hubungan keduanya.
Farah menatap berang kedua teman berakhlaq minus itu, Axcel pun siap memasang badan untuk ayang tercintanya apapun akan dia lakukan, walau jelas terlihat bucit setengah mampus, dia tidak peduli!
Cekiiit!
Keempatnya terdiam saat melihat mobil sport mewah berhenti tepat di hadapan mereka.
"Mampus!" Farah bergumam lirih segera menepis tangan Axcel, seketika wajahnya berubah pucat pasi. "Ternyata aku di jemput, hahaha duluan yaaa!" Farah berujar tergesa setelah melihat mobil yang sudah dia hafal milik siapa.
"Loh, kok bukan Maybach biasanya?" Axcel menyelidik tidak senang dia gagal berduaan dengan Farah.
"Eh i-iya, Kakak lagi senggang dia jemput aku. Ok bye!"
Farah segera melesat menuju bugati hitam yang tadi pagi juga mengantarkannya. Jika sampai kakak sepupunya menunggu dan bad mood hancur sudah dunia persilatan. Farah membuka pintu dan segera masuk setelahnya mobil melaju dengan kencangnya.
"Kakak?" gumam Axcel mencerna kakak yang mana yang dimaksudkan Farah.
"Ya kan di keluarga Kaviandra kakaknya semua, Cel!" jawab Ceillyn yang mencuri dengar gumaman pria di sebelahnya.
Axcel terdiam, selama ia mengenal Farah tidak ada yang menjemputnya sampai membawa supercar bahkan dia tahu mobil barusan merupakan salah satu mobil termahal di dunia. Terlebih harus sampai menepis lengan Axcel kasar sepertinya Farah menyembunyikan sesuatu darinya.
"Atau bisa jadi Kakak ketemu gede dia... Lu bayangin dia bawa Bugati dan elu cuma bawa mobil Ferrari merah sejuta umat itu. Kalaaah jauh brooo!" Meishya tak pernah habis untuk mengolok-ngolok temannya. Rasanya pembendaharaan katanya tidak jauh dari menghina dan mengejek saja.
"Saaad~" ucap Meishya mengerling pada Ceillyn.
"Boy!" imbuh Ceillyn mengerti segera menimpali sahabatnya.
Mereka mengucapkannya dengan nada semakin menjerumuskan perasaan Axcel. Tidak ada yang lebih menyenangkan dari keduanya dalam hal mengejek tuan muda Axcel Luciano. Axcel mendelik tidak suka kemudian meninggalkan keduanya tanpa ingin membuang waktu meladeni ejekan mereka yang semakin di ladeni semakin menjadi.
Sedangkan di dalam mobil bugati hitam milik Keenan, kuda besi itu melaju dengan sangat kencang memecah jalanan ibu kota negara S. Farah mengatupkan bibirnya erat, dia sangat takut kakak sepupunya melihat ia merangkul Axcel barusan, bisa berabe dunianya kelak. Dengan memberanikan diri Farah menatap dan bertanya pada beruang es di sampingnya. "Kok Kakak jemput aku ga ada bilang apa-apa? Untung aku belum sempat masuk mobil temanku!" tutur Farah hati-hati menatap Keenan yang tengah fokus menatap ke depan.
"Aku lupa bilang sama Paman Tang buat jemput kamu!" jawab Keenan sekenanya. "Siapa pria yang kamu gandeng tangannya barusan, hm?!" Akhirnya Keenan sudah tidak ingin menahannya. Dia benar-benar melihat Farah menggelayut manja pada pria itu dan rasanya cukup membuat dia tiba-tiba memiliki emosi berlebih.
"Cie, diam-diam memperhatikan!" Farah menggoda mencoleh tangan kakak sepupunya. "Kakak tenang saja dia temanku, walau terlihat pria tulen tapi sesungguhnya dia melambai!" sahut Farah mendekat dan berbisik seolah tengah menggosip. "Kakak cemburu yaaa~" Farah kembali mencolek tubuh Keenan, kali ini gadis itu mencolek pinggang Keenan.
"Farah Lee!" Keenan memekik dan menangkap tangan sepupu degilnya.
"Aaaawww sa-kiit!" Farah merintih.
"Salahmu!" ujar Keenan datar. Namun, dengan cepat pria itu mengusap jemari Farah dan mencium ujungnya membuat gadis itu seolah tersengat arus listrik pendek.
Farah mengatupkan bibirnya rapat. "Kita mau kemana?"
Farah menyadari dia tidak melalui jalur menuju kediaman Kaviandra atau pun kembali ke Condo Royal. Denyut jantungnya berpacu tidak beraturan, dia mencoba mengalihkan suasana mereka sekarang. Tangannya masih digenggam oleh kakak sepupunya. Keenan bahkan tengah menji-lat perlahan seluruh jemari lentingnya.
"Kaaak!" Farah merengek mencoba menghentikan apa yang dilakukan Keenan. Tubuhnya meremang dan bergetar tidak karuan.
"Kenapa, hm?" Keenan berbalik menatap gadis tengilnya.
"Terus aja godain aku, tapi di akui jadi wanitanya kagak!" sungut Farah menjawab pertanyaan singkat pria di sebelahnya. "Kakak mau aku panggil pria cabul, hah?!"
Cekiiit!
Bug!
Farah kembali terlonjak karena aksi Keenan menghentikan mobilnya tiba-tiba. Beruntungnya tidak ada siapapun di depan maupun belakang mobil mereka. "Kakaaak!"
"Kau bilang apa barusan?" Keenan mendekat dan menatap tajam Farah dan mengabaikan pertanyaan sebelumnya.
"Kakak c-a-b-u-l sukanya cium aku tapi ga mau jadi pacar aku!" ujar Farah berani membalas tatapan tajam Keenan.
Keenan terkekeh dia kembali menjalankan mobilnya. 'Ini semua padahal ulahnya, gara-gara dia aku secabul ini!' umpat Keenan dalam hati tidak terima di beri panggilan pria cabul oleh adik sepupunya.
--- To be continue ---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments