Di balik pintu kamar, Farah memegang dadanya erat, debar jantungnya berpacu begitu cepatnya. Dia membenturkan tangan di kepala berulang kali. "Farah Lee bodoh, apa yang kamu lakuin barusan?!"
Farah mengatupkan bibirnya erat, dia mencoba mengatur pernafasannya agar dirinya kembali tenang. Dia takut kakak sepupunya berpikir dia sedang menggodanya. Farah tersadar, dia kembali bangkit dan bergegas menggunakan pakaian menyusul Karen segera sebelum wanita itu mencercanya karena terlambat.
Ceklek!
Keenan memasuki ruangan entertain yang terbilang cukup luas. Keluarga Kaviandra memiliki bioskop sendiri. Keenan sudah bisa melihat Karen yang telah menyalakan film yang ingin dia tonton. Gadis itu juga sudah memeluk satu buket popcorn besar di dalam pangkuannya.
Bruk!
Keenan mendaratkan tubuhnya segera di samping adiknya, dia juga mengambil popcorn milik Karen tanpa meminta izin lebih dahulu.
"Dih, ambil sendiri sih kak, ini punyakuuu!" Karen menarik menjauhkan popcorn miliknya dari jangkauan tangan kakaknya.
"Ya elah, gitu aja pelit!" Keenan kembali mengapit wajah Karen dengan satu tangan kanannya. Dia begitu gemas pada Karen, tak lupa dia mencium pipi Karen lekat tepat saat Farah memasuki ruangan.
Farah terdiam sejenak, rasa khawatir sebelumnya berganti menjadi cemburu tak beralasan. Dia bergegas mengambil posisi duduk di sebelah Karen. Tanpa disadari siapapun Keenan mendelik memperhatikan Farah.
Bruk!
"Lu lama bener abis ngapain?!" rutuk Karen berbalik menatap Farah menyelidik, setelah mendorong tubuh Keenan yang menempel barusan.
"Semedi," sahut Farah lirih menatap layar.
Farah merasa dirinya seperti tengah diawasi seseorang. Dia mencoba berbalik perlahan, apa mungkin Keenan yang mengawasinya?
DEG!
Benar saja, Keenan tengah menatap Farah. Saat ini mereka tengah sama-sama menghindar, kedua netra mereka saling beradu pandang sekilas. Tak menunggu lama, ketiganya mulai menyaksikan film, sesekali sudut mata Farah justru mencuri pandang kearah seseorang yang sudah menjadi tambatan hatinya sedari lama.
Farah memakan popcornnya perlahan dengan terus mengembangkan senyum tipisnya. Dia begitu rindu akan Karen, tetapi dia jauh lebih merindukan keberadaan Keenan. Walau keduanya tinggal di satu negara, Keenan tidak pernah pulang ke kediaman besar. Pria itu hanya akan pulang jika ibunya meminta, Farah begitu rindu melihat sorot mata Keenan yang tajam menusuk penglihatan dan menembus jantungnya.
'Wajahnya selalu terlihat tampan dari sudut manapun! Bagaimana aku tidak tergila-gila dengannya?!'
Bagi Farah, Keenan adalah super hero kebanggaannya. Keenan mengulurkan tangan membantu keluarga Lee di masa tersulit mereka. Jika bukan karena Keenan, adiknya Daniel mungkin tidak akan mendapatkan perawatan khusus dalam pengobatan jantung bawaannya. Farah sudah mengagumi Keenan sejak pertama kali dia bertemu dengannya. Watak Keenan yang dingin justru menjadi tantangan tersendiri. Farah menilai, karakteristik dingin dan angkuh kakak sepupunya justru menjadi nilai plus. Hal yang dia pelajari dari komik romansa yang sering dia baca, tipe pria seperti itu akan menjadi pria yang paling setia. Farah tidak mempersoalkan jarak usia mereka yang terpaut cukup jauh. Tahun ini Keenan sudah memasuki usia 28 tahun, sedangkan Farah, gadis itu baru menginjak usia kepala dua.
Farah mengulumkan senyuman di wajah jelitanya. Dia kembali ingat cita-citanya, cita-cita yang akan membuat orang yang mendengarnya mengatakan dirinya aneh. Dia tidak mempermasalahkannya, yang jelas mimpinya adalah menjadi wanita satu-satunya di hati Keenan. Dia berharap, suatu saat nanti Keenan akan menyadari perasaannya.
Farah berbalik mencoba kembali mencuri pandang pada pria incarannya. Naasnya, pria itu sedang memperlakukan adiknya seolah pacarnya. Farah kembali merasakan hatinya terbakar api cemburu, dia juga merasa seperti orang ketiga yang berada dalam hubungan kisah keduanya.
Farah terus merutuk dalam dirinya, mengumpat dan bermonolog dalam diri adalah jalan ninjanya. Farah tidak bisa fokus pada tayangan di hadapannya, dia terlalu sibuk merasa cemburu pada Karen yang di perlakukan bak pasangan oleh kakaknya sendiri, Farah tengah iri saat ini!
'Kasian banget ya yang jadi cewek Kak Keenan nanti, dia bakalan bersaing dengan adik sendiri. Bagi Kakak, Karen will be the number one priority!'
Farah menyadari Karen tengah tertidur dalam dekapan Keenan. Lagi-lagi Farah hanya bisa membuang wajahnya. Inginnya dia segera keluar, tapi tubuhnya terlalu lemas saat ini. Farah kembali mendelik saat Keenan dengan sigap menggendong adiknya.
"Kamu tidur juga, ini sudah cukup larut!"
Deg!
Farah mendongak tidak berkedip menatap Keenan yang baru saja mengajaknya berbincang. Tak disangka Keenan akan memberikan perintah yang seolah bentuk perhatian padanya.
"Tapi, filmnya belum selesai Kak!" sahut Farah memiliki kekuatan menghardik perintah kakak sepupunya.
Keenan tidak merespon apa yang jadi jawaban Farah. Namun, Farah bisa mendengar decakan lirih dari mulut kakak sepupunya sebelum tubuhnya beranjak keluar membawa Karen.
"Huh!" Farah meluapkan emosinya setelah Keenan menghilang. "Kok, makin kesini aku makin gak rela keduanya makin mesra!"
Farah mencoba tidak perlu mengambil pusing, lebih baik segera menyelesaikan menonton kemudian dia juga akan kembali ke kamarnya.
Tanpa di duga, adegan yang kini ditonton Farah sedang menunjukan adegan kedua pemeran utama melakukan kiss scene. Farah menelan ludah. "Untung kakak─"
Glek!
Farah membatu dengan mata membulat seolah akan keluar dari tempatnya. Saat berbalik membuang wajah dia justru berhadapan dengan wajah Keenan. 'Sejak kapan Kakak disini?'
"Kakak siapa yang kamu bicarakan?"
Deg!
Farah sudah mengeluarkan keringat dinginnya, semua kalimat tertahan di esofagus tak mampu keluar. Keenan menoleh sejenak pada layar yang masih menunjukan adegan adult konten. Giliran dia yang mulai gelisah, entah bagaimana dia langsung mengingat tampilan Farah sebelumnya yang hanya mengenakan handuk menutupi tubuh indahnya.
"Aku menyuruhmu tidur, mengapa tidak menurut?!" Keenan kembali menoleh menatap tajam adik sepupu tengilnya.
"M-maaf Kak, habis─" Tubuh Farah beringsut sampai batas sofa, dia kesulitan melengkapi kalimatnya. Keenan tengah beringsut memojokkan dirinya.
Farah merasa udara di sana mendadak turun drastis. Farah seperti melakukan perjalanan teleportasi ke bulan, dia juga merasa melupakan memakai pakaian astronotnya mengakibatkan dia kesulitan bernafas!
Keenan mulai memindai tampilan Farah dengan cepat. Ini adalah pertama kalinya, Keenan sedekat ini dengan adik sepupunya. Jakunnya naik dan turun saat melihat tampilan kasual Farah yang ternyata mampu membangkitkan hasratnya. Farah hanya mengenakan kaos oversize favorit dipadukan dengan hotpants yang mengekspos kulit mulus kedua paha dan kaki jenjangnya. Kulit yang pulih mulus bak pualam memberikan daya magnetis pada tubuh Keenan sekarang. Sekuat tenaga Keenan menahan tangannya untuk tidak menyentuh tubuh adik sepupunya.
"Kamu sengaja menggodaku terus ya Farah Lee?!" bisik Keenan mengangkat dagu Farah dengan tangannya perlahan.
Ingin rasanya Farah menjerit saat tangan kakak sepupunya menyentuh kulit wajahnya.
"M-mana m-mungkin!" Farah menghardik terbata, dia sungguh tidak tahu harus senang atau takut sekarang ini, tubuhnya terlalu lemas untuk kabur.
'Kabuur?! No way... Kapan lagi bisa berduaan dengan Si Balok Es ini?! It will be the best day in my life!!' batin Farah bermonolog masih menghindari tatapan netra Keenan yang sudah menusuk jantungnya.
Farah sudah beringsut tepat di ujung sofa, Keenan semakin gencar memojokkan tubuhnya. Ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Pria yang di panggil kakak itu sudah meraih tengkuk leher Farah dan mendekatkan jarak keduanya. Farah sempat terkejut, tapi respon tubuhnya justru diluar prediksinya. Mata Farah memejam, dia berpikir Keenan akan mendaratkan sebuah ciuman.
Deru nafas segar Keenan tengah menguar di indra penciumannya, bahkan hangat hembusan yang menyapa wajahnya semakin membuat Farah sendiri bahkan lupa caranya bernafas!
Keenan masih terus menyelidik tiap inci wajah Farah. 'Mengapa aku sungguh tertarik denganmu saat ini?!'
Keenan menatap bibir mungil Farah yang sudah memucat. Pria itu tiba-tiba begitu menginginkannya.
Cup~
Keenan berhasil mendaratkan bibirnya, sudah tidak ada batas lagi antara wajahnya dengan wajah adik sepupunya. Jangan tanya bagaimana kondisi jantung dan psikologis Farah saat ini. Ingin rasanya dia pingsan saking tidak bisa dipercaya apa yang sedang terjadi pada dirinya saat ini. Keenan tak urung melepaskan kecupan bibirnya. Dia justru mencoba menekan bibirnya lebih dalam. Dia merasa bingung bagaimana seharusnya, ini adalah ciuman pertama bagi keduanya.
Tangan Keenan mengusap lembut tengkuk leher Farah dan menyapu anak rambut di sana. Rasa sentuhan itu mengalirkan berjuta-juta arus listrik di dalam tubuh Farah. Keenan mulai mengandalkan insting alami tubuhnya. Dia mulai mencoba memagut bibir bawah Farah, perlahan terus menyesap lembut bergantian atas dan bawah. Setelahnya, dia mencoba dengan lidahnya. Pria itu melesakkan lidahnya perlahan, dan mendorong bibir Farah untuk terbuka. Gadisnya sungguh bisa di ajak kerja sama dengan baik. Perlahan Farah membuka mulutnya, Keenan langsung mengeksplorasi rongga mulut adiknya tanpa menunggu lama.
Entah keberanian dari mana, kedua tangan Farah sudah merangkul di bahu Keenan. Kepala mereka saling bergerak tidak beraturan kiri dan kanan mencari kenyamanan. Mereka resmi bertukar saliva, Farah sedikit mengerti dan membalas pagutan Keenan. Pria itu merasakan sekujur tubuhnya menegang, bahkan adik juniornya ikut menggeliat!
Keenan menjadi semakin liar, bunyi decap peraduan tautan keduanya terdengar. Keenan semakin gila dengan hasratnya, dia semakin menekan tubuh Farah agar terlentang, pria itu bergeser menjadi di atas tubuh Farah, Keenan memposisikan diri menindih dan menggerakkan bagian intimnya.
Farah tersentak, dia tersadar akan alarm tanda bahaya. Farah mendorong tubuh Keenan sekuat tenaganya. Beruntung sekali tubuhnya terlepas dari kungkungan Keenan. Farah berusaha mengakhiri aktivitas panas mereka sebelum terlambat, dia terengah dengan tatapan sendu jelas terbaca oleh netra Keenan yang sedang kecewa.
"M-maaf Kak, aku akan segera tidur sekarang juga!" Secepat kilatan cahaya Farah berlari menuju pintu keluar dan lenyap dari pandangan Keenan. Apa Keenan emosi? Tentu saja!
"Heh, Farah Lee, kamu sungguh berani mempermainkanku!" Keenan menyeka bibirnya yang basah dengan seringai penuh arti. Di saat gairahnya hampir memuncak wanita itu dengan seenaknya meninggalkannya, hanya Farah yang berani melakukannya.
--- To be continue ---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Sebenarnya gimana perasaan Keenan ke Farah,gengsi tapi membutuhkan..
2024-04-12
0