Paman Tang kembali dilanda perasaan gelisah, pasalnya dari ruangan tuannya terdengar keributan sesaat namun menjadi kembali sunyi. "Kok senyap ya? Farah juga belum ada keluar ruangan. Apa mereka baik-baik saja? Haish," Paman Tang menatap ke arah ruang kerja tuannya yang berada di lantai dua.
Di ruang kerja Keenan sendiri, keduanya masih saling bertautan mesra. Ciuman panas mereka semakin kesini semakin kesana. Kecupan bibir penuh Keenan perlahan turun berpindah menuju bawah leher gadis tengilnya. Farah mendongak dengan tetap menutup kedua matanya erat, seolah tengah menikmati semua sentuhan Keenan padanya saat ini.
Tangan Keenan kembali bergerilya menyentuh setiap inci bagian tubuh Farah. Lenguhan lirih Farah tak kuasa dia tahan, hal itu membuat gejolak hasrat Keenan semakin menjadi. Keenan kembali memberikan tanda kepemilikan di leher jenjang adik sepupunya.
"Kamu sangat berani membuatku seperti ini, Farah!" Keenan berujar lirih menghentikan kesenangan mereka.
Keduanya sama-sama terengah dan mengatur pernafasan serta debar jantung mereka yang seirama sekarang. Dengan tidak tahu malu Farah kembali berbuat ulah menyentuh perlahan rahang tegas pria yang masih memangku tubuhnya. "Maafkan aku lancang, aku menyukaimu Kak!"
Keenan terpaku dengan pengakuan gadis tengilnya, debar jantungnya seperti abnormal. Tidak pernah dia merasa berdebar seperti ini sebelumnya. Bahkan perasaannya ini jauh lebih membingungkan jika dibanding dengan situasi saat dia ditodong ratusan senjata api musuhnya.
"Aku mencintaimu Keenan Kaviandra!" Farah kembali mencuri start, perlahan namun pasti dia berujar di hadapan kakak sepupunya dengan raut wajah seriusnya. Farah mengusap perlahan wajah Keenan, dia juga mendekatkan wajahnya dan mencuri ciuman sekilas dari bibir penuh Keenan yang masih terasa basah di permukaan kulit bibirnya.
DEG!
Kalimat singkat itu benar-benar menghentak jantung dan kejiwaan Keenan. "Kau bocah ingusan tahu apa tentang cinta, hm?!" Keenan mendorong sedikit tubuh Farah dan mendongakkan wajah gadis tengilnya.
"Aku memang tidak tahu apa-apa. Ini pertama kalinya aku jatuh cinta dan mengutarakannya." Farah berujar sendu membuat Keenan semakin terlihat gelisah entah dikarenakan apa.
"Heh!" Keenan tidak ingin Farah menyadari kegelisahannya, dengan cepat Keenan kembali menghantam kejiwaan Farah. "Kamu sangat tahu jawaban apa yang akan aku berikan untuk gadis sepertimu?"
"Yeah," Farah menyahut cepat. "Tentu saja aku tahu Kakak akan menolakku, selain status anak angkat yang melekat di tubuhku, aku juga tahu diri, siapa diriku yang berani mengharapkan Kakak!" Farah menatap tajam Keenan. "Aku sungguh lega, aku akhirnya bisa mengatakan perasaanku yang sesungguhnya sekarang!" Farah melebarkan senyuman manisnya. "Akan sangat aneh jika Kakak menerima perasaanku begitu saja, haha!"
DEG!
Kembali jantung Keenan bak dihantam benda keras, sejatinya Farah hanya melontarkan kalimat sederhananya. Namun, bagi Keenan itu adalah mantra yang selama ini tidak pernah dia dengar dari wanita manapun yang berani menyatakan perasaan kepadanya. "Mulutmu sungguh manis, Baby!"
"Mulutku memang manis, buktinya sudah berkali-kali Kakak menyesapnya!" Farah menggoda menatap Keenan dengan raut mengejeknya.
"Shiiit Farah!" Keenan menarik kembali tengkuk leher gadis tengil penggodanya. Dia memagut dengan cepat bibir Farah yang masih membengkak namun begitu menggoda. 'Dia benar, bibirnya terasa seperti opium! Menyiksaku tapi sungguh candu~'
Farah merasa Keenan sendiri memiliki perasaan padanya, tidak mungkin pria besar itu hanya mengincar tubuhnya tanpa ada perasaan di dalam hatinya. Farah menyambut dengan suka cita pagutan prianya, dia kembali melingkarkan kedua tangan di belakang tubuh Keenan. Semakin lama keduanya semakin terbakar gairah hasrat terlarang mereka. Keenan sudah hampir kehilangan akal sehatnya, tubuh bagian bawahnya mulai merasakan turn on, dengan tanpa sadar Keenan menggerakkan pinggulnya di pusat tubuh Farah.
Farah tersentak dan menyadari tanda bahaya, sekuat tenaga dia mendorong tubuh kakaknya yang seolah akan bertindak jauh.
"Kak!" Farah berusaha kembali menyadarkan pandangan gelap Keenan.
Keenan menghentikan aktivitas memburunya, mata merah nyalangnya menandakan dia tidak menyukai aksinya di hentikan Farah.
"Kakak menolakku, jadi jangan berlebihan!" cicit Farah menekan.
"Hah!" Keenan tersadar, dia mendongakan wajahnya. Dia seperti sudah gila rasanya. "Kamu sungguh berani mengaturku?"
"Aku mana berani!" Farah mengatur debaran jantungnya, dia semakin tidak ingin mundur.
"Maka dari itu, patuhlah padaku!" Keenan menatap tajam kedua netra Farah. "Mulai saat ini dan seterusnya, bibirmu milikku seorang!" Keenan menekan bibir Farah dengan bibir penuhnya. "Tubuhmu juga hanya boleh aku yang menyentuhnya!" Keenan beringsut pindah mencium leher Farah yang mengeluarkan wangi semerbak.
Farah melenguh sejenak namun mendorong cepat sebelum terlambat. "Apa hak Kakak mengaturku? Kakak bukan priaku!"
Farah bangkit segera, tubuhnya terasa panas padahal pendingin ruangan sudah di setel dengan suhu dingin. Keenan mengeraskan rahang tegasnya, dia menyeringai dengan tingkah adik sepupunya yang mulai menunjukkan taringnya.
"Kamu mau kemana!" Keenan ikut bangkit saat Farah mulai membuka gagang pintu.
"Pulang! Bukankah aku tidak diterima disini?"
Keenan berjalan cepat mendekati gadis pencuri perhatiannya. "Selama tidak ada izin dariku, kamu tidak akan pernah keluar dari kediamanku!"
Sudut bibir Farah terangkat tanpa sepengetahuan Keenan, misinya perlahan berjalan sesuai dengan rencananya.
"Maksud Kakak?" Farah berpura-pura tidak mengerti. "Apa Kakak mengijinkan aku tinggal disini?" Farah kembali memastikan jawabannya serupa dengan jawaban kakaknya.
"Hm!" Keenan menyahut dengan satu deheman dinginnya.
"Aku juga diperbolehkan tidur di kamar Kakak?" Farah mendekat menggoda Keenan.
"Terserah!" Keenan menjawab dengan membuang wajah, Farah menyadari telinga kakak sepupunya memerah.
Farah tidak percaya dengan apa yang ia lihat barusan. Dia semakin berulah terhadap pria pujaan hatinya, memekik bahagia memeluk erat kakak sepupunya dan mencium pipinya sekilas. "You're the best person that I have!"
[ Kamu adalah seseorang yang terbaik yang aku punya! ]
Farah beringsut mundur dengan wajah yang ceria, dia keluar ruangan seperti membawa piala kemenangannya. Keenan terpaku dengan penampakan yang terjadi begitu cepat itu.
"Haish!" Keenan mengusap kasar wajahnya. " Haiish!!"
Keenan semakin gelisah, dia berkacak pinggang berjalan mondar-mandir. "Farah Lee, kamu gadis tengil menyebalkan!"
Waktu bergulir dengan cepat, malam harinya Keenan perlahan menuju kamarnya. Dia memeriksa gadis tengil si pembuat keonaran yang berhasil memporak-porandakan hatinya tidak menentu sekarang ini. Senyum lebarnya terpetakan jelas di wajah tampan walau dalam keadaan lelahnya. Keenan duduk di tepi ranjang, dia menyentuh wajah gadis kecilnya. "Apa yang harus aku katakan pada keluargaku tentang kelakuanmu, tengil?!" Keenan berbisik lirih dan mencium kening gadisnya mesra.
Setelah hari itu, Keenan memutuskan untuk menjauh dari Farah. Dia memerintahkan Sam merapikan penthouse lainnya. Sam merasa curiga pada kelakuan tuannya yang tidak seperti biasanya. Walaupun properti tuannya dimana saja. Tapi, pria itu tidak pernah sekalipun berpindah dari Condo Royal seperti sekarang.
"Apa saya melewatkan sesuatu Tuan?" tanya Sam kepo, dia merasa gemas dengan kelakuan tuannya yang terlihat seperti depresi.
"Kepo!" Dengan cepat Keenan menjawab acuh sekenanya pertanyaan asistennya yang bagai ibu-ibu komplek banyak ingin tahunya. "Apa ada pergerakan dari Black Shadow?" Keenan mengalihkan perhatian Sam yang mulai terlihat mencurigainya.
Sejujurnya Keenan membutuhkan seseorang untuk bisa bertukar pikiran dengannya. Hanya saja Keenan terlalu gengsi melakukan itu, apa jadinya jika Sam mengetahui bahwa Farah mulai mendominasi isi kepalanya saat ini?
Sam mengangguk mengerti dengan pertanyaan tuannya, dia mulai menceritakan apa saja yang sedang dilakukan anak buahnya. Sam mengatakan tim yang diketuai oleh Ben, kehilangan jejak tuan Don beserta tuan Liem yang hampir saja mereka dapatkan di klub malam beberapa hari yang lalu.
Keenan tiba-tiba merasa buntu kali ini, di tengah padat jadwal bisnis atas dan bawahnya, sisi lain hatinya begitu merindukan gadis tengilnya. Keenan tidak percaya, dia merindukan suara berisik Farah yang dengan mudah membuat kepalanya sakit kepala. Baru beberapa hari dia tidak menemui gadis itu, Keenan merasa ada yang hilang dalam dirinya. Sam terus mengoceh pasal pekerjaan, dia tidak menyadari bahwa tuannya tidak memperhatikannya. Sam tersadar saat dia selesai, tuannya tidak langsung menanggapi atau memberi perintah cepat seperti biasanya.
"Apa Tuan ingin kembali ke Condo?" Sam menebak kemana pikiran Keenan sekarang.
"Ya, sudah lama aku tidak kesana!" Keenan bangkit setuju dengan ucapan terakhir asistennya. "Jangan lupa, siapkan pakaian Farah seperti biasanya!" Keenan kembali memberi perintah dengan so cool-nya membuat Sam membuka mulutnya lebar, dia tidak percaya bahwa tuannya benar-benar bertingkah aneh pada adik sepupunya.
--- To be continue ---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
Jack Sparrowe
semangat Farah!
2023-08-27
1