Seminggu kemudian...
Farah melewati harinya seperti biasanya, sepupunya telah kembali ke NY sana dan Keenan juga tidak menunjukan dirinya kembali. Farah merasa begitu bosan, perkara dia dan sahabatnya Axcel, dia beruntung. Pria itu menepati janjinya untuk tidak menceritakan pada siapapun atau mengekspos di media sosialnya.
"Ay, mau makan apa?"
Axcel bertanya mesra seperti biasa pada wanitanya yang kini tengah sibuk berpikir.
"Hmm,"
Farah tengah menyelidik dari stand makanan satu ke yang lainnya. Kedua teman yang lain ikut serta memindai makanan apa yang akan mereka pesan untuk break siang yang terik ini.
"Gue fish and chips aja deh, minumnya rootbeer!" Farah telah memutuskan menatap Axcel dengan kerlingan manja membuat hati Axcel berbunga-bunga.
"Oke Ayaaang, siap!" sahut Axcel semangat bersiap beranjak dan memesan apa yang wanitanya inginkan.
"Eits, lu maen nyelonong aja, gue pesen sama ama pesenan Ayang lu!" sungut Ceillyn menghentikan Axcel dengan menarik lengannya yang terlihat padat dan kokoh. Tidak sesuai dengan sikapnya yang terlihat melambai.
"Gue salad sayur mix meat extra mayo, minumnya teh chamomile!" timpal Meishya menunjukan jari telunjuk di hadapan Axcel bak nona muda yang menyuruh pelayannya.
"Excuse me, gue bukan pelayan ladies!" umpat Axcel kesal tidak terima dengan kelakuan kedua teman wanitanya.
"Dih, kan sekalian sih... Dah nanti Ayang Farah nunggu, liat tuh dia lapar!"
Ceillyn mendorong tubuh Axcel agar bergegas, Farah menatap dengan kekehan, dia menunjukan fingerheart ke arah Axcel membuat pria itu terpana dan akhirnya luluh juga. Sebucin itu Axcel pada Farah Lee.
"Beruntung Ayang gue yang minta!" Dengan kesal Axcel meninggalkan ketiganya.
Setelah kepergian Axcel keduanya langsung memberikan tatapan wajah penasaran mereka pada sahabatnya yang masih terlihat santai saja.
"Kenapa sih lu ga terima aja si Axcel?!" cicit Ceillyn memulai percakapan.
"Yoi, lu kan tahu dia itu kan penerus kerajaan produk kecantikan Lucifer di Negara kita ini!" timpal Meishya tak kalah menggoda. "Apalagi yang kurang dari doi, coba?!" sambungnya bersedekap menatap tajam Farah.
"Ganteng!"
"Hm!"
Ceillyn ikut memprovokasi memeriahkan suasana.
"Kaya!"
"Hemm!"
"Bucin!"
"Absolutely!"
Meishya dan Ceillyn saling sahut-menyahut memprovokasi Farah. Sedangkan yang sedang dipanasi terlihat biasa saja tidak tertarik seperti sebelumnya.
"Emang sih rada lebay, tapi lu pasti beruntung banget dapet dia!" tutur Meishya masih terus membantu Axcel untuk mendapatkan hati Farah.
Farah melayangkan senyum culasnya, dia jengah juga setiap saat pembahasannya akan selalu sama. Temannya akan berusaha mencomblangkan dirinya denagn Axcel. "Aku sudah menyukai pria lain, oke?" tukas Farah membungkam mulut kedua temannya.
"Jika diantara kalian menyukai Axcel, silahkan pepet sedari sekarang aku dukung!"
Keduanya membuka mulut dengan lebar dan saling pandang.
"Who?!" pekik keduanya berbarengan.
"Ayaaang!"
Farah beruntung Axcel telah kembali dengan membawa nampan berisi rootbeer mereka dan menghentikan pertanyaan horor dari kedua temannya yang kini berwajah masam atas kedatangan Axcel yang sangat cepat. Farah mendekat dan membantunya menghidangkan minuman mereka.
"Thanks, Cel!" sahut Ceillyn merenggut.
"Hmm." ketus Axcel.
"Gue kadang suka mikir sih, lu tuh kalo ke kita dingin banget, tapi ngomong ama Farah kek kelainan jiwa!" sosor Ceillyn sebal dengan sikap pria satu-satunya di geng mereka yang terkadang terlihat banci perempatan depan Farah tapi aslinya dia tuan muda dingin saat wanitanya tidak ada.
"Buat dapetin Farah sampai segitunya kah?!" Meishya yang terkenal ceplas-ceplos dengan kata sarkas dan tindakan yang seenaknya membuat situasi kembali memanas.
"Maksud lo?!" hardik Axcel menatap tidak suka ke arah keduanya.
"Ya kau tengok lah, manggil Farah pake sebutan Ayang, nadanya manjalita kek banci perempatan, tapi aslinya lu ga gitu kan sebenernya?!" sungut Meishya.
"Heh, lu kalo ngomong di jaga JERK!!" maki Axcel emosi bangkit dari kursinya menantang Meishya.
"Hei!" Farah bangkit mencoba melerai. "Dah sih, kalian berdua gak usah godain Axcel, dan kamu Axcel gak perlu emosi. Aku lapar, kita makan sekarang!" Farah menunjuk masing-masing mereka dengan nada serius membuat ketiganya terpaku sejenak.
'Farah, apa yang harus aku lakukan demi mendapatkan perhatianmu sayang? Semua bahkan bisa menilai aku hanya menipumu seperti ini.'
Axcel tersenyum pedih menatap Farah dan menurutinya. Dia kembali duduk tenang di kursinya, setidaknya Farah masih mau merangkulnya sekarang setelah seminggu berlalu Farah menunjukan sikap menjaga jarak karena ciuman di klub kala itu.
***
Skyline Dome Club, 09.00 PM.
Keenan dan kelompoknya telah berada di salah satu klub terbesar di kotanya. Disini juga terkenal dengan tempat yang bebas melakukan transaksi apapun. Termasuk transaksi obat-obatan terlarang bahkan bisnis prostitusi pun sudah tak asing lagi di masyarakat setempat.
Lantas bagaimana dengan pihak berwenang dan penegak hukum negara? Tentu saja diam, karena sebagian besar mereka yang terlibat mendapatkan suntikan dana dari salah satu mafia jaringan hitam yang sampai saat ini namanya tidak bisa diketahui dan tertutup rapat.
Skyline merupakan klub malam dengan fisik bangunan yang terlihat cukup luas terdiri dari dua lantai. Normalnya masyarakat awam melihatnya seperti itu, tetapi bagi pelaku kejahatan pasar gelap area underground yang terletak jauh di bawah setelah area basement terdapat ruangan yang sering digunakan untuk bertransaksi ilegal bagi kelompok tertentu.
"Mr. Jiems!"
Suara pria paruh baya terdengar nyaring menyambut seseorang. Dia bangkit dari tempatnya merentangkan kedua tangan bersiap melakukan penyambutan.
"Mr. Liem!"
"Senang sekali bertemu dengan anda, bahkan sampai membawa salah satu eksekutor terbaik Mr. Black sungguh sebuah kehormatan besar!" sahut sang tamu dengan wajah cerahnya.
"Tentu saja, anda merupakan klien utama Huateng Group, sudah sewajarnya kami memberikan penyambutan yang istimewa."
Keduanya beranjak menempati tempat duduk mereka dan bersiap melakukan transaksi bisnis yang sebelumnya telah direncanakan. Mr. Liem menatap salah satu anak buahnya dan memberikannya isyarat, menginstruksikan mengerjakan apa yang harus dilakukan.
Brak!
Salah satu anak buah tuan Liem menaruh koper hitam yang beristri barang yang sedang mereka jual-belikan. Tuan Liem membukanya sendiri dengan menggunakan kata sandi, setelahnya memperlihatkan isi di dalam koper. "Ini barang terbaru kami yang sudah disempurnakan Mr. Jiems!"
Mr. Jiems mengangkat sudut bibirnya, beliau juga memetakan smirk di wajah tegasnya, walau sudah berumur kepala empat namun kharismanya membuat semua orang terpesona akan sosoknya. Dengan perlahan dia mengambil isi dalam koper yang merupakan dua buah tube kecil yang berisi cairan sejenis vaksin.
"Mengapa menjadi dua? Y dan XY? Lalu kemana X?" Kening Mr. Jiems mengerut sejenak, pasalnya bukan kedua benda ini yang dia inginkan.
"Vaksin Y adalah senjata terbaru kami, X sudah tidak di produksi lagi oleh Tuan kami. Meski begitu, XY adalah kombinasi terbaik yang memiliki efek jauh lebih baik dari senjat sebelumnya."
Keduanya kembali saling melemparkan seringai, berakhir dengan tawa yang pecah menggema di ruangan kecil berukuran 3x3 meter saja.
"Aku akan menjelaskan sedikit tentang kegunaan kedua virus ini." Tuan Liem mendekat dan kembali memegang tube bertuliskan Y dari tangan pelanggannya.
"Jika virus X langsung bekerja pada fungsi kinerja jantung, maka Y lebih luas lagi. Inti virus Y adalah implamasi dari X yang gagal. Dia akan membuat sistem motoris seseorang terganggu. Bagi penderita auto imun, menggunakan virus Y akan langsung membuat penderita lumpuh selamanya!" Tuan Liem mengembalikan tube virus pada tempatnya dengan seringai. Dia kembali mengambil tube yang lainnya.
"Sedangkan XY, virus ini gabungan... Dengan kata lain, selain mengantarkan nyawa langsung ke pintu Neraka, mereka yang mengkonsumsinya lebih memilih mati di banding hidup!"
"HAHAHAHA!" Riuh tawa kembali saling bersahutan antara tuan Liem dan klien mereka.
Mari kita mengenal sekilas mengenai biografi kedua orang yang bertransaksi disana, tuan Jiems disinyalir merupakan salah satu pelaku kejahatan yang bekerja sama dengan salah satu mafioso di negara yang terkenal dengan menara pisanya, sedangkan tuan Liem adalah kepala bagian pemasaran dari kelompok organisasi hitam bernama Black Shadow.
Tanpa mereka sadari bahwa bahaya tengah menintai. Keenan dan anak buahnya sedang melakukan persiapan untuk mengganggu transaksi mereka. Pria itu bersiap dengan energinya dan langsung mengaktifkan EYES yang langsung tersinkronkan dengan matanya. Dia juga mengeluarkan mikrobot berjenis laba-laba, mikrobot itu memiliki kemampuan berkamuflase dan memberikannya rekaman kejadian yang direfleksikan ke tempatnya.
Keenan tengah memindai gedung utama, tanpa waktu lama dia bisa menembus area terlarang dengan sistem yang sudah disinkronkan dengan dirinya. Dia bisa mendapatkan posisi dimana transaksi berada. Keenan segera mengintruksikan anak buahnya.
Asisten pribadinya Sam di mandatkan menjaga area luar klub dan mengeluarkan warga sipil yang berada di klub jika muncul hal yang tak terduga. Keenan membagi pasukannya, satu yang akan menemaninya, sisanya membantu Sam di luar gedung.
Bug... Brak... Bug...
Sam memberikan jalan untuk tuannya, dia menghabisi pengawal yang berjaga di tempat yang akan di datangi Keenan. Keenan berjalan dengan tangan kosongnya, Ken dan Ben lah yang bertugas membersihkan jalan dari penjahat yang menghalangi langkah mereka saat ini.
Bug!
Keahlian bela diri dan strategi penyerangan di butuhkan disini. Tanpa perlu waktu lama bahkan dalam kesunyian kelompoknya telah menghabisi penjaga diluar kawasan. Gerakan tangan Keenan menginstruksikan kembali kesemua anak buahnya untuk menempati posisi aman mereka. Keenan bersembunyi dibalik pilar ruangan dengan membuka penglihatan dari robot pengintainya yang tengah merefleksikan kondisi di dalam ruangan menggunakan EYES miliknya.
"Selanjutnya seperti biasa, anda perlu kelinci percobaan bukan?" Tuan Liem kembali duduk di tempatnya, dia menyalakan cerutu besarnya. Tak lama kepulan asap tebal membumbung tinggi setelah tuan Liem meniupnya perlahan. "Menggunakan obat XY membuat anda lebih yakin akan efek yang dihasilkan. Seseorang yang tidak memiliki imun yang cukup kuat maka pintu neraka terbuka lebar!"
Keenan tengah fokus mendengar percakapan para bandit yang berada dalam ruangan. Terdengar tuan Jiems memuji maha karya Mr. Black, pria besar itu yang telah menciptakan senjata biologis. Senjata yang akan digunakan untuk kepentingan peperangan antar organisasi jaringan hitam, politik serta perebutan kekuasaan. Suara tawa keras kesemuanya terhenti saat salah satu orang menarik pematik glock miliknya dan menodongkannya ke arah Mr. Jiems.
Kraaak!
"Selanjutnya, mana yang anda janjikan Mr. Jiems?!" Salah seorang anak buah terbaik milik Mr. Black tengah menodongkan senjata miliknya ke hadapan klien mereka.
"Hei!" pekik Mr. Jiems terkejut. "Tenang Tuan Azlan, mengapa anda begitu serius?!"
DOR!
--- To be continue ---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments